Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Aku dan Temanku (Karya J. E. Tatengkeng)

Puisi "Aku dan Temanku" karya J.E. Tatengkeng menggambarkan pertempuran batin seseorang, pertentangan antara kekuatan alam dan emosi manusia, serta ..
Aku dan Temanku

Tak ada suatu makhluk
padanya aku takluk

Di atas batu hitam
Di ujung tanduk
aku berdiri
seorang diri
menantang gelombang
menggertak guruh
membenamkan rasa
mematikan cinta

Gadis manis
anak penyelundup kopra
tersenyum dalam perahu
aku bunuh
dalam hatiku.

Temanku
ikan kecil hijau kuning
bermain-main di tengah karang
mengerling
padaku.

Sumber: Indonesia (Agustus/September 1953)

Analisis Puisi:

Puisi "Aku dan Temanku" karya J.E. Tatengkeng adalah sebuah karya yang singkat namun penuh dengan makna dan simbolisme. Puisi ini menggambarkan pertempuran batin seseorang, pertentangan antara kekuatan alam dan emosi manusia, serta perenungan tentang tindakan dan dampaknya terhadap orang lain.

Pertempuran Batin dan Keberanian: Puisi ini menggambarkan seseorang yang berdiri di atas "batu hitam," yang bisa diartikan sebagai simbol tantangan atau kesulitan dalam hidup. Seseorang ini berdiri di "ujung tanduk," menantang gelombang dan menghadapi hujan, angin, dan badai. Ini mencerminkan perjuangan dan keberanian individu untuk menghadapi tantangan dan mengatasi kesulitan.

Pertentangan dengan Alam dan Emosi: Puisi ini menciptakan kontras antara alam dan emosi manusia. Meskipun individu berani menghadapi elemen alam yang keras, di dalam dirinya ada perang batin. Pada satu sisi, ada kekuatan alam yang kuat seperti gelombang dan guruh, tetapi di sisi lain, ada perasaan yang menghancurkan, seperti "membenamkan rasa" dan "mematikan cinta." Ini merujuk pada pertentangan antara kekuatan luar dan perasaan dalam diri individu.

Tindakan dan Dampak: Puisi ini menampilkan dua tindakan penting yang mencerminkan keadaan konflik dalam diri individu. Pertama, "aku bunuh / dalam hatiku" merujuk pada pembunuhan karakter dalam diri sendiri, suatu tindakan internal yang mengkhawatirkan. Kedua, tindakan "aku bunuh" terhadap "Gadis manis / anak penyelundup kopra" menyoroti perasaan bersalah atau tindakan buruk yang mungkin dilakukan individu dalam emosinya.

Simbolisme "Temanku": Pada akhir puisi, terdapat penggambaran "Temanku" sebagai "ikan kecil hijau kuning" yang bermain di tengah karang dan "mengerling / padaku." Ikan ini bisa diartikan sebagai simbol kesederhanaan dan ketulusan dalam alam, yang merupakan kontras dengan konflik internal yang dirasakan oleh individu.

Puisi "Aku dan Temanku" karya J.E. Tatengkeng adalah sebuah karya yang menggambarkan perjuangan batin individu yang berani menghadapi tantangan alam dan emosi internal. Puisi ini mengandung simbolisme yang kuat untuk menggambarkan konflik dan dampak tindakan serta refleksi tentang kesalahan dan kesederhanaan. Dalam potret singkatnya, puisi ini menggambarkan kerumitan pikiran dan perasaan manusia saat menghadapi realitas kehidupan.

Puisi J. E. Tatengkeng
Puisi: Aku dan Temanku
Karya: J. E. Tatengkeng

Biodata J. E. Tatengkeng:
  • J. E. Tatengkeng (Jan Engelbert Tatengkeng) adalah salah satu penyair Angkatan Pujangga Baru. Nama panggilan sehari-harinya adalah Om Jan.
  • J. E. Tatengkeng lahir di Kolongan, Sangihe, Sulawesi Utara, 19 Oktober 1907.
  • J. E. Tatengkeng meninggal dunia di Makassar, 6 Maret 1968 (pada umur 60 tahun).
© Sepenuhnya. All rights reserved.