Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Potretku (Karya Widjati)

Puisi "Potretku" Karya Widjati adalah sebuah eksplorasi mendalam tentang identitas, persepsi diri, dan perasaan keterasingan yang dialami seseorang ..
Potretku
(Kepada pelukis S. Dito)

Seperti itukah aku yang kaulukis
Dalam gelap warna yang samar
Wajahku terpampang

Bergaris pada cahaya kelancungan
Engkaupun mempermainkan warna
Sehingga akupun jadi terasing

Gelisahku tak pernah kautahu
Pada pertarungan seru seresah itu
Yang bergelut pada hidup, pada mimpi

Seperti itukah aku yang kaulukis
Dalam gelap warna yang samar
Wajahku terdampar

Gelisahku tak pernah kautahu... absurd
Di sini jua segera kupenggal kepalaku.

Tegal, 1986

Analisis Puisi:

Puisi "Potretku" Karya Widjati adalah sebuah eksplorasi mendalam tentang identitas, persepsi diri, dan perasaan keterasingan yang dialami seseorang dalam melihat refleksi dirinya sendiri.

Tema

Tema utama dalam puisi ini adalah pencarian identitas dan perasaan keterasingan. Puisi ini menggambarkan seseorang yang melihat dirinya melalui perspektif orang lain dan merasa tidak dikenali.

Makna Tersirat

Puisi ini menyiratkan bahwa gambaran seseorang di mata orang lain sering kali berbeda dengan kenyataan yang ia rasakan sendiri. Ada kekecewaan dan kegelisahan dalam melihat potret diri yang terasa asing.

Puisi ini bercerita tentang seseorang yang merasa dirinya telah digambarkan secara keliru oleh orang lain. Lukisan yang seharusnya mencerminkan dirinya justru tampak asing dan samar, menciptakan perasaan keterasingan yang mendalam.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini melankolis, suram, dan penuh kegelisahan. Penyair menggambarkan perasaan batin yang penuh pergulatan antara realitas dan persepsi.

Amanat/Pesan yang Disampaikan Puisi

Puisi ini menyampaikan pesan bahwa sering kali kita tidak memiliki kendali atas bagaimana orang lain melihat atau menilai kita. Namun, yang lebih penting adalah bagaimana kita memahami dan menerima diri sendiri.

Imaji

  • Imaji visual: “Wajahku terpampang” dan “Dalam gelap warna yang samar” menciptakan gambaran seseorang yang mencoba mengenali dirinya dalam potret yang tidak jelas.
  • Imaji perasaan: “Gelisahku tak pernah kautahu” menggambarkan perasaan terasing dan kesedihan yang mendalam.

Majas

  • Metafora: “Bergaris pada cahaya kelancungan” menggambarkan ketidaktulusan atau kebohongan dalam cara orang lain melihat diri penyair.
  • Personifikasi: “Engkaupun mempermainkan warna” menunjukkan bahwa warna, yang seharusnya netral, seakan memiliki kuasa untuk mengubah makna dalam lukisan.
  • Hiperbola: “Di sini jua segera kupenggal kepalaku” adalah ungkapan berlebihan untuk menunjukkan puncak kegelisahan dan ketidakberdayaan.
Puisi "Potretku" karya Widjati adalah refleksi mendalam tentang identitas, bagaimana seseorang dipersepsikan oleh orang lain, dan kegelisahan yang muncul ketika gambaran itu terasa asing. Dengan penggunaan bahasa yang puitis dan penuh metafora, puisi ini menggambarkan konflik batin seseorang dalam mencari pemahaman tentang dirinya sendiri.

Sepenuhnya Puisi
Puisi: Potretku
Karya: Widjati
© Sepenuhnya. All rights reserved.