Puisi: Memetik Bunga (Karya Ali Hasjmy)

Puisi "Memetik Bunga" karya Ali Hasjmy menggambarkan perjalanan seorang pelancong yang mencoba memberikan seikat bunga sebagai sembahan pada tunangan.
Memetik Bunga


Kelana memetik sekuntum bunga,
Dalam taman bahgia baka,
Untuk sembahan pada tunangan,
Di kala balik dari perjuangan.

Sesudah bunga sampai di jari,
Pulanglah kelana berhati berahi,
Di bibir bermain senyum manis,
Di biji mata bahgia terlukis.

Tetapi, hanya sebentar nian,
Senyum, disungkup awan rewan,
Karena bunga jatuh di jari,
Waktu menempuh jalan sunyi.

Baliklah kelana ke tempat bermula,
Tidak jadi pulang kahuma,
Malu bertemu dengan tunangan,
Takut ditusuk panah sindiran.


Sumber: Dewan Sajak (1938)

Analisis Puisi:
Puisi "Memetik Bunga" yang ditulis oleh Ali Hasjmy adalah karya sastra yang menggambarkan perasaan dan perjalanan seorang pelancong atau "kelana" yang mencoba memberikan seikat bunga sebagai sembahan pada tunangannya. Puisi ini mengungkapkan perasaan cinta, antara kegembiraan dan kekhawatiran, serta menyampaikan pesan tentang perjuangan dalam mencari kebahagiaan.

Tema Cinta dan Keberanian: Puisi ini menciptakan gambaran tentang cinta dan keberanian yang diperlukan dalam mengejar cinta. Kelana dalam puisi ini mengambil langkah berani dengan memetik bunga untuk tunangannya. Tindakan ini menggambarkan keberanian untuk mengungkapkan perasaan cinta kepada orang yang dicintai.

Simbolisme Bunga: Bunga dalam puisi ini memiliki makna simbolis yang kuat. Bunga dapat dianggap sebagai representasi dari kasih sayang dan keindahan yang ingin diberikan kepada tunangan. Namun, bunga juga dapat melambangkan kerapuhan dan ketidakpastian dalam cinta, seperti yang terlihat ketika bunga jatuh dari jari kelana.

Perjuangan dan Rasa Kehilangan: Puisi ini juga mencerminkan perjuangan yang dialami oleh kelana dalam mengejar cinta. Meskipun ia melakukan perjalanan jauh dan berani untuk memetik bunga, ia harus menghadapi rasa kehilangan ketika bunga yang dicintainya jatuh. Ini menggambarkan bahwa dalam cinta, terdapat risiko dan ketidakpastian yang harus dihadapi.

Konflik Emosional: Puisi ini menggambarkan konflik emosional yang dialami oleh kelana. Awalnya, ia merasakan kebahagiaan dan senyum manis ketika memberikan bunga kepada tunangannya. Namun, senyumnya berubah menjadi kekhawatiran dan ketidakpastian ketika bunga jatuh. Ini mencerminkan perubahan emosi yang tajam dan mendalam dalam perjalanan cinta.

Perubahan dalam Narasi: Puisi ini juga menciptakan perubahan narasi yang mengejutkan. Awalnya, pembaca dihadapkan pada gambaran yang positif tentang perjalanan kelana, namun akhirnya, suasana berubah menjadi lebih suram ketika bunga jatuh. Perubahan ini menciptakan efek dramatis dalam puisi.

Gaya Bahasa dan Ritme: Ali Hasjmy menggunakan bahasa yang sederhana dan ringan dalam puisi ini. Ritme puisi ini juga mengalir dengan lancar, menciptakan nuansa yang mengundang pembaca untuk terlibat dalam cerita yang diceritakan.

Puisi "Memetik Bunga" karya Ali Hasjmy adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perjalanan cinta seorang kelana. Melalui penggunaan simbolisme, perubahan emosi, dan perubahan narasi, puisi ini berhasil menggambarkan kompleksitas perasaan cinta dan perjuangan yang terkait dengannya. Puisi ini juga mengingatkan kita bahwa dalam cinta, ada risiko dan ketidakpastian yang perlu dihadapi, tetapi keberanian untuk mengungkapkan perasaan tetaplah penting.

Ali Hasjmy
Puisi: Memetik Bunga
Karya: Ali Hasjmy

Biodata Ali Hasjmy:
  • Prof. Ali Hasjmy lahir di Lampaseh, Aceh Besar dengan nama lengkap Muhammad Ali Hasyim pada tanggal 28 Maret 1914.
  • Prof. Ali Hasjmy meninggal dunia di Banda Aceh, pada tanggal 18 Januari 1998.
  • Dalam dunia sastra, Prof. Ali Hasjmy pernah menggunakan beberapa nama pena, antara lain Al Hariry, Aria Hadiningsun dan Asmara Hakiki.
© Sepenuhnya. All rights reserved.