Lagu Gelombang
Pantai yang kokoh adalah kekasihku,
Dan aku menjadi buah hatinya.
Ketika akhirnya kami dipertautkan oleh cinta,
Bulan pun menarikku darinya.
Bergegas aku pergi menyongsong dia
Lalu aku pergi menyongsong dia
Lalu minta diri dengan berat hati.
Membisikkan selamat tinggal berulang kali.
Aku membumbung tiba-tiba
Dari balik kebiruan cakrawala
Untuk mengayunkan sinar keperakan buihku
Ke pangkuan keemasan pasirnya
Dan berpadu dalam kecemerlangan sempurna
Aku pusaka dahaganya
Dan nafasku memenuhi segenap relung hatinya
Dia melunakkan suaraku dan meredam gelora di dada.
Kala fajar tiba, kuucapkan kaidah cinta
Di telinganya, dan dia memelukku penuh damba
Di terik siang kunyanyikan dia lagu harapan
Diiringi kecupan-kecupan kasih sayang
Gerakku gesit diwarnai kekhawatiran
Sedangkan dia tetap sabar dan tenang.
Dadanya yang bidang meneduhkan kegelisahan.
Kala air pasang kami saling memeluk
Kala surut aku berlutut menjamah kakinya
Memanjatkan doa.
Seringkali aku menari, mengitari puteri-puteri duyung
Bila mereka timbul dari kedalaman dan mengapung
Di dadaku, memandangi kelap-kelip bintang-bintang;
Seringkali kudengar keluh kekasih
akan kekecilan dirinya.
Seringkali 'lah kugoda tebing-tebing batu karang,
Kuajak bercanda, dan kulempari senyum cemerlang,
Namu tak sekali juga merasa tergerak membalasnya.
Seringkali 'lah kuangkat insan-insan yang tenggelam,
Kudukung mesra dan kubawa kepangkuan pujaanku;
Pantai perkasa: yang memberinya daya
Kekuatan-rangkuman diriku.
Seringkali kucuri permata simpanan dasar samudra
Kupersembahkan ke haribaan kekasih tercinta,
Dan pantaiku menerimannya dalam bisu
Namun aku memberi selalu, sebab diamnya menyambutku.
Dalam sarat kegelitaan jantung malam,
'Pabila segenap makhluk ciptaan Tuhan,
Lelap terlena dalam buaian Alpa,
Aku tetap bergadang, sekali waktu melagukan dendang,
Sekali waktu menghela napas dalam desah berkepanjangan,
Aku senantiasa terjaga.
Seribu sayang, selalu berjaga sendiri
Menyusutkan kekuatan.
Tetapi aku pemuja cinta,
dan kebenaran cinta itu sendiri perkasa
Mungkin kelelahan akan menimpa,
Namun tiada aku bakal binasa.
Analisis Puisi:
Puisi "Lagu Gelombang" karya Kahlil Gibran adalah karya sastra yang menggambarkan hubungan antara penyair dengan pantai, alam, dan unsur-unsur alam lainnya. Dalam puisi ini, Gibran menggunakan bahasa metafora dan gambaran alam untuk mengungkapkan perasaan, pemahaman, dan pengalaman pribadinya.
Metafora Alam: Puisi ini penuh dengan metafora alam. Pantai yang kokoh adalah simbol kekasih penyair, dan penyair menggambarkan dirinya sebagai buah hatinya. Pantai, pasir, air pasang, dan gelombang semuanya digunakan sebagai lambang yang menciptakan gambaran visual tentang cinta dan hubungan manusia dengan alam.
Hubungan dengan Alam: Puisi ini menggarisbawahi hubungan intim manusia dengan alam. Penyair menggambarkan bagaimana ia menyatu dengan pantai, pasir, dan laut, seolah-olah menjadi satu dengan unsur-unsur alam tersebut. Ini mencerminkan pandangan Gibran tentang kesatuan alam dan manusia.
Cinta dan Kasih Sayang: Puisi ini mengungkapkan tema cinta dan kasih sayang. Penyair merenungkan perasaannya terhadap kekasihnya, yang digambarkan sebagai pantai yang kokoh. Meskipun penyair mencoba untuk menjelaskan cintanya dengan kata-kata, dia menyadari bahwa cinta sejati seringkali sulit diungkapkan dengan bahasa.
Kehidupan Sehari-hari: Puisi ini juga mencerminkan kehidupan sehari-hari dan momen-momen yang indah dalam hubungan manusia dengan alam. Penyair merenungkan momen-momen seperti pagi hari, saat fajar tiba, dan kebersamaan dengan kekasihnya.
Kekuatan Cinta: Puisi ini menyatakan kekuatan cinta sebagai kekuatan yang memungkinkan penyair untuk terus memberi dan tidak pernah lelah. Ini menggambarkan cinta sebagai sumber inspirasi dan kekuatan yang memberikan arti pada kehidupan.
Kesempurnaan dalam Persatuan: Puisi ini mencapai puncaknya dengan gambaran persatuan yang sempurna antara penyair dan kekasihnya. Ini mencerminkan harapan akan kesatuan dan kedamaian dalam hubungan cinta.
Puisi "Lagu Gelombang" karya Kahlil Gibran adalah sebuah karya yang merenungkan tentang cinta, alam, dan persatuan. Penggunaan gambaran alam yang kaya membantu menciptakan atmosfer yang indah dan mendalam dalam puisi ini. Gibran berhasil menggambarkan kekuatan dan kompleksitas cinta dalam kata-kata yang sederhana dan indah.
Puisi: Lagu Gelombang
Karya: Kahlil Gibran
Buku: Lagu Gelombang (1989)
Diterjemahkan oleh: Sri Kusdyantinah
Biodata Kahlil Gibran:
- Kahlil Gibran lahir pada tanggal 6 Januari 1883 di Lebanon.
- Kahlil Gibran meninggal dunia pada tanggal 10 April 1931 di New York, Amerika Serikat.
