Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Selamat Pagi, Bu Yani (Karya Tri Astoto Kodarie)

Puisi "Selamat Pagi, Bu Yani" menggambarkan relasi guru dan murid yang penuh kasih dan inspiratif. Tri Astoto Kodarie berhasil menciptakan suasana ...
Selamat Pagi, Bu Yani

begitulah anak-anak menyalami gurunya
dengan senyum dan ucapan yang lirih
wajah gurunya seceria pelangi
tubuh yang semampai pun beraroma wangi

semua anak terkesima mendengar cerita
dari bu yani yang selalu ceria merangkai
kalimat-kalimat tentang para tokoh yang tak usai
membangun negeri dengan segenggam cita-cita
dan sebilah pedang bermata badai

bu yani merentang waktu menuju siang
anak-anak tak ada yang minta pulang
ingin tetap tinggal di sekolah hingga petang
tapi yang ada sisa cerita para petualang
dari tokoh-tokoh yang takut untuk berperang.

2005

Analisis Puisi:

Puisi "Selamat Pagi, Bu Yani" karya Tri Astoto Kodarie menciptakan gambaran yang indah dan menggugah perasaan tentang hubungan antara guru dan murid di sekolah. Puisi ini mencerminkan kehangatan, kegembiraan, dan daya tarik seorang guru yang mampu memotivasi serta menginspirasi murid-muridnya.

Salut Pada Guru: Puisi dimulai dengan ucapan "selamat pagi, bu yani," menciptakan atmosfer yang penuh dengan keceriaan dan rasa hormat anak-anak terhadap gurunya. Ucapan ini juga mencerminkan tata bahasa yang santun dan sopan, menunjukkan adanya nilai-nilai penghormatan di dalam suasana pendidikan.

Ekspresi Keceriaan Guru: Deskripsi wajah Bu Yani sebagai "seceria pelangi" memberikan gambaran tentang keceriaan dan semangat positif yang dia bawa ke dalam kelas. Perbandingan dengan pelangi menciptakan citra keindahan dan kegembiraan yang membaur dalam suasana belajar.

Wangi dan Semampai: Pemakaian kata-kata "aroma wangi" dan "tubuh yang semampai" memberikan dimensi sensorial, membawa pembaca untuk merasakan kehadiran dan pesona Bu Yani dalam kelas. Ini tidak hanya menciptakan gambaran visual, tetapi juga menyentuh indera penciuman dan perasaan.

Penceritaan Inspiratif: Cerita-cerita yang diceritakan oleh Bu Yani tentang tokoh-tokoh yang membangun negeri dengan cita-cita dan pedang bermata badai membawa unsur inspiratif. Puisi ini memberikan pesan tentang pentingnya mimpi, cita-cita, dan semangat juang dalam mencapai tujuan.

Pemahaman Anak-Anak: Penggambaran anak-anak yang terkesima dan tidak ingin pulang menunjukkan pengaruh positif dari gaya mengajar Bu Yani. Anak-anak tidak hanya menikmati pembelajaran di kelas, tetapi juga memiliki dorongan untuk tinggal lebih lama dan menyerap pengetahuan yang diajarkan.

Cerita Petualang: Kesan anak-anak yang ingin tetap di sekolah hingga petang, tetapi disisipi dengan cerita-cerita para petualang yang takut berperang, menciptakan perbandingan yang menarik. Ini bisa diartikan sebagai pesan untuk menjadikan sekolah sebagai tempat yang aman dan penuh dengan keceriaan, di mana anak-anak dapat belajar tanpa ketakutan.

Puisi "Selamat Pagi, Bu Yani" menggambarkan relasi guru dan murid yang penuh kasih dan inspiratif. Tri Astoto Kodarie berhasil menciptakan suasana yang hangat dan penuh semangat dalam menggambarkan kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang peran guru sebagai sosok yang mampu memberikan inspirasi dan membentuk masa depan generasi muda.

Puisi: Selamat Pagi, Bu Yani
Puisi: Selamat Pagi, Bu Yani
Karya: Tri Astoto Kodarie

Biodata Tri Astoto Kodarie:
  • Tri Astoto Kodarie lahir di Jakarta, pada tanggal 29 Maret 1961.
© Sepenuhnya. All rights reserved.