Puisi: Fragmen Singaraja (Karya Gde Artawan)

Puisi "Fragmen Singaraja" karya Gde Artawan menciptakan gambaran yang mendalam tentang kerinduan akan masa lalu, kehilangan, dan perubahan yang ...

Fragmen Singaraja


kurindukan danau kecil tempat istirahat sejenak
sisa tangisku yang mengalir dari hulu
perih sejarah diri yang dirajam karma
di sini kurindukan alir tempat angin mendayu
aneka bunga yang terjatuh dari pohon hening
tempat burung piaraan para moyang belajar sakit

menatap wajahmu, Singaraja
aku mencoba masuk dalam dukamu
ketika engkau mulai kehilangan sunyi
dan anyir bau luka diri menebar sampai di hilir sungai
yang kehilangan jeram dan wajah kota yang kehilangan tanah

aku bercermin pada puing hamparan waktu
yang menyisakan gelisah cinta
rasa kehilangan membuat raga lunglai
dan gairah pada tanah melemah,
lalu terhadap pepohonan terkasih,
jerit yang bagaimana harus kubisikkan?
sementara ibu yang memintal kesuburan tanah
mulai kehilangan berjuta putik
dan buah yang menebar di cakrawala

aku menelusuri liuk tubuhmu
mengarungi bentangan tanah yang berpeluh
dalam desah yang kehilangan segalanya
aku masuk ke dalam impian impian
yang kau tulis di sebuah buku kumal
saat matamu sembab hampir kehabisan air mata
kau semakin merasa kelihatan lelah beranjak perlahan
menjadi ladangladang besi
tak ada perdu, bunga rumputan
dan tak ada danau menyimpan bayangan bulan
untuk menampung jerit anak-anak
yang tak berumah dimana-mana

Analisis Puisi:

Puisi "Fragmen Singaraja" karya Gde Artawan menciptakan gambaran yang mendalam tentang kerinduan akan masa lalu, kehilangan, dan perubahan yang melanda Singaraja, sebuah kota di Bali. Dengan menggunakan bahasa yang kuat dan imaji yang kaya, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kompleksitas sejarah, identitas, dan perasaan manusia terhadap lingkungan dan masa lalu mereka.

Kerinduan akan Masa Lalu

Penyair merindukan masa lalu yang tenang dan indah, seperti danau kecil dan aliran sungai yang mendamaikan. Namun, kerinduan ini juga diwarnai dengan kesedihan akan perubahan dan kehilangan yang telah terjadi.

Perasaan Kehilangan dan Duka

Puisi ini mencerminkan perasaan kehilangan dan duka yang melanda Singaraja. Kota tersebut kehilangan keheningan, keaslian, dan keindahan alamnya karena efek dari perkembangan urbanisasi dan perubahan sosial.

Perubahan dan Kehancuran Lingkungan

Penyair menggambarkan perubahan drastis dalam lingkungan, seperti sungai yang kehilangan jeramnya dan kota yang kehilangan tanahnya. Hal ini menyoroti dampak negatif dari aktivitas manusia terhadap alam, serta kerugian ekologis yang diakibatkan oleh pembangunan dan pertumbuhan kota.

Refleksi akan Identitas dan Sejarah

Puisi ini merupakan refleksi akan identitas dan sejarah Singaraja, serta perjuangan masyarakatnya dalam menghadapi perubahan dan tantangan zaman. Penyair menelusuri jejak sejarah dan tradisi, mencoba memahami dan meresapi perubahan yang terjadi.

Keterhubungan Manusia dengan Alam

Meskipun penuh dengan kesedihan dan kehilangan, puisi ini juga mengandung pesan tentang pentingnya keterhubungan manusia dengan alam. Penyair menyoroti pentingnya menjaga lingkungan dan menghormati alam sebagai bagian dari upaya mempertahankan identitas dan keberlangsungan hidup.

Puisi "Fragmen Singaraja" menawarkan sebuah refleksi yang mendalam tentang perubahan, kehilangan, dan identitas kota Singaraja di Bali. Dengan bahasa yang kaya dan imaji yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kompleksitas sejarah, lingkungan, dan perasaan manusia terhadap masa lalu dan alam. Ini adalah sebuah penghargaan terhadap warisan budaya dan alam yang perlu dilestarikan dan dihormati.

Puisi
Puisi: Fragmen Singaraja
Karya: Gde Artawan

Biodata Gde Artawan:
  • Gde Artawan lahir pada tanggal 20 Fébruari 1959 di Buléléng, Bali.
© Sepenuhnya. All rights reserved.