Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Gunung Biru di Atas Dusunku (Karya Lastri Fardani Sukarton)

Puisi "Gunung Biru di Atas Dusunku" menggambarkan momen perpisahan seorang anak dengan desanya untuk mengejar pendidikan dan masa depan di kota.
Gunung Biru di Atas Dusunku


tolehkan ke belakang
wajahmu yang penuh semangat
bila kau akan meninggalkan desa ini
anakku
sebuah bukit
tengkurap di kaki langit
lalu tapakilah
sawah-sawah

yang ranum padinya
ketika kau akan mengejar kereta
menuju ke kota

di sana kau menuntut ilmu
di sana kau mencari jodoh
pulang membawa sarjana
sangat bahagia

Sumber: Gunung Biru di Atas Dusunku (1988)

Analisis Puisi:
Puisi "Gunung Biru di Atas Dusunku" karya Lastri Fardani Sukarton menggambarkan perasaan seorang ibu yang melihat anaknya meninggalkan desa untuk mengejar pendidikan dan masa depan di kota.

Imaji Gunung Biru: Gunung biru yang tengkurap di kaki langit menciptakan imaji yang kuat dan puitis. Warna biru dan posisi yang tinggi memberikan nuansa keagungan dan aspirasi yang tinggi. Gunung biru mungkin mencerminkan cita-cita dan impian yang besar dalam perjalanan hidup anaknya.

Tinggalkan Desa untuk Mengejar Impian: Puisi ini menggambarkan momen perpisahan ketika anak akan meninggalkan desa untuk mengejar pendidikan dan karier di kota. Sawah-sawah yang ranum menciptakan gambaran kehidupan desa yang subur dan menyuburkan, menjadi tempat pertumbuhan dan awal perjalanan hidupnya.

Tuntutan Ilmu dan Cari Jodoh: Mencari ilmu dan mencari jodoh adalah langkah-langkah yang seringkali diambil oleh individu muda ketika mereka meninggalkan desa. Puisi ini mencerminkan harapan seorang ibu terhadap masa depan anaknya yang mencari pengetahuan dan menciptakan keluarga sendiri.

Pulang Membawa Sarjana: Kata-kata "pulang membawa sarjana" menciptakan harapan dan kebahagiaan. Maka, perpisahan ini diharapkan membawa kesuksesan dan kebanggaan untuk keluarga dan desa. Pendidikan di kota menjadi jalan untuk mencapai hal tersebut.

Puisi "Gunung Biru di Atas Dusunku" menggambarkan momen perpisahan seorang anak dengan desanya untuk mengejar pendidikan dan masa depan di kota. Dengan menggunakan gambaran gunung biru dan elemen desa yang subur, puisi ini menciptakan suasana puitis dan mengharukan yang mengkomunikasikan aspirasi dan harapan seorang ibu.

Lastri Fardani Sukarton
Puisi: Gunung Biru di Atas Dusunku
Karya: Lastri Fardani Sukarton

Biodata Lastri Fardani Sukarton:
  • Lastri Fardani Sukarton lahir pada tanggal 5 Desember 1942 di Yogyakarta.
  • Lastri Fardani Sukarton dikelompokkan sebagai sastrawan Angkatan 1980–1990an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.