Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Perlombaan (Karya Amalia Najichah)

Puisi "Perlombaan" karya Amalia Najichah mengajak pembaca, terutama generasi muda, untuk berusaha dengan gigih, menjunjung kejujuran, serta tidak ...

Perlombaan


Mari kawan jangan berpangku tangan
Kita siapkan otak, jiwa, dan raga
Perangi diri sebelum perangi lawan
untuk menjadi sang juara

Berlatih setiap hari jangan mengeluh
Karena sebuah kemenangan dapat diraih dengan penuh peluh
Bulatkan tekat dan bersungguh-sungguh
Buatlah bangga bapak dan ibu guru

Esok arena perlombaan akan kita jumpai
Bersama beraksi mengadu kreasi
Menjunjung sportivitas tampil unjuk gigi
Tunjukkan kita kelompok yang berprestasi

Kalah menang sudah biasa
Baiknya tunjukkan kita bisa
Jika menang tak dapat diraih
Jangan bersedih jangan berkecil hati
Karena kita pejuang sejati

Semarang, 20 Mei 2018

Sumber: Surat dari Samudra (2018)

Analisis Puisi:

Puisi "Perlombaan" karya Amalia Najichah merupakan sebuah karya yang menggambarkan semangat, perjuangan, dan sportivitas dalam menghadapi kompetisi. Dengan bahasa yang sederhana namun penuh motivasi, puisi ini mengajak pembaca, terutama generasi muda, untuk berusaha dengan gigih, menjunjung kejujuran, serta tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan.

Melalui bait-baitnya, puisi ini bukan hanya sekadar berbicara tentang kompetisi dalam arti perlombaan fisik, tetapi juga perlombaan dalam kehidupan, di mana seseorang harus berusaha dan berlatih untuk mencapai impian mereka.

Semangat Persiapan dan Perjuangan

Puisi ini diawali dengan ajakan untuk bersiap menghadapi perlombaan:

Mari kawan jangan berpangku tangan
Kita siapkan otak, jiwa, dan raga
Perangi diri sebelum perangi lawan
untuk menjadi sang juara

Kalimat pertama mengajak para peserta untuk tidak hanya diam dan menunggu, tetapi aktif berusaha. Penyebutan otak, jiwa, dan raga menegaskan bahwa kemenangan bukan hanya soal kekuatan fisik, tetapi juga kesiapan mental dan intelektual.

Ungkapan Perangi diri sebelum perangi lawan menekankan pentingnya mengalahkan kelemahan diri sendiri sebelum menghadapi pesaing. Ini adalah pesan moral bahwa disiplin dan usaha keras dari dalam diri adalah kunci utama dalam meraih keberhasilan.

Konsistensi dan Kerja Keras

Bait berikutnya menekankan pentingnya latihan yang terus-menerus:

Berlatih setiap hari jangan mengeluh
Karena sebuah kemenangan dapat diraih dengan penuh peluh
Bulatkan tekad dan bersungguh-sungguh
Buatlah bangga bapak dan ibu guru

Penyair mengingatkan bahwa kemenangan tidak bisa diraih secara instan. Dibutuhkan latihan yang tekun dan pengorbanan (penuh peluh). Selain itu, puisi ini juga mengajarkan rasa hormat kepada guru, yang dalam konteks pendidikan sering kali menjadi pembimbing dalam berbagai perlombaan akademik maupun non-akademik.

Sportivitas dalam Perlombaan

Puisi ini juga menekankan nilai sportivitas:

Esok arena perlombaan akan kita jumpai
Bersama beraksi mengadu kreasi
Menjunjung sportivitas tampil unjuk gigi
Tunjukkan kita kelompok yang berprestasi

Di sini, kompetisi tidak hanya dipandang sebagai ajang untuk menang, tetapi juga sebagai kesempatan untuk menampilkan kreativitas dan kerja keras. Menjunjung sportivitas mengingatkan pembaca bahwa dalam perlombaan, kejujuran dan sikap adil lebih penting daripada sekadar mengejar kemenangan.

Menerima Kemenangan dan Kekalahan dengan Lapang Dada

Bagian akhir puisi memberikan pelajaran tentang bagaimana menghadapi hasil perlombaan:

Kalah menang sudah biasa
Baiknya tunjukkan kita bisa
Jika menang tak dapat diraih
Jangan bersedih jangan berkecil hati
Karena kita pejuang sejati

Puisi ini memberikan perspektif yang seimbang tentang hasil perlombaan. Kekalahan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan bagian dari perjalanan. Pesan kita pejuang sejati mengingatkan bahwa keberanian untuk berkompetisi dan berusaha sebaik mungkin adalah pencapaian yang lebih besar daripada sekadar hasil akhir.

Gaya Bahasa dan Diksi

Puisi "Perlombaan" menggunakan gaya bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, menjadikannya efektif dalam menyampaikan pesan motivasi. Beberapa elemen yang menonjol dalam puisinya adalah:
  • Repetisi – Beberapa kata seperti berlatih, menang, dan sportivitas ditekankan untuk memperkuat pesan motivasi.
  • Metafora – Ungkapan Perangi diri sebelum perangi lawan menggambarkan bagaimana tantangan terbesar dalam kompetisi adalah melawan kelemahan dan kemalasan diri sendiri.
  • Rima dan Ritme – Struktur puisi ini terasa mengalir dengan baik, membuatnya mudah diingat dan diresapi oleh pembaca, terutama oleh anak-anak sekolah atau peserta lomba.

Pesan Moral dalam Puisi

Puisi ini mengandung beberapa pesan moral yang dapat diambil oleh pembaca:
  • Persiapan adalah kunci keberhasilan – Tidak ada kemenangan tanpa latihan dan usaha keras.
  • Sportivitas lebih penting daripada sekadar menang – Kejujuran dan kerja sama dalam perlombaan adalah nilai utama yang harus dijunjung.
  • Jangan takut kalah – Kekalahan bukan akhir segalanya, tetapi bagian dari proses belajar dan menjadi lebih baik.
  • Hargai guru dan pembimbing – Mereka adalah orang-orang yang selalu mendukung dan membimbing kita dalam mencapai keberhasilan.
Puisi "Perlombaan" karya Amalia Najichah adalah karya yang penuh dengan semangat motivasi. Dengan bahasa yang lugas dan pesan yang kuat, puisi ini mengajarkan nilai kerja keras, sportivitas, dan ketangguhan mental dalam menghadapi kompetisi.

Lebih dari sekadar tentang perlombaan dalam arti harfiah, puisi ini bisa diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, mengingatkan kita bahwa setiap tantangan adalah kesempatan untuk belajar dan berkembang. Baik menang maupun kalah, yang terpenting adalah semangat untuk terus berusaha dan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Amalia Najichah
Puisi: Perlombaan
Karya: Amalia Najichah

Biodata Amalia Najichah:
  • Amalia Najichah lahir pada tanggal 11 Desember 1991 di Demak.
© Sepenuhnya. All rights reserved.