Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Desa (Karya Kirdjomuljo)

Puisi "Desa" karya Kirdjomuljo menawarkan pandangan yang mendalam tentang kehidupan desa, cinta, dan hubungan manusia dengan tanah.
Desa

Satu tak pernah kutahu
apa tersimpan padanya
satu tak pernah kukenal
apa tersimpan di air mata
Merumpun di tengah datar luas
menerima segala
memberi segala
sepucuk seruling
sehelai daun
Sangat indah –
mengalun berlonjakan
melepas sampai ke kali
menghilang di bukit lain

Satu hari seorang nenek pulang
menghilang dalam rumpun
dan seorang anak menjerit
nenek pulang, nenek pulang
Seorang ayah melambaikan tangan
apa kaubawa pulang
– bunga api bunga alam
bunga umur bunga mati
Ramai sejenak, indah menderai
lalu seorang gadis menjerit
jangan tinggalkan kami
jangan tinggalkan kami

Dan hilang segala itu
tinggal hijau rumpun
hijau awan
hitam langit
Di pintu desa sehelai kain putih
lalu terdengar nyanyi mati
melarut jauh
menghilang dalam tangis
— kalau umur sudah sampai
ke mana kan dicari
kalau umur sudah saatnya
seribu jalan tak berarti

Ku berpaku di hadapan diri
ingin menemukan hatinya
menjumpakan hakekat
ingin mengungkap rahasia
Tapi seorang nenek berkata
– kami berpangku di bumi
lahir dan akan mati padanya
Kami bermukim di alam
bermukim di hati Tuhan
berpinta mati di ladang

Dan ia menunjuk
jauh ke tengah ladang
di mana matahari mencekam
hati masih melekat tanah
– mereka ada rahasia sendiri
disimpan selama umurnya
melekat di getar tanah
menempel di di dahan kemuning

Ku mau mencintai nenek
tak pernah kutemukan
memiliki cinta tanah
dan menyimpan rahasia begitu
Ialah berkubur di hati ladang
betapapun tanah liat
telah mengisap umurnya
tanah batu telah menjepit
Ku mau menyampaikan
– di desa ada cinta menyala
sekeras tanah liat
sejauh luas ladang

– Yang wajar ini lanjut
ambillah seruling
jangan yang lain
cinta kami telah tua
Tak bisa menyelesaikan
soal jawab masa depan
tanah liat tanah kami
sudah padat sudah kering
Salamku padamu
beritakan rahasia ini
kembalilah, bawa cinta
cinta kuat cinta lautan

Sumber: Romansa Perjalanan (1979)

Analisis Puisi:

Puisi "Desa" karya Kirdjomuljo adalah sebuah karya yang menggambarkan keindahan, kesederhanaan, dan kompleksitas kehidupan desa melalui bahasa yang penuh simbolisme. Melalui gambaran visual dan emosi yang mendalam, puisi ini menyajikan sebuah refleksi tentang cinta, kehilangan, dan hubungan manusia dengan tanah dan waktu.

Struktur dan Tema

Puisi ini terdiri dari beberapa bait yang mengalir dengan alunan naratif dan simbolik. Struktur puisi ini menggabungkan elemen-elemen deskriptif dengan perenungan filosofis, menjadikannya karya yang tidak hanya menggambarkan kehidupan desa, tetapi juga menyelidiki makna yang lebih dalam di baliknya.

Simbolisme dan Makna

"Satu tak pernah kutahu / apa tersimpan padanya / satu tak pernah kukenal / apa tersimpan di air mata"

Bait ini membuka puisi dengan refleksi tentang ketidaktahuan dan ketidaktahuan yang mendalam. "Satu" di sini bisa merujuk pada desa, kehidupan, atau rahasia yang tidak sepenuhnya dipahami atau dikenali oleh penulis. Air mata melambangkan emosi dan kenangan yang sulit diungkapkan.

"Merumpun di tengah datar luas / menerima segala / memberi segala / sepucuk seruling / sehelai daun"

Desa digambarkan sebagai entitas yang luas dan menerima segala sesuatu yang datang padanya. "Sepucuk seruling" dan "sehelai daun" menunjukkan kesederhanaan dan keindahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari di desa.

"Satu hari seorang nenek pulang / menghilang dalam rumpun / dan seorang anak menjerit / nenek pulang, nenek pulang"

Adegan ini menggambarkan kehilangan dan kerinduan yang dirasakan oleh komunitas desa ketika seorang nenek pergi. Jeritan anak dan lambaian tangan ayah menekankan rasa kehilangan dan kebutuhan akan kehadiran orang yang dicintai.

"Dan hilang segala itu / tinggal hijau rumpun / hijau awan / hitam langit"

Setelah kehilangan, yang tersisa adalah pemandangan alam yang tenang namun hampa. "Hijau rumpun" dan "hitam langit" menggambarkan siklus kehidupan yang berlanjut meskipun ada rasa kehilangan.

"Ku berpaku di hadapan diri / ingin menemukan hatinya / menjumpakan hakekat / ingin mengungkap rahasia"

Penulis mencoba untuk memahami dan menemukan makna di balik kehidupan desa dan rahasia yang ada di dalamnya. Ada pencarian mendalam untuk menemukan esensi dari cinta dan kehidupan di desa.

"Ku mau mencintai nenek / tak pernah kutemukan / memiliki cinta tanah / dan menyimpan rahasia begitu"

Penulis mengungkapkan keinginan untuk memahami dan mencintai seperti yang dilakukan nenek, yang menyimpan rahasia dan cinta terhadap tanah. Ada kesadaran bahwa cinta terhadap tanah dan kehidupan desa adalah sesuatu yang mendalam dan tak bisa sepenuhnya dipahami.

Puisi "Desa" karya Kirdjomuljo menawarkan pandangan yang mendalam tentang kehidupan desa, cinta, dan hubungan manusia dengan tanah. Dengan simbolisme yang kaya dan bahasa yang reflektif, puisi ini menggambarkan bagaimana kehidupan desa dipenuhi dengan cinta yang kuat dan rahasia yang disimpan sepanjang waktu.

Dalam puisi ini, desa bukan hanya tempat fisik, tetapi juga sebuah entitas yang menyimpan kenangan, cinta, dan rahasia. Cinta terhadap tanah dan kehidupan desa digambarkan sebagai sesuatu yang kuat dan abadi, meskipun tidak selalu mudah dipahami. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kedalaman hubungan kita dengan tanah dan bagaimana kita bisa menemukan makna dalam kehidupan sederhana dan sehari-hari.

Kirdjomuljo
Puisi: Desa
Karya: Kirdjomuljo
Biodata Kirdjomuljo:
  • Edjaan Tempo Doeloe: Kirdjomuljo
  • Ejaan yang Disempurnakan: Kirjomulyo
  • Kirdjomuljo lahir pada tanggal 1 Januari 1930 di Yogyakarta.
  • Kirdjomuljo meninggal dunia pada tanggal 19 Januari 2000 di Yogyakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.