Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Wong Jawa (Karya Suripan Sadi Hutomo)

Puisi "Wong Jawa" karya Suripan Sadi Hutomo adalah sebuah karya sastra yang mengangkat tema identitas budaya Jawa dan pertanyaan mengenai pengaruh ...
Wong Jawa

Wong Jawa aja jawal
Jawa jawal Jawane kadhal
Apa sliramu Jawa, mitraku
Geneya kok-ngiris atiku?

Ronggowarsito lan Aristoteles
Yosodipuro lan Sokrates
Padha dene pujangga linuhung
Padha dene pujangga kanga gung
Yen kok semak buku filsafat
Yen kok semak ilmu masyarakat
Mung ana siji keblat
Kang ajine ora mekakat
Kang gawe ati nggrantes
Awit mung Aristoteles lan Sokrates
Sinebut sinobya ukara
Rinoncen kembang maneka
O, Ronggowarsita
O, Ya Sadipura
Awit apa basa Jawa
Kang ora bisa diwaca?
Awit apa mung basa latin
Kang bisa anuntun batin?

Wong Jawa aja jawal
Jawa jawal Jawane kadhal
Apa sliramu Jawa, mitraku?
Geneya kok ngiris atiku?

Kecubung ungu ing taman kutha
Iki kahanan kang nembe teka
Apa sliramu bakal wuda
Melu-melu angumbar dhadha?

Wiwawite lesbadhonge
Tabik-tabik sunan kali
Kita ngadeg ing grumbul srengenge
Kita wani ndhudhah ati

Sumber: Jaya Baya (12 Maret 1972)

Analisis Puisi:

Puisi "Wong Jawa" karya Suripan Sadi Hutomo adalah sebuah karya sastra yang mengangkat tema identitas budaya Jawa dan pertanyaan mengenai pengaruh budaya Barat terhadap budaya lokal. Melalui pemakaian bahasa Jawa dan pertanyaan retoris, puisi ini mengajukan pertimbangan tentang nilai dan karakter budaya Jawa di tengah modernisasi dan globalisasi.

Pemakaian Bahasa Jawa: Puisi ini ditulis dalam bahasa Jawa, menggambarkan identitas budaya yang kuat. Bahasa Jawa digunakan untuk menggambarkan kompleksitas dan keunikan budaya serta pandangan tentang identitas etnis dan budaya yang terasa sangat mendalam.

Pemberontakan Terhadap Pengaruh Barat: Puisi ini menggambarkan pemberontakan terhadap pengaruh budaya Barat dan penekanannya terhadap budaya Jawa. Pertanyaan "Apa sliramu Jawa, mitraku? Geneya kok ngiris atiku?" menyoroti kekhawatiran penulis tentang bagaimana budaya asing dapat mempengaruhi dan merusak nilai-nilai budaya lokal.

Perbandingan dengan Filsuf Barat: Puisi ini membandingkan tokoh-tokoh filsuf Barat seperti Aristoteles dan Sokrates dengan tokoh-tokoh Jawa seperti Ronggowarsito dan Yosodipuro. Ini menunjukkan penekanan pada nilai intelektual dan spiritual dalam budaya Jawa serta merespon klaim superioritas budaya Barat.

Pertanyaan Identitas Budaya: Melalui pertanyaan-pertanyaan retoris, puisi ini mengajukan pertanyaan tentang apa arti menjadi "Wong Jawa" dan bagaimana karakteristik budaya Jawa dijaga dalam era modern. Penggunaan bahasa Jawa sebagai medium puisi menambah dimensi pengalaman budaya yang lebih dalam.

Kritik Terhadap Perubahan Sosial: Puisi ini juga menggambarkan perubahan sosial dan pergeseran nilai-nilai budaya di tengah modernisasi. Kekhawatiran terhadap kehilangan identitas dan warisan budaya tampak nyata dalam pernyataan-penyataan penulis.

Puisi "Wong Jawa" karya Suripan Sadi Hutomo adalah sebuah karya sastra yang mengajukan pertanyaan penting tentang identitas budaya Jawa, pengaruh budaya Barat, dan tantangan dalam menjaga keaslian dan keunikan budaya lokal. Melalui bahasa Jawa yang kuat dan pertanyaan retoris yang dalam, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti dari menjadi bagian dari budaya Jawa dalam konteks modern.

Puisi Wong Jawa
Puisi: Wong Jawa
Karya: Suripan Sadi Hutomo

Biodata Suripan Sadi Hutomo
  • Suripan Sadi Hutomo lahir pada tanggal 5 Februari 1940 di Ngawen, Blora.
  • Suripan Sadi Hutomo meninggal dunia pada tanggal 23 Februari 2001 di Surabaya.
© Sepenuhnya. All rights reserved.