Kaya yang Sebenarnya
Memandang rumah-rumah megah menjulang tinggi
Kendaraan berderet di garasi
Bentuk indah taman menghiasi
Tampak mentereng
Rumah walet berjajar
Melambangkan strata sosial pemiliknya
Terbayang rupiah mengalir
Tiap panen tiba
Pandangan kita, mereka kaya
Tak salah pun
Benar secara harfiah
Mereka berpunya
Tersoroti, ada kehidupan sederhana
Pak tua berboncengan sepeda bersama wanita tua
Senyum merekah mereka
Tetap bersenda
Walau napas satu-satu mengiring tiap gowesan
Tak sengaja saksikan
Pengumpul kardus bekas berceloteh, berdampingan
Anak kecil masukkan receh ke kotak amal
Kembali jumpai ibunya
Bersama mendorong gerobak
Bisa jadi, peristiwa pak tua dan ibu pengumpul kardus
Merekalah kaya yang sebenarnya
Di tengah kesulitan
Dapat berbagi untuk orang lain
Berbagi kasih sayang
Berbagi rejeki
Karena kaya ada di hati
Simpang Katis, 29 Desember 2023
Analisis Puisi:
Puisi "Kaya yang Sebenarnya" karya Ummi Sulis menggambarkan perbandingan antara citra kekayaan materi dan kekayaan batin. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang makna sejati dari kekayaan, yang seringkali tidak dapat diukur dengan harta benda semata.
Kontras Citra Kekayaan Materi: Penyair memulai puisi dengan gambaran rumah-rumah megah, kendaraan mewah, dan taman yang indah, menciptakan citra kekayaan materi. Hal ini membentuk kontras yang jelas dengan kehidupan sederhana yang kemudian diungkapkan dalam puisi.
Simbolisme Rumah Walet: Penyair menggunakan rumah walet yang melambangkan status sosial sebagai simbol kekayaan. Rumah-rumah walet ini mengekspresikan hirarki sosial yang terkait dengan kekayaan materi.
Realitas Hidup Sederhana: Selanjutnya penyair membawa pembaca ke dunia yang jauh lebih sederhana. Gambaran tentang pasangan tua yang bersenang-senang dengan bersepeda dan keluarga yang mengumpulkan kardus sebagai mata pencaharian menciptakan realitas hidup yang sederhana namun penuh kebahagiaan.
Kritik terhadap Pemahaman Kekayaan: Puisi ini mencoba menyampaikan kritik terhadap persepsi tradisional tentang kekayaan yang seringkali terkait dengan kepemilikan materi. Pembaca diundang untuk melihat melampaui kemewahan fisik dan memahami kekayaan sebagai sesuatu yang lebih mendalam.
Keseimbangan antara Materi dan Spiritual: Dengan menyoroti kehidupan sederhana dan berbagi, puisi menekankan pentingnya keseimbangan antara aspek materi dan spiritual dalam mengevaluasi kekayaan. Kekayaan yang sejati, seperti yang diilustrasikan oleh pak tua dan ibu pengumpul kardus, terletak pada kemampuan untuk berbagi dan menciptakan kebahagiaan meskipun dalam kesederhanaan.
Kaya dalam Berbagi: Penekanan pada berbagi kasih sayang dan rezeki menggambarkan bahwa kekayaan sejati terletak pada kemampuan untuk memberi. Puisi ini mengajak pembaca untuk melihat nilai-nilai sosial dan kebersamaan sebagai kekayaan yang sesungguhnya.
Gaya Bahasa yang Sederhana: Gaya bahasa puisi ini sederhana dan mudah dipahami, menciptakan aksesibilitas bagi pembaca. Kata-kata yang digunakan oleh penyair bersifat lugas dan memberikan kesan tulus.
Puisi "Kaya yang Sebenarnya" karya Ummi Sulis mengajak pembaca untuk merefleksikan kembali arti sejati dari kekayaan. Dengan menggambarkan kehidupan sederhana yang penuh makna dan kebahagiaan, puisi ini memberikan pesan tentang pentingnya melihat kekayaan dari sudut pandang yang lebih holistik dan berbagi dengan sesama sebagai nilai kekayaan yang sejati.
Karya: Ummi Sulis
Biodata Ummi Sulis:
- Ummi Sulis, perempuan yang berprofesi sebagai pendidik ini, gemar menulis sedari Sekolah Menengah. Kemampuan menulis lebih diasah ketika Covid melanda di tahun 2019 kemarin, dengan mengikuti berbagai kelas kepenulisan. Ia juga menulis beberapa buku serta menjadi admin di beberapa penerbit.
- Ummi bisa disapa di IG dan FB dengan nama akun Ummy Sulistyowati.
