Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Kontradiksi (Karya Yvonne de Fretes)

Puisi "Kontradiksi" secara brilian menggabungkan elemen kesetiaan, keraguan, keindahan alam, dan kontradiksi manusia, menciptakan karya yang ...
Kontradiksi


Laut ini begitu senyap
tetapi inilah ia yang begitu akrab dengan kesetiaan
adakah sesuatu bisa berubah di sini
aku ragu seperti keraguanku pada
kelamnya warna air di bawah sana
di atasnya sampah-sampah mengambang
keindahan yang tercemar
hai anak negri jangan bikin datu marah, mari
teruslah mendayung
aku ingin menyanyi
meningkahi arah angin yang manja di malam ini
Menjelajahi sampai jauh
dengan harapan yang semoga tidak hampa
setia tanahku setia negri kepulauan
aku di sini bersama hati berbalut hasrat tak ternilai

sadarkah kau
laut ini begitu senyap
ya senyap
dan perih
ada yang
menikam

2017

Sumber: Rahim Perempuan (Kantor Bahasa Maluku, 2019)

Analisis Puisi:
Puisi "Kontradiksi" karya Yvonne de Fretes merangkum dalam dirinya keadaan laut yang senyap namun akrab dengan kesetiaan, dan mengeksplorasi kontradiksi di dalamnya.

Ketidakpastian dan Keraguan: Puisi dibuka dengan ketidakpastian dan keraguan, diwakili oleh ragu terhadap perubahan laut. Penyair menunjukkan keraguan melalui perbandingan dengan warna air yang kelam di bawah laut, menciptakan citra ketidakjelasan yang melibatkan pembaca dalam keadaan pikiran yang serba salah.

Kesetiaan dan Kesenyapan Laut: Kesetiaan digambarkan sebagai karakteristik laut yang senyap. Ini menciptakan kontradiksi menarik antara kesetiaan laut yang tampak begitu kuat namun disertai dengan kesenyapan yang mendalam. Keadaan laut yang senyap dapat diartikan sebagai ketenangan atau keheningan yang setia.

Pencemaran dan Kecantikan yang Terpapar: Citra "sampah-sampah mengambang" di atas laut menyoroti kontradiksi antara keindahan alam dan dampak pencemaran. Penyair menunjukkan rasa sakit atas keindahan yang tercemar oleh perilaku manusia. Ini menciptakan kesadaran akan tanggung jawab kita terhadap lingkungan.

Pesan Patriotisme dan Kritik Tersembunyi: Puisi menyertakan pesan patriotisme melalui panggilan "hai anak negri" dan ajakan untuk terus mendayung. Namun, ada juga kritik tersembunyi terhadap situasi yang mungkin membutuhkan lebih banyak daripada semangat patriotisme untuk menyelesaikannya.

Keinginan untuk Mencari dan Menjelajahi: Penyair mengekspresikan keinginan untuk "menyanyi" dan "meningkahi arah angin yang manja." Hal ini menunjukkan dorongan untuk menjelajahi dunia, mencari pengalaman baru, dan menghadapi tantangan. Meskipun di satu sisi ada keinginan untuk menjelajahi, namun pada akhirnya ada ketidakpastian terkait hasil dari pencarian tersebut.

Setia pada Tanah dan Negara: Puisi menutup dengan pernyataan tentang kesetiaan penyair pada tanah dan negaranya, membawa kembali tema kesetiaan yang terdapat di awal puisi. Ini menunjukkan rasa cinta dan keterikatan pada asal-usul dan identitas.

Pukulan Terakhir "Ada yang Menikam": Puisi diakhiri dengan pernyataan singkat dan tajam, "Ada yang menikam." Ini memberikan sentuhan gelap dan misterius pada akhir puisi, menyiratkan bahwa di balik keindahan dan kesetiaan, ada ancaman atau kejahatan yang tersembunyi.

Puisi "Kontradiksi" secara brilian menggabungkan elemen kesetiaan, keraguan, keindahan alam, dan kontradiksi manusia, menciptakan karya yang mendalam dan merangsang pikiran pembaca.

Yvonne de Fretes
Puisi: Kontradiksi
Karya: Yvonne de Fretes

Biodata Yvonne de Fretes:
  • Yvonne de Fretes lahir pada tanggal 10 Oktober 1947 di Singaraja, Bali.
© Sepenuhnya. All rights reserved.