Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Isyarat (Karya Ariadi Rasidi)

Puisi "Isyarat" karya Ariadi Rasidi menggambarkan kondisi bangsa yang sedang menghadapi kesulitan dan mengajak pembaca untuk merenungkan nasib ...

Isyarat


Angin senja bertiup menyapu reranting
daun jatuh satu-satu
beburung gagak terbang di atas pusara
rembulan pucat muncul berbagi senyap

Angin senja berdesir di hati
air mata lalu mentes-netes basahi bumi
meratapi pertiwi yang sedang dilanda badai
rakyat pun tersedu-sedu tafakur ke Ilahi

Angin senja pun berkirim isyarat
lengkapi tanda di lima waktumu
lewat lantunan doa selamat kepadaNya
agar Indonesia kita selamat
dunia akhirat.

Sumber: Surat dari Samudra (2018)

Analisis Puisi:

Puisi "Isyarat" karya Ariadi Rasidi mengangkat tema nasionalisme dan spiritualitas. Puisi ini menggambarkan kondisi bangsa yang sedang menghadapi kesulitan dan mengajak pembaca untuk merenungkan nasib tanah air melalui doa dan kepasrahan kepada Tuhan.

Puisi ini bercerita tentang suasana senja yang penuh isyarat akan nasib bangsa. Lewat gambaran alam seperti angin senja, daun yang berguguran, dan burung gagak di atas pusara, penyair membangun suasana melankolis yang merefleksikan kondisi bangsa yang sedang berduka. Kesedihan ini kemudian dilanjutkan dengan ajakan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan agar Indonesia mendapatkan keselamatan.

Makna Tersirat

Di balik kata-kata yang digunakan, puisi ini mengandung makna tersirat tentang kondisi bangsa yang sedang mengalami penderitaan. Penggunaan metafora seperti "angin senja" dan "burung gagak di atas pusara" dapat ditafsirkan sebagai simbol dari masa-masa sulit yang sedang dialami. Namun, di tengah kesedihan tersebut, terdapat harapan yang disampaikan melalui ajakan untuk berdoa dan berserah kepada Tuhan.

Suasana dalam Puisi

Puisi ini memiliki suasana yang sendu, melankolis, dan reflektif. Gambaran alam yang sepi dan simbol-simbol seperti daun yang jatuh serta rembulan pucat menciptakan kesan duka yang mendalam. Namun, di akhir puisi, suasana sedikit berubah menjadi penuh harapan dengan ajakan untuk berdoa dan memohon keselamatan bagi bangsa.

Amanat atau Pesan dalam Puisi

Pesan yang ingin disampaikan oleh penyair adalah pentingnya refleksi dan doa dalam menghadapi situasi sulit. Puisi ini mengingatkan bahwa di tengah penderitaan dan kesedihan, manusia harus tetap mengandalkan kekuatan spiritual untuk menemukan jalan keluar. Selain itu, ada juga pesan nasionalisme yang mengajak rakyat untuk bersatu dalam menghadapi cobaan.

Imaji dalam Puisi

Puisi ini kaya akan imaji alam yang memperkuat suasana melankolis. Imaji visual seperti "burung gagak terbang di atas pusara" dan "rembulan pucat muncul berbagi senyap" membentuk gambaran kesedihan dan kehilangan. Imaji auditori juga muncul dalam "angin senja berdesir di hati," yang menciptakan suasana sunyi dan penuh perenungan.

Majas dalam Puisi

Penyair menggunakan beberapa majas dalam puisi ini, di antaranya:
  • Majas personifikasi pada "angin senja bertiup menyapu reranting," yang memberi sifat manusiawi pada angin.
  • Majas metafora pada "air mata lalu mentes-netes basahi bumi," yang menggambarkan kesedihan mendalam.
  • Majas simbolik pada "burung gagak di atas pusara," yang dapat diartikan sebagai pertanda duka atau kematian.
Puisi "Isyarat" karya Ariadi Rasidi tidak hanya mengajak pembaca untuk merenungkan kondisi bangsa tetapi juga memberikan dorongan spiritual untuk tetap berharap dan berdoa demi keselamatan tanah air.

Ariadi Rasidi
Puisi: Isyarat
Karya: Ariadi Rasidi

Biodata Ariadi Rasidi:
  • Ariadi Rasidi lahir pada tanggal 15 April 1959 di Purwokerto.
© Sepenuhnya. All rights reserved.