Menjaga Kesehatan Mental di Era Media Sosial dengan Stoikisme

Remaja zaman sekarang yang hidup dan tumbuh ditemani perkembangan teknologi, harus mampu menggunakannya sebaik mungkin. Penggunaan media sosial ...

Menjaga kesehatan mental adalah hal yang sangat penting. Manusia memiliki dua bagian penting dalam hidup yaitu kesehatan badan (fisik) dan kesehatan jiwa (mental). Jika salah satu di antara keduanya terganggu tentu akan berakibat kepada ketidakseimbangan kondisi fisik dan psikis seseorang.

Menurut laporan dari WHO, 1 dari 7 anak berusia 10–19 tahun diketahui memiliki masalah psikologis. Di mana depresi, kecemasan, dan gangguan perilaku merupakan salah satu penyebab utama penyakit serta gangguan mental di kalangan remaja.

Data di Indonesia menunjukkan sebanyak 6,1 % penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas mengalami gangguan kesehatan mental. Ini tentu mengkhawatirkan, di mana masa remaja indentik dengan masa pertumbuhan dan perkembangan kondisi fisik dan jiwa manusia.

Remaja zaman sekarang yang hidup dan tumbuh ditemani perkembangan teknologi, harus mampu menggunakannya sebaik mungkin. Penggunaan media sosial yang kurang bijak dan berlebihan tentu akan membuat dampak yang buruk bagi kesehatan baik itu kesehatan fisik dan kesehatan jiwa (mental).

Beberapa kasus di media sosial yang menimbulkan pengaruh buruk bagi penggunanya adalah ujaran kebencian, cyberbullying, hoaxnews, dan lain sebagainya.

Menjaga Kesehatan Mental

Dari beberapa kasus tersebut akan menimbulkan gejala depresi, kecemasan, dan kekhawatiran. Fenomena ini juga dikemukakan oleh Vivek H. Murthy, seorang ahli bedah di Amerika Serikat, mengatakan bahwa jutaan anak di dunia mengalami gejala depresi dan kecemasan yang ditimbulkan oleh media sosial.

Dalam mengatasi kecemasan dan kekhawatiran ini, ada salah satu aliran filsafat yang bisa menjadi jawaban atas persoalan fenomena ini. Aliran filsafat ini hadir ribuan tahun yang lalu, namun nilai-nilainya (konsep) masih relevan dan mudah dipraktik pada zaman sekarang. Filsafat stoa atau bahas latinnya Stoikisme dan lebih dikenal pada zaman sekarang dengan sebutan filosofi teras. Salah satu nilai dari filsafat ini yang dapat dipraktikan dalam menghadapi tantangan kesehatan mental adalah konsep dikotonomi kendali. Konsep dikotonomi kendali adalah di mana dalam kehidupan dunia ini ada wilayah (kotom) yang bisa kita kendali dan ada wilayah (kotom) yang tidak bisa kita kendalikan.

Contohnya adalah:

  • Hal yang bisa kita kendalikan: Persepsi kita, perasaan kita dan sikap kita.
  • Hal yang tidak bisa kita kendalikan: Persepsi orang lain kepada kita, perasaan orang lain, sikap orang lain kepada kita, takdir hidup.

Dalam praktik penerapannya di era sekarang adalah ketika kita memposting foto kita di media sosial, kemudian kita mendapati komentar yang tidak mengenakan (judging) yang tujukan kepada kita, tentu kita akan menanggapinya dengan santai, karena seorang stoic tahu bahwa komentar yang ia baca adalah bukan dalam kendalinya, yang dalam kendalinya adalah persepsi dan tindakan santai saja, atau membalasnya dengan sepadan (sama buruknya) atau lebih dari itu.

Begitu juga ketika kita melihat pencapainya orang lain. Ketika kita sudah belajar dan paham mengenai konsep dikotonomi kendali, kita tidak akan merasa tersaingi, minder, iri dan khawatir akan kehidupan diri sendiri. Karena pencapaian dan keberhasilan orang lain adalah bukan dalam kendali kita. Lalu apa yang bisa kita lakukan? Berjuang dan berusaha untuk diri kita sendiri karena hal tersebut sepenuhnya dalam kendali kita.

Itulah salah satu kiat untuk menjaga kesehatan mental, sehingga biasa terhindar dari gejala depresi, kekhawatiran, dan kecemasan yang riskan terjadi dalam kehidupan bermedia sosial. Tentunya dapat bermanfaat jika kita mempraktikannya, karena menjaga kesehatan mental dalam hidup itu sangat penting, seperti halnya kita menjaga kesehatan fisik atau badan kita.

Zacky Al-Ghofir

Biodata Penulis:

Zacky Al-Ghofir El-Muhtadi Rizal saat ini aktif sebagai mahasiswa di UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan. Ia adalaAwardee (Penerima) Beasiswa Indonesia Bangkit Kemenag-LPDP Kemenkue 2023.

© Sepenuhnya. All rights reserved.