Puisi: Mencabik Cakrawala (Karya Rodliyah Khusnun Nikmah)

Puisi "Mencabik Cakrawala" karya Rodliyah Khusnun Nikmah menggambarkan semangat juang seorang pemuda dalam menghadapi tantangan dan kesulitan dalam ..
Mencabik Cakrawala

Gemerlap lentera berjejer indah
Menyingkap semua yang bertakhta
Penuh tipu daya, fatamorgana
Berselimut mimpi tanpa rasa
Akankah Tuhan memberi dengan percuma?
Rahasia dalam rahasia, hati berbicara

Akulah pemuda, penuh asa dalam juang
Tak gentar menegakkan panji-panji yang hilang
Bermartabat dengan selubung usang
Tak risau akan cemooh orang, bersapak terjang
Sekali tangan mengadah, dua tiga darma tak jadi penghalang
Tuk samudra harapan yang telah terbentang

"Selamat pagi, filantropi kehidupan"

Sumber: Elegi Puing Cinta yang Tersisa (2018)

Analisis Puisi:

Puisi "Mencabik Cakrawala" karya Rodliyah Khusnun Nikmah adalah sebuah karya yang menggambarkan semangat juang seorang pemuda dalam menghadapi tantangan dan kesulitan dalam kehidupan.

Gambaran Ketidakadilan dan Tipu Daya Dunia: Penyair menggunakan gambaran gemerlap lentera sebagai metafora untuk kehidupan yang dipenuhi dengan keindahan visual tetapi juga tipu daya dan fatamorgana. Ini mencerminkan realitas dunia yang penuh dengan tipu daya dan ilusi yang tidak nyata.

Pertanyaan tentang Pemberian Tuhan: Dalam puisi ini, terdapat pertanyaan tentang apakah Tuhan memberi dengan percuma, menggambarkan keraguan dan penderitaan yang dialami oleh pemuda. Rahasia dalam rahasia, mencerminkan kerumitan dan kedalaman pemikiran yang tersembunyi di balik kehidupan.

Semangat Juang Pemuda: Meskipun dihadapkan pada kesulitan dan tantangan, pemuda dalam puisi ini tetap penuh semangat dan tekad untuk menegakkan martabatnya. Mereka tidak gentar menghadapi cemoohan orang lain dan siap untuk mengatasi rintangan yang menghalangi mereka.

Harapan dan Optimisme: Meskipun dihadapkan pada realitas yang sulit, pemuda ini tetap memiliki harapan dan optimisme yang tinggi. Mereka percaya bahwa tangan yang mengadah tidak akan sia-sia dan bahwa samudra harapan akan terbentang di depan mereka.

Pesan Akhir: Dengan kalimat "Selamat pagi, filantropi kehidupan", penyair memberikan pesan akhir yang menunjukkan bahwa meskipun kehidupan penuh dengan tantangan, masih ada ruang untuk kebaikan dan pemberian kepada sesama.

Puisi "Mencabik Cakrawala" menggambarkan semangat juang dan keteguhan hati seorang pemuda dalam menghadapi realitas kehidupan yang keras. Meskipun dihadapkan pada kesulitan dan tipu daya dunia, pemuda ini tetap penuh harapan, optimisme, dan semangat untuk mencapai cita-cita mereka.

Puisi
Puisi: Mencabik Cakrawala
Karya: Rodliyah Khusnun Nikmah
© Sepenuhnya. All rights reserved.