Gotong Royong
Gotong-royong itu tidak hanya tergambar pada
sejumlah bapak tua dan muda yang serentak memikul rumah
bersama-sama. Kerja bakti membersihkan sumbat selokan di sekitar
perempatan. Mengusir nyamuk di sarang-sarang persembunyian
Gotong royong itu juga menelan ludah pahit bersama:
saat melihat anak bangsa terkapar lapar
terlempar nanar di perempatan trotoar
merintih letih di perempatan jalan
Naluri gotong-royong itu harus mengalir kencang di darah tubuhmu
merambati jiwamu: Sehingga kalian cakap membaca nasib bangsa
Entaskan mereka dari tumpang tindih derita
mari berbondong-bondong bergotong-royong
agar kalian makin bangga menatap molek Indonesia
makin kalian rasakan semangat bersatu yang kian padu
agar berimbun senyum ikhlasmu
Semarang, 2018
Sumber: Surat dari Samudra (2018)
Analisis Puisi:
Puisi "Gotong Royong" karya Budi Wahyono adalah sebuah refleksi mendalam tentang nilai gotong royong sebagai esensi kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Puisi ini tidak hanya menggambarkan gotong royong dalam bentuk fisik semata, tetapi juga menekankan makna sosial dan kemanusiaan yang lebih luas.
Gotong Royong sebagai Budaya dan Tradisi
Puisi ini diawali dengan gambaran klasik tentang gotong royong yang sering terlihat dalam kehidupan masyarakat:
Gotong royong itu tidak hanya tergambar pada
sejumlah bapak tua dan muda yang serentak memikul rumahbersama-sama.
Bagian ini mengingatkan kita pada tradisi masyarakat pedesaan yang sering melakukan boyongan—memindahkan rumah secara bersama-sama. Hal ini menunjukkan bahwa gotong royong adalah budaya yang telah mengakar dalam kehidupan rakyat Indonesia.
Selain itu, kerja bakti dalam membersihkan selokan dan membasmi nyamuk juga digambarkan sebagai wujud nyata dari kebersamaan:
Kerja bakti membersihkan sumbat selokan di sekitar perempatan.Mengusir nyamuk di sarang-sarang persembunyian.
Gambaran ini mencerminkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dan kesehatan bersama. Gotong royong bukan hanya kerja fisik, tetapi juga mencerminkan tanggung jawab sosial terhadap kebersihan dan kesejahteraan lingkungan.
Gotong Royong sebagai Kepedulian Sosial
Pada bagian berikutnya, makna gotong royong diperluas dari sekadar kerja fisik menjadi kepedulian terhadap sesama:
Gotong royong itu juga menelan ludah pahit bersama:saat melihat anak bangsa terkapar laparterlempar nanar di perempatan trotoarmerintih letih di perempatan jalan
Bagian ini mengajak kita untuk tidak hanya memahami gotong royong sebagai kerja bakti, tetapi juga sebagai bentuk kepedulian sosial. Penyair menggambarkan kondisi anak bangsa yang menderita, kelaparan, dan hidup di jalanan sebagai realitas yang harus dihadapi bersama.
Metafora menelan ludah pahit bersama menunjukkan bahwa gotong royong juga berarti berbagi penderitaan dan berempati terhadap sesama yang kurang beruntung.
Gotong Royong sebagai Kesadaran Kolektif
Penyair kemudian menegaskan bahwa semangat gotong royong harus mengalir dalam darah setiap individu agar dapat memahami nasib bangsa:
Naluri gotong royong itu harus mengalir kencang di darah tubuhmumerambati jiwamu: Sehingga kalian cakap membaca nasib bangsa
Dalam bagian ini, gotong royong bukan hanya tentang tindakan, tetapi juga kesadaran. Penyair mengajak pembaca untuk melihat lebih jauh, memahami kondisi bangsa, dan tidak bersikap apatis terhadap penderitaan orang lain.
Entaskan mereka dari tumpang tindih deritamari berbondong-bondong bergotong-royong
Ajakan ini memperkuat pesan bahwa gotong royong adalah solusi untuk mengatasi berbagai permasalahan sosial. Dengan bekerja sama, masyarakat bisa mengangkat mereka yang tertindas dan menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi semua.
Gotong Royong untuk Membangun Bangsa
Puisi ini ditutup dengan pesan optimisme bahwa semangat gotong royong akan membuat bangsa semakin kuat dan bersatu:
agar kalian makin bangga menatap molek Indonesiamakin kalian rasakan semangat bersatu yang kian paduagar berimbun senyum ikhlasmu
Gotong royong bukan hanya membantu mereka yang membutuhkan, tetapi juga membangun rasa bangga terhadap negara dan mempererat persatuan. Dengan gotong royong, Indonesia tidak hanya menjadi tempat yang lebih baik, tetapi juga lebih indah dan harmonis.
Refleksi: Relevansi Gotong Royong di Zaman Sekarang
Puisi ini mengingatkan kita bahwa gotong royong bukan sekadar tradisi, tetapi juga nilai fundamental yang harus tetap dijaga.
Dalam konteks modern, gotong royong bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti:
- Membantu mereka yang terdampak bencana alam
- Mendukung usaha kecil dan ekonomi rakyat
- Berpartisipasi dalam program sosial dan kemanusiaan
- Menggunakan media sosial untuk menyebarkan kesadaran dan kepedulian
Dengan semangat gotong royong, setiap individu bisa berkontribusi dalam membangun Indonesia yang lebih baik dan lebih sejahtera.
Puisi "Gotong Royong" karya Budi Wahyono memberikan pemahaman mendalam tentang arti gotong royong yang lebih luas. Tidak hanya sekadar kerja bakti atau aksi kolektif, tetapi juga tentang empati, kepedulian sosial, dan tanggung jawab terhadap sesama.
Puisi ini mengajak kita untuk tidak hanya menjadi saksi, tetapi juga pelaku dalam membantu sesama, memahami penderitaan orang lain, dan bekerja bersama untuk membangun bangsa yang lebih kuat dan bersatu.
Karya: Budi Wahyono
