Puisi: Surat kepada H.B. Jassin (Karya Daelan Muhammad)

Puisi "Surat kepada H.B. Jassin" karya Daelan Muhammad menciptakan gambaran kuat tentang kekosongan dan upaya penyair untuk menghidupkan kembali ...
Surat kepada H.B. Jassin

selama ini memang cuma pasir
sajak-sajak penyair
tiada bercahaya
telah mati dalam hidupnya

sebab bulan menghilang
begitu juga bintang-bintang
pada malam pertama
ketika akan ditatapnya

semalam ia bangun
menggosoki batu berunggun
katanya mau bikin bulan
bikin bintang-bintang gemerlapan

mungkinkah
ia bisa bikin bulan
bikin bintang gemerlapan?

hanya gairah
yang tak terpadamkan
pasukan pemadam kebakaran

Sumber: Horison (Juli, 1971)

Analisis Puisi:
Puisi "Surat kepada H.B. Jassin" karya Daelan Muhammad menyajikan gambaran puitis tentang kehidupan seorang penyair dan daya cipta sastra. Dalam penggalan puisi ini, penyair mengirimkan surat kepada H.B. Jassin, seorang kritikus dan penyair terkemuka, membahas keresahan dan kegelisahan yang mungkin dialami oleh seorang penyair modern.

Pasir dan Sajak yang Mati: Penyair mengawali puisi dengan menciptakan citra "pasir" yang menjadi metafora untuk sajak-sajak penyair yang tampaknya kehilangan kehidupan dan cahaya. Ini menggambarkan kehampaan dan kematian dalam ekspresi sastra.

Kehilangan Bulan dan Bintang: Puisi menyiratkan kehilangan bulan dan bintang, simbol-simbol keindahan dan inspirasi dalam karya sastra. Ini menciptakan atmosfer kegelapan dan kekosongan, menyoroti kekecewaan penyair terhadap kondisi puisi yang tak bercahaya.

Usaha Membangkitkan Bulan dan Bintang: Penyair menggambarkan upaya H.B. Jassin yang bangun pada malam hari untuk menciptakan bulan dan bintang baru dengan menggosok batu berunggun. Ini mungkin mencerminkan upaya penyair untuk menghidupkan kembali kreativitas dan inspirasi dalam puisinya yang tampaknya telah mati.

Keraguan terhadap Keberhasilan: Melalui pertanyaan retoris "mungkinkah ia bisa bikin bulan, bikin bintang gemerlapan?" penyair menyiratkan keraguan terhadap kemungkinan pemulihan kehidupan dalam sajak-sajak. Ini menciptakan nuansa skeptisisme dan kekhawatiran terhadap keberlanjutan karya sastra.

Gairah yang Tak Terpadamkan: Meskipun keraguan tersebut, penyair menyebut "hanya gairah yang tak terpadamkan." Gairah ini mungkin mengacu pada semangat dan dedikasi penyair terhadap seni sastra, bahkan di tengah kelesuan dan kekecewaan.

Pasukan Pemadam Kebakaran: Terminologi "pasukan pemadam kebakaran" di akhir puisi mungkin memiliki konotasi khusus. Ini bisa diartikan sebagai upaya penyair untuk memadamkan kebakaran kekosongan dalam karyanya, atau mencari bantuan dan dorongan untuk menyulut kembali semangat sastra.

Penyampaian Pesan Melalui Surat: Puisi ini diungkapkan dalam bentuk surat kepada H.B. Jassin, mungkin sebagai bentuk komunikasi antarpenyair atau sebagai bentuk penyaluran ekspresi kreatif. Surat ini bisa juga diartikan sebagai cara penyair untuk berbagi ketidakpastian dan pencarian kembali semangat sastra dengan sesama seniman.

Puisi "Surat kepada H.B. Jassin" karya Daelan Muhammad menciptakan gambaran kuat tentang kekosongan dan upaya penyair untuk menghidupkan kembali cahaya dalam sajak-sajaknya. Dengan menggambarkan upaya H.B. Jassin dalam menciptakan bulan dan bintang baru, puisi ini merangsang pertanyaan tentang keberlanjutan kreativitas dan semangat seniman di tengah-tengah tantangan dan kekecewaan.

Puisi Daelan Muhammad
Puisi: Surat kepada H.B. Jassin
Karya: Daelan Muhammad

Biodata Daelan Muhammad:
  • Daelan Muhammad lahir pada tahun 1942 di Jambangan, sebuah desa dalam Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen.
© Sepenuhnya. All rights reserved.