Hutan Jumprit Satu Pagi
Angin bukit mengembus sejuk nyaman
menerobos gerombol daun pinus mahoni
reranting bergesek melantunkan simfoni pagi
embun pun mendendangkan kidung perpisahan
"Selamat tinggal pagi"
ketika sang mentari mulai memancar segar
lalu menguap meninggalkan pucuk-pucuk daun
Kera menggelantung di reranting pohon
menyongsong pelancong yang berdatangan
burung-burung pun berkicau riang
karena masih banyak pepohonan tempat bersarang
Hutan Jumprit hutan di lereng gunung Sindoro
akar-akar gemulai menjalar melilit dalam tanah
menahan erosi jadi mata air muara kali Progo
air suci tiap Waisak tiba
air berkah bagi kehidupan mahluk Ilahi
Bawah hutan air mengalir segar
meliuk-liuk membentuk sungai
basahi tanah regosol coklat muda
merasuk segarkan akar-akar
tunas-tunas pun ikut melambai
nun jauh di sana lagu cangkul membentur sawah
diayun berpasang-pasang tangan kekar petani
Sumber: Surat dari Samudra (2018)
Analisis Puisi:
Puisi "Hutan Jumprit Satu Pagi" karya Ariadi Rasidi mengangkat tema tentang keindahan alam dan keseimbangan ekosistem. Melalui deskripsi yang puitis, puisi ini menyoroti keasrian hutan Jumprit serta peranannya dalam menjaga lingkungan.
Puisi ini menggambarkan suasana pagi di hutan Jumprit, yang terletak di lereng Gunung Sindoro. Penyair mendeskripsikan kesejukan udara, dedaunan yang bergesekan, serta embun yang menghilang saat matahari mulai bersinar. Berbagai makhluk hidup seperti kera dan burung juga turut menghidupkan suasana, menunjukkan bahwa hutan ini masih asri dan menjadi tempat tinggal bagi banyak spesies. Selain itu, puisi ini menyoroti pentingnya hutan dalam menjaga keseimbangan alam, terutama dalam menyediakan mata air yang menjadi sumber kehidupan bagi manusia.
Makna Tersirat
Di balik gambaran keindahan hutan, puisi ini memiliki pesan tersirat tentang pentingnya menjaga kelestarian alam. Hutan tidak hanya menjadi tempat yang indah, tetapi juga memiliki peran ekologis yang sangat besar, seperti mencegah erosi, menjaga sumber air, dan menopang kehidupan berbagai makhluk. Penyair ingin menyampaikan bahwa kelestarian hutan berhubungan langsung dengan kesejahteraan manusia, terutama petani yang bergantung pada aliran air dari hutan untuk mengairi sawah mereka.
Suasana dalam Puisi
Puisi ini memiliki suasana yang damai dan penuh ketenangan. Penggambaran angin sejuk, kicauan burung, serta embun pagi menciptakan kesan keteduhan yang menenangkan jiwa. Namun, di balik keindahan ini, ada juga perasaan penghormatan terhadap alam yang berperan besar dalam kehidupan manusia.
Puisi "Hutan Jumprit Satu Pagi" karya Ariadi Rasidi bukan hanya sekadar puisi deskriptif tentang keindahan alam, tetapi juga sebuah pengingat akan pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan. Dengan diksi yang lembut dan penuh keindahan, penyair mengajak pembaca untuk lebih menghargai alam dan memahami bahwa kehidupan manusia sangat bergantung pada kelestarian ekosistem hutan.
Karya: Ariadi Rasidi
Biodata Ariadi Rasidi:
- Ariadi Rasidi lahir pada tanggal 15 April 1959 di Purwokerto.
