Dalam kehidupan sehari hari kita sering melihat bahwa perempuan memiliki banyak kesibukan dan aktivitas, salah satunya merupakan belanja. Bagi perempuan belanja merupakan salah satu hal yang dilakukan untuk mengurangi beban pikiran. Banyak perempuan yang memilih untuk tidak bercerita tentang masalah yang mereka alami tetapi mereka lebih memilih belanja sebagai pelampiasan masalah yang sedang mereka alami.
Perempuan mana yang tidak menyukai berbelanja apalagi jika disuguhkan berbagai pilihan menarik mulai dari tas, baju, perhiasan dan make up. Banyak yang beranggapan bahwa berbelanja merupakan salah satu bentuk self reward. Dengan self reward seorang perempuan akan merasa dia menghargai segala pencapaiannya selama ini. Itulah mengapa banyak perempuan memilih untuk pergi belanja daripada bercerita.
Perempuan lebih memilih berbelanja daripada bercerita dengan orang lain karena beberapa alasan yang kompleks dan beragam. Berikut ini adalah beberapa alasannya:
1. Self-Care dan Kebahagiaan Diri
Belanja dapat menjadi bentuk self-care yang efektif dan mudah dilakukan jika ada uang. Membeli pakaian baru, perawatan kecantikan, atau membeli aksesoris yang lucu dan bisa meningkatkan rasa percaya diri dan merasa lebih baik.
2. Mengekspresikan Kreativitas
Belanja bukan hanya soal membeli barang, tapi juga tentang ekspresi diri. Memilih pakaian atau aksesoris yang mencerminkan kepribadian dan gaya diri sendiri dapat menjadi bentuk ekspresi kreativitas.
3. Mengatasi Stres
Belanja bisa menjadi hiburan dan pelarian dari rutinitas yang membosankan yang membuat stres. Melihat-lihat barang cantik dan lucu serta memilih pakaian atau aksesoris yang disukai bisa meredakan stres dan memberikan rasa lega.
4. Menjaga Tren dan Fashion
Belanja membantu seorang perempuan agar dapat mengikuti tren terbaru dan menjaga penampilan agar terlihat rapi dan sopan. Perempuan akan mencoba gaya baru dan mengikuti tren yang sedang naik di media sosial karena hal itu memberikan rasa kesenangan tersendiri.
5. Menambah Koleksi Pribadi
Ada kepuasan tersendiri dalam mengkoleksi pakaian, sepatu, atau aksesoris yang beragam. Koleksi ini bukan hanya soal jumlah, tapi juga tentang mengekspresikan selera fashion yang unik.
6. Aktivitas yang Menyenangkan
Belanja seringkali menjadi aktivitas yang menyenangkan. Bersama teman atau keluarga, perempuan bisa berkeliling toko, mencoba pakaian bersama, dan memberikan pendapat antara satu dan lainnya dengan jujur. Ini adalah cara yang menyenangkan untuk menghabiskan waktu bersama orang tersayang.
7. Merayakan Sebuah Pencapaian
Belanja juga bisa menjadi bentuk merayakan sebuah pencapaian. Ketika berhasil mencapai tujuan atau meraih kesuksesan, membeli sesuatu yang diidamkan bisa menjadi hadiah untuk diri sendiri.
8. Kemudahan dan Kepuasan
Belanja online memberikan banyak keuntungan karena kemudahan dalam membeli kebutuhan tanpa harus repot-repot keluar rumah. Hal ini membuat perempuan lebih suka berbelanja karena lebih mudah dan memberikan rasa puas.
Selain karena efek dari permasalahan yang dihadapi, para perempuan juga memilih untuk berbelanja ketika mereka merasa stres dan membutuhkan refreshing. Ketika seorang perempuan memilih berbelanja sebagai pelampiasan akan masalah dan juga stres yang dia hadapi hal tersebut juga dapat menimbulkan pembelian secara impulsif.
Apakah kalian sebagai perempuan pernah mengalami hal ini? Wajar sebenarnya jika seorang perempuan pernah mengalami rasa ingin melupakan segala masalah yang sedang dialaminya dengan cara berbelanja. Dengan membeli banyak barang baru apalagi yang sudah menjadi wishlist sejak lama pasti akan menimbulkan sebuah kepuasan pada diri sendiri. Mungkin menurut sebagian orang beranggapan bahwa berbelanja merupakan suatu bentuk pemborosan, memang benar apalagi jika niat kita di awal untuk mengurangi beban pikiran namun malah menjadi pemborosan dengan membeli barang yang tidak berguna atau dengan istilah lain gelap mata.
Perempuan cenderung lebih sering melakukan pembelian secara impulsif karena perempuan lebih memprioritaskan terhadap perasaan, emosi dan hasrat dibandingkan dengan logika. Biasanya perempuan yang lebih memilih untuk berbelanja daripada bercerita berada pada rentang usia remaja 18-24 tahun.
Jika perempuan lebih memilih berbelanja sebagai pelampiasan masalah daripada bercerita kepada orang lain, beberapa dampak yang mungkin timbul adalah:
1. Pembelian Impulsif
Perilaku ini dapat menyebabkan pengeluaran yang tidak terencana dan penyesalan setelah membeli barang yang tidak benar-benar dibutuhkan.
2. Kesehatan Mental
Mengandalkan belanja untuk mengatasi stres dapat memperburuk kondisi emosional karena menyebabkan siklus stres yang berulang dan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah.
3. Masalah Keuangan
Kebiasaan berbelanja impulsif dapat mengakibatkan masalah finansial, seperti utang yang menumpuk dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar karena terlalu sering berbelanja.
4. Isolasi Sosial
Memilih untuk tidak berbagi masalah dengan orang lain dapat mengarah pada perasaan kesepian dan isolasi, karena tidak ada dukungan dari sekitar.
Dengan demikian, meskipun belanja dapat memberikan kepuasan sementara, dampak jangka panjangnya seringkali negatif.
Kesimpulannya sebagai seorang perempuan saya pun juga lebih memilih untuk berbelanja karena dengan berbelanja saya merasa bahwa saya lebih bisa mengekspresikan diri sendiri. Terlepas dari alasan dan dampak yang telah disebutkan tadi di era sekarang apalagi perempuan Gen Z kebanyakan akan lebih memilih berbelanja karena mereka lebih suka menjadi seorang independent woman dan lebih suka menyembunyikan masalahnya. Namun, ada juga seorang perempuan yang lebih memilih untuk bercerita kepada orang lain sebagai pelampiasan akan permasalahan yang dia alami. Hingga saat ini masih banyak ditemukan juga perempuan yang berbelanja secara impulsif. Mereka membeli barang tanpa memikirkan nilai guna dari barang tersebut. Akibatnya banyak barang menumpuk dan tidak terpakai serta menimbulkan keborosan. Berbelanja boleh dilakukan sebagai bentuk pelampiasan akan tetapi jangan berlebihan.
Biodata Penulis:
Evita Wahyu Kinasih, lahir di Sragen pada tanggal 7 Agustus 2006, saat ini sedang menempuh pendidikan di Universitas Sebelas Maret.