Perempuan Takdir
Tik-tok jam berdetak di tubuhku
serupa petir di gendang telinga, satu-satu
memilah susun sejarah yang dibuang atau disimpan
bagi masa kanak-kanak di ujung usia
kini seluruh nafasku bergerak bersama waktu
melenakan amarah di lubang api bersama
perjanjian dalam wangi angan-angan surga
kugenggam mitos perempuan suci penggenggam takdir
bersama benih yang kau semai dalam ruang waktu
Aku menjajah tubuhku sendiri demi kesuburan
doa-doa menuju langit tertinggi
Januari, 2014
Sumber: Buletin Jejak (edisi Agustus, 2014)
Analisis Puisi:
Puisi sering menjadi medium refleksi diri dan eksplorasi makna kehidupan. Dalam puisi "Perempuan Takdir" karya Weni Suryandari, penyair mengeksplorasi tema waktu, mitos perempuan, dan keagungan takdir perempuan.
Detak Jam sebagai Metafora Waktu: Puisi dibuka dengan gambaran "Tik-tok jam berdetak di tubuhku," menggambarkan metafora waktu yang berjalan terus di dalam diri perempuan. Detak jam serupa petir yang memilah-milah sejarah hidup, baik yang dibuang maupun yang disimpan. Metafora ini menciptakan kesan bahwa waktu memiliki peran sentral dalam membentuk perjalanan hidup seorang perempuan.
Masa Kanak-Kanak di Ujung Usia dan Nafas yang Bergerak Bersama Waktu: Penyair merujuk pada masa kanak-kanak yang ada di ujung usia, menciptakan gambaran tentang kepolosan dan keindahan yang terletak pada awal kehidupan. Namun, saat ini, "seluruh nafasku bergerak bersama waktu," menyiratkan bahwa setiap napas yang diambil merupakan bagian dari perjalanan hidup yang terus berjalan.
Perempuan Suci sebagai Penggenggam Takdir: Puisi menyentuh konsep mitos perempuan suci yang menjadi penggenggam takdir. Mitos ini mungkin merujuk pada peran perempuan dalam menciptakan dan membentuk kehidupan. Penggambaran ini dapat mencerminkan keagungan perempuan sebagai pembawa takdir dan pencipta kehidupan.
Benih yang Ditanam dalam Ruang Waktu: Penyair menyatakan bahwa perempuan suci menggenggam mitos bersama benih yang ditanam dalam ruang waktu. Ini menciptakan gambaran tentang peran perempuan dalam menanamkan nilai-nilai, kisah, dan warisan dalam sejarah kehidupan.
Menjajah Tubuh Sendiri demi Kesuburan: Puisi mencapai tingkat keintiman yang lebih dalam dengan pengakuan bahwa perempuan menjajah tubuhnya sendiri demi kesuburan. Ini bisa diartikan sebagai pengalaman perempuan yang menghadapi perjalanan kesuburan dan kehamilan. Penggunaan kata "doa-doa menuju langit tertinggi" menyoroti momen spiritualitas dan harapan dalam perjalanan ini.
Kesimpulan dan Refleksi Keberagaman Peran Perempuan: Puisi ini memberikan kesan reflektif tentang beragam peran perempuan dalam kehidupan, mulai dari masa kanak-kanak hingga peran spiritual sebagai penjaga takdir dan pencipta kehidupan. Penyair menghadirkan gambaran keberagaman perempuan dalam menjalani waktu, menjelajahi mitos, dan menggenggam takdir dengan kekuatan yang unik.
Puisi "Perempuan Takdir" karya Weni Suryandari adalah puisi yang merangkai kata-kata dengan indah untuk menggambarkan perjalanan waktu dan peran perempuan dalam kehidupan. Dengan metafora waktu, mitos perempuan suci, dan pengakuan tentang menjajah tubuh sendiri demi kesuburan, penyair menciptakan suatu karya yang merenungkan keagungan dan kompleksitas perjalanan hidup perempuan. Puisi ini memberikan ruang untuk refleksi tentang peran dan pengalaman perempuan dalam konteks waktu dan spiritualitas.
Karya: Weni Suryandari
Biodata Weni Suryandari:
- Weni Suryandari lahir pada tanggal 4 Februari 1966 di Surabaya, Indonesia.