Pada Suatu Masa di Kelenteng Ma Zu
561 tahun keabadian
cintaku kokoh meresap
dalam tiang jati kelenteng tertua
tegak menghadap langit tanah Jawa
ketika angin berwajah gelisah
telah kutitipkan nama kita
pada arak-arakan kio keemasan
anggun melintasi gerbang Ma Zu
Lasem, April 2011
Sumber: Minggu Pagi (14 Oktober 2011)
Analisis Puisi:
Puisi "Pada Suatu Masa di Kelenteng Ma Zu" karya Susy Ayu merangkum elemen-elemen keabadian, cinta, dan spiritualitas dalam konteks kelenteng tua yang menjadi tempat persembahan cinta abadi.
Keabadian dan Cinta:
- Puisi dibuka dengan angka "561 tahun keabadian," menunjukkan usia kelenteng yang telah bertahan lama.
- Cinta yang kokoh dan meresap dalam tiang jati kelenteng menyoroti keabadian hubungan dan nilai-nilai spiritual yang telah mengakar.
Kelenteng Tertua di Tanah Jawa:
- Kelenteng menjadi simbol keberadaan spiritual yang teguh dan terjaga selama bertahun-tahun di tanah Jawa.
- Penggunaan tiang jati sebagai metafora menggambarkan kekokohan dan kekuatan, menciptakan gambaran bahwa kelenteng adalah penjaga spiritualitas yang kuat.
Hubungan dengan Alam dan Langit:
- Kelenteng menghadap langit dan tanah Jawa, menciptakan hubungan yang harmonis antara spiritualitas dan alam.
- Angin yang berwajah gelisah bisa diartikan sebagai dinamika kehidupan dan tantangan, namun cinta tetap kokoh bahkan di tengah perubahan.
Nama dan Simbolisme:
- Penitipan nama kita pada arak-arakan kio keemasan menunjukkan pengabdian spiritual dan penyatuan hubungan.
- Arak-arakan kio keemasan menjadi simbol kemegahan dan keindahan ritual keagamaan.
Kesejajaran Budaya dan Spiritualitas:
- Kesejajaran antara kelenteng dan arak-arakan kio menciptakan citra kebudayaan yang dipenuhi spiritualitas.
- Puisi menciptakan gambaran tentang pengorbanan dan keberanian untuk menyatukan cinta dalam konteks kepercayaan spiritual.
Puisi sebagai Persembahan Cinta: Puisi itu sendiri bisa diartikan sebagai persembahan cinta, terutama karena menghubungkan cinta manusia dengan elemen-elemen spiritual dan alam.
Puisi "Pada Suatu Masa di Kelenteng Ma Zu" menciptakan citra keabadian, spiritualitas, dan cinta dalam konteks kelenteng kuno. Susy Ayu dengan indah menggambarkan kekokohan nilai-nilai spiritual dan hubungan yang abadi, serta pentingnya mempertahankannya di tengah dinamika kehidupan. Puisi ini menjadi cermin keindahan budaya dan spiritualitas yang melekat dalam kelenteng dan ritual keagamaan.
Karya: Susy Ayu
Biodata Susy Ayu:
- Susy Ayu lahir pada tanggal 14 Juni 1972 di Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia.
