Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Kita Akan Menjadi Berkitab Bijak (Karya Taufik Ikram Jamil)

Puisi "Kita Akan Menjadi Berkitab Bijak" karya Taufik Ikram Jamil menginspirasi pembaca untuk merenungkan arti dan tujuan hidup serta menghargai ...
Kita Akan Menjadi Berkitab Bijak

di riangku duapuluh kurang satu
bersangga sedih pada tahun batu
hampir dekat dengan safak
engkau merasa tercampak
tapi di wajahmu merah pekat
aku tahu engkau telah terpikat
seperti tun sri lanang mendekat
bak raja ali haji merapat

maka duduklah bersamaku
sehamparan angka sebentangan huruf
merenda kata-kata sepanjang usia
menyulam kalimat di pusat waktu
hingga benda-benda menabung nyawa
menghidupi masa tiada terkira
sementara telah kita rekat makna
pada keluasan tulisan
dawat dan lidah yang tak bersanggah
sebab dan akibat tanpa menyalah

lalu engkau pun berkata setelah usai
inilah pakaian yang tak habis di badan
tapi juga merahab seluruh tubuh
memakaikan tersurat dengan tersirat
memadankan kawan dengan sahabat
menggenakan benar dengan betul
mematutkan angan-angan dengan cita-cita
aku sendiri larut dalam bustanulkatabin
sedangkan bugayat al-ani fi hurufi al-maani
sulalatus salatin dan tufhat al nafis
jadi belakang yang mendapat depan

pasti kita akan menjadi berkitab bijak
memaklumi zaman sepanjang karangan
kita catat nafsu-nafsi di lain tempat
kabur oleh hati yang tak jujur
dan kita akan saling memiliki
karena akan saling memiliki
karena tak mungkin berlain tuan

Sumber: Tersebab Aku Melayu (Buku Sajak Penggal Kedua, 2010)

Analisis Puisi:

Puisi "Kita Akan Menjadi Berkitab Bijak" karya Taufik Ikram Jamil adalah sebuah karya yang menggambarkan perjalanan menuju kedewasaan, pemahaman, dan kepemilikan makna.

Gambarkan Perjalanan Waktu: Puisi ini menggambarkan perjalanan waktu dan pengalaman hidup dengan menggunakan metafora dan simbolisme yang kaya. Mulai dari "riangku duapuluh kurang satu" hingga saat "bersama-sama" mengarungi kata-kata dan makna di tengah-tengah waktu, puisi ini menciptakan gambaran tentang transformasi dan perubahan yang terjadi dalam hidup.

Pencarian Makna: Puisi ini menyoroti upaya manusia untuk mencari dan menyusun makna dalam kehidupan. Dengan "merenda kata-kata" dan "menyulam kalimat di pusat waktu", puisi menekankan pentingnya pengertian dan pemahaman dalam merangkai pengalaman hidup menjadi sebuah cerita yang bermakna.

Kekuatan Persahabatan dan Keterikatan: Penekanan pada konsep "memadankan kawan dengan sahabat" dan "saling memiliki" menyoroti pentingnya persahabatan dan keterikatan antarmanusia dalam perjalanan menuju kedewasaan dan kepemilikan makna. Puisi ini menggambarkan kerjasama dan ketergantungan antara individu dalam meraih pemahaman dan kebijaksanaan.

Optimisme dan Kepemilikan Makna: Dengan menyatakan bahwa "pasti kita akan menjadi berkitab bijak", puisi ini mengekspresikan optimisme terhadap kemampuan manusia untuk memahami dan merangkai pengalaman hidup menjadi sebuah kisah yang bermakna. Puisi ini menegaskan bahwa meskipun hidup penuh dengan tantangan dan ketidakpastian, manusia memiliki kemampuan untuk menjadikan pengalaman itu sebagai sumber kebijaksanaan dan pemahaman yang mendalam.

Puisi "Kita Akan Menjadi Berkitab Bijak" karya Taufik Ikram Jamil adalah sebuah karya yang menggambarkan perjalanan manusia dalam meraih pemahaman dan makna dalam hidup. Dengan menggunakan metafora yang kuat dan bahasa yang kaya, puisi ini mengeksplorasi tema-tema seperti waktu, persahabatan, keterikatan, dan optimisme. Puisi ini menginspirasi pembaca untuk merenungkan arti dan tujuan hidup serta menghargai peran penting persahabatan dan pemahaman dalam perjalanan manusia menuju kedewasaan dan kebijaksanaan.

Taufik Ikram Jamil
Puisi: Kita Akan Menjadi Berkitab Bijak
Karya: Taufik Ikram Jamil

Biodata Taufik Ikram Jamil:
  • Taufik Ikram Jamil lahir pada tanggal 19 September 1963 di Bengkalis, Riau, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.