Puisi: Tahun Baru di Negeri Tanpa Suara (Karya Helvy Tiana Rosa)

Puisi "Tahun Baru di Negeri Tanpa Suara" karya Helvy Tiana Rosa menyampaikan kritik sosial terhadap keadaan politik yang membatasi kebebasan ...
Tahun Baru di Negeri Tanpa Suara

Tahun baru tersungkur, 
menangis di depan pintu rumahku
Wajahnya memar, 
dihajar petasan dan prasangka
Tubuhnya limbung 
dicekoki bersloki-sloki resolusi basi

Bibirnya pucat tertutup rapat
Dari matanya yang nyaris buta
berjatuhan kata-kata
Tolong, tolong! Hak asasi manusia, 
demokrasi, keadilan, telah hilang
diculik dari almanakku!

Tapi kata jadi apa 
tanpa nurani dan suara,
sementara keran-keran kekuasaan 
meluapkan drama-drama
tanpa logika

Telah bertahun lalu 
kata-kata tak lagi gemuruh
Ia jatuh sakit karena terlalu sering dibantai 
dan dibungkam.

Orang-orang menyeret mayatnya pagi ini
bersama kisah-kisah serta puisi
yang bergelimpangan,
dan membusuk di kerongkonganmu.

Analisis Puisi:

Puisi "Tahun Baru di Negeri Tanpa Suara" karya Helvy Tiana Rosa menggambarkan suasana tahun baru yang kelam di tengah kondisi politik yang represif. Dengan penggunaan bahasa yang kuat dan metafora yang tajam, puisi ini menyampaikan kritik sosial terhadap keadaan politik yang membatasi kebebasan berbicara dan menekan hak asasi manusia.

Tahun Baru yang Kelam: Penyair menggambarkan suasana tahun baru yang kelam, di mana perayaan diwarnai oleh kekerasan dan ketidakadilan. Penggunaan gambaran tahun baru tersungkur dan menangis di depan pintu rumah menciptakan kesan kehancuran dan keputusasaan.

Kekerasan dan Represi Politik: Puisi ini mencerminkan keadaan politik yang represif, di mana kekuasaan membatasi kebebasan berbicara dan menekan hak asasi manusia. Gambaran wajah yang memar dan tubuh yang limbung mencerminkan dampak kekerasan fisik dan psikologis yang dialami oleh individu-individu yang berjuang untuk keadilan.

Kehilangan Suara dan Nurani: Penyair menyoroti kehilangan suara dan nurani dalam konteks politik yang represif. Metafora tentang hilangnya hak asasi manusia, demokrasi, dan keadilan dari almanak mencerminkan pembungkaman dan penindasan terhadap suara-suara yang berani berbicara dan memperjuangkan kebenaran.

Drama Politik yang Absurd: Puisi ini juga mengkritik drama politik yang absurd dan tidak masuk akal yang dipertontonkan oleh penguasa. Keran kekuasaan yang meluap tanpa logika menciptakan gambaran tentang ketidakadilan dan kebingungan dalam sistem politik yang korup.

Kesimpulan Kelam: Puisi ini mengakhiri dengan gambaran yang kelam tentang mayat kata-kata yang dibungkam dan puisi-puisi yang membusuk, mencerminkan kehancuran budaya dan kebebasan berpikir akibat represi politik yang mengakibatkan kematian terhadap kata-kata dan gagasan.

Melalui metafora yang kuat dan bahasa yang tajam, puisi "Tahun Baru di Negeri Tanpa Suara" menggambarkan suasana tahun baru yang kelam di tengah kondisi politik yang represif. Puisi ini menyoroti pentingnya kebebasan berbicara, hak asasi manusia, dan demokrasi dalam membangun masyarakat yang adil dan beradab.

Helvy Tiana Rosa
Puisi: Tahun Baru di Negeri Tanpa Suara
Karya: Helvy Tiana Rosa

Biodata Helvy Tiana Rosa:
  • Dr. Helvy Tiana Rosa, S.S., M.Hum. lahir pada tanggal 2 April 1970 di Medan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.