Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Hanya Karena Aku Bukan Seorang Jawa (Karya Taufik Ikram Jamil)

Puisi "Hanya Karena Aku Bukan Seorang Jawa" menggambarkan perjuangan dan ketidakadilan yang dialami oleh orang yang bukan keturunan Jawa di masa lalu.
Hanya Karena Aku
Bukan Seorang Jawa
biografi dara petak

inilah tahun-tahunku menjadi sehamparan cemas
tak pernah tenang mengabdi walau selintas
dan cinta yang kuhembus dari nafas paya
bercampur lumpur saat sungai menganak pasang
begitu saja terkuras sampai timpas
oleh hasat dengki yang ditinggalkan budi
hanya karena aku bukan seorang jawa

syahdan berbekalkan petuah istana melayu
dalam bimbingan baginda mauliwarnadewa
kuajarkan kertarajasa jayawardhana
tentang bumi tak sebatas kasih sayang
menemukan sunyi pada kicauan burung
termasuk terang-benderang pada kegelapan
juga tepis dan elak bahkan tumbuk pada diam
menimbang hati rakyat dengan akal
mengotakan apa yang telah dikata
lidah lembut bukan karena tidak bertulang
papan diinjak tidak akan jungkit
bila ibarat terpaksa harus memukul ular
ular mati tongkat tak patah
rumput pun tak akan rebah
bulat air dek pembuluh
bulat kata oleh mufakat

sebagai prameswari ratu utama
tak lupa kusediakan rahim yang paling handal
agar majapahit tak berumur sejengkal
begitulah jayanegara kulahirkan pada hari pilihan
ketika buah-buahan melebat
dan ternak-ternak bersusu permata
ketika unggas-unggas bertelor riang
musim bertanam memanjangkan rentang
bertabur untung tak kenal buntung
tersedia di malam terhidang di siang
sesuatu yang tak dapat diberikan orang lain
tak terkecuali maduku ketiga bernama gayatri
di tempat raden selalu pergi
hingga acap kali bilikku dihinggap sunyi

inilah tahun-tahunku menjadi sehamparan cemas
tak pernah tenang mengabdi walau selintas
ketika masih bayi saja anakku jayanegara dilibas
ketika gelar putera mahkota belum dipahaminya
tahta adalah ketiadaan beruang
tanpa terucap di lidahnya yang pelat
langkah masih sejarak tubuh
penglihatan baru setengah pandang
umur bak setahun jagung
akal menumpul di setampuk pinang

rangga lawe berhati culas memang dapat ditumpas
tapi pemberontakan telah menjadi tabiat
apalagi setelah aku harus menjalankan kuasa
memilah salah dengan silih
mendirikan yang tegak meluruskan yang bengkok
sesuai dengan yang patut sejalan dengan seiring
ratu orang menyebutku
tapi bukan jawa dan karenanya konon berbahaya
sampailah suamiku raden mengerang sakit
menjemput perjanjian dari bukit takdir
bersebelahan dengan raung yang hampir
pada selasa pahing yang bergemerincing bagai lonceng

jayanegara anakku sibiran tulang
mendulang bimbingan tak alang kepalang
gajah mada dipersiapkannya dengan sayang
dari anak terbuang menggapai bintang
silat adalah tenang melenggang
menyambut maut dengan santun
bukan keterpaksaan membuang kecundang
ditambah keutamaan hati dan otak bertimbang
berpegang teguh pada bodhi yang hyang

maka adalah sora adalah nambi
mempertaruhkan khianat di tangan daulat
tapi apalah makna tindakan tanpa itikad baik
melipat adat dalam surat hasat
nyatanya anakku tak berganjak dari tempat
tak sehasta pun bergarit dari wasiat
sampailah kuti bertangan besi
menguasai negeri tidak berperi
cuma kembali diusir jauh ke tepi
kepada gajah mada berbakti
gelar patih memang patut diberi

saatnya bekerja untuk rakyat
undang-undang disusun cara diatur
tertib terfekur sejahtera bercampur
tapak bangkit kokoh terukur
kecemerlangan terukir segera menyembur
tapi jayanegara hanya separoh jawa
sehingga harus minggir dari tahta
menerima sebab ajal di lidah patih
pada orang yang ia latih dan ia tatih
dipadankan padanya tanpa lain dalih
sehingga seluruh luluh bersepih

wahai tanah airku di seberang
di manakah pemalayu saling dukung
menghadang mongol penyerang terbilang
ketika anak-anak kandungmu kecundang
justeru di kandang kawan tak henti diganyang
padahal di candi jago yang kukenang
vishnu vardhana masih dipandang
senenek-moyang sepantang larang

inilah tahun-tahunku menjadi sehamparan cemas
tak pernah tenang mengabdi walau selintas
dan cinta yang kuhembus dari nafas paya
bercampur lumpur ketika sungai menganak pasang
begitu saja terkuras sampai timpas
oleh hasat dengki yang ditinggalkan budi
hanya karena aku bukan seorang jawa
hingga menjadi alasan dikucilkan pararaton
dihanyutkan brantas ke segara hindia
beratus tahun tenggelam tanpa dibela

Sumber: Tersebab Aku Melayu (Buku Sajak Penggal Kedua, 2010)

Analisis Puisi:

Puisi "Hanya Karena Aku Bukan Seorang Jawa" menggambarkan perjuangan dan ketidakadilan yang dialami oleh orang yang bukan keturunan Jawa di masa lalu.

Identitas dan Ketidakadilan: Puisi ini menggambarkan ketidakadilan yang dihadapi oleh orang-orang yang bukan keturunan Jawa dalam konteks sejarah Indonesia. Penyair menyampaikan rasa terpinggirkan dan diabaikan hanya karena tidak memiliki asal Jawa. Hal ini tercermin dalam kisah hidup tokoh-tokoh yang digambarkan dalam puisi.

Penghormatan Terhadap Budaya Non-Jawa: Meskipun tidak diakui sebagai Jawa, tokoh dalam puisi ini memiliki penghormatan yang besar terhadap budaya Melayu dan nilai-nilai kearifan lokal. Mereka tetap mempertahankan identitas dan kearifan lokal mereka, meskipun dianggap sebagai orang asing di tanah Jawa.

Perjuangan dan Kehormatan: Puisi ini menggambarkan perjuangan para tokoh yang bukan Jawa dalam memperoleh pengakuan dan kehormatan di tengah masyarakat yang mayoritas Jawa. Meskipun mengalami penolakan dan pengkhianatan, mereka tetap setia pada prinsip-prinsip keadilan dan kebenaran.

Kritik Sosial: Melalui puisi ini, penyair mengkritik ketidakadilan dan diskriminasi yang pernah terjadi terhadap mereka yang bukan keturunan Jawa di Indonesia. Puisi ini menyoroti pentingnya penghargaan terhadap keberagaman budaya dan pengakuan terhadap hak-hak individu tanpa memandang latar belakang etnis atau budaya.

Bahasa dan Metafora: Taufik Ikram Jamil menggunakan bahasa yang kuat dan metafora yang dalam untuk menyampaikan pesan-pesan penting dalam puisi ini. Metafora tentang sungai, sungai menganak pasang, dan lumpur menciptakan gambaran yang kuat tentang perjuangan dan rintangan yang dihadapi oleh tokoh dalam puisi.

Dengan demikian, puisi "Hanya Karena Aku Bukan Seorang Jawa" bukan hanya sekadar puisi, tetapi juga sebuah karya sastra yang mengangkat isu-isu sosial dan budaya yang relevan dalam sejarah Indonesia.

Taufik Ikram Jamil
Puisi: Hanya Karena Aku Bukan Seorang Jawa
Karya: Taufik Ikram Jamil

Biodata Taufik Ikram Jamil:
  • Taufik Ikram Jamil lahir pada tanggal 19 September 1963 di Bengkalis, Riau, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.