Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Sungai Kecil di Muka Rumahmu (Karya Maghfur Saan)

Puisi "Sungai Kecil di Muka Rumahmu" karya Maghfur Saan adalah sebuah refleksi tentang perjalanan hidup yang mengalir bersama kenangan dan karya ...
Sungai Kecil di Muka Rumahmu

masih membekas dalam catatanku
rasanya baru kemarin kau mengajakku berjalan-jalan
menikmati kemilau air yang bergoyang di muka rumahmu
serupa hujan malam dalam wajah kanak-kanak
kau menghanyutkan perahu mainan
yang kau buat dari lipatan puisi-puisi
lantas kau rebahkan tubuhmu di punggung perahu itu
:aku akan membelah muara, – katamu

dari kejauhan kulihat kau memancing awan
lantas memasak dagingnya, memotong-motong,
dan menyimpannya dalam sekoci masa tuamu
seperti camar kau memekik sendirian
menyalami muara, minta dikirimi ribuan cuaca
kemudian pusarannya membadai di jantungmu
betapa manisnya jagad ini menyetubuhi nafasmu

pada kemilau sungai kecil itu pula
dalam hitungan tahun yang entah keberapa
kulihat wajahmu mengapung
kau melambaikan tangan membawa ribuan perahu
warna-warni puisimu berhamburan
meloncat-loncat bagai bidadari yang menginjak remaja
pepohonan yang berbaris di muka rumahmu bersorak,
: dia pulang berbaju pualam!

Analisis Puisi:

Tema utama yang diangkat dalam puisi "Sungai Kecil di Muka Rumahmu" adalah kenangan, perjalanan hidup, dan hubungan antara manusia dengan alam serta puisi itu sendiri. Puisi ini menyelipkan refleksi tentang masa kecil, impian, kreativitas, hingga perjalanan waktu yang tak terelakkan.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah bagaimana kehidupan manusia seolah mengalir seperti sungai kecil—dimulai dari masa kanak-kanak yang penuh imajinasi, terus mengalir menuju masa tua, membawa segala kenangan, mimpi, dan karya-karya yang pernah diciptakan.

Maghfur Saan juga menyiratkan bahwa puisi dan alam saling berkelindan dalam hidup seseorang. Sungai, hujan, awan, dan perahu kertas dari lipatan puisi menjadi simbol bahwa kreativitas adalah bagian dari perjalanan hidup yang terus mengalir.

Puisi ini bercerita tentang kenangan masa lalu di tepi sungai kecil yang terletak di muka rumah seseorang, yang mengalirkan memori tentang permainan masa kecil, impian, serta harapan yang diwakili oleh perahu kertas berisi puisi-puisi.

Sang aku-lirik mengingat bagaimana temannya dulu bermain di sungai itu, membayangkan masa depan, hingga akhirnya waktu berlalu dan wajah teman tersebut seperti mengapung di sungai yang sama, membawa seluruh kenangan dan karya puisinya. Puisi ini seperti perjalanan hidup yang bermula dari kanak-kanak yang polos hingga akhirnya berujung pada kematian yang puitis.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini bernuansa melankolis dan penuh refleksi. Ada keindahan masa lalu yang membekas, namun juga disertai rasa kehilangan dan kesadaran akan waktu yang terus berputar. Ada haru yang bercampur kagum, melihat bagaimana seseorang menyatu dengan alam dan karyanya sendiri.

Amanat / Pesan yang Disampaikan Puisi

Puisi ini menyampaikan pesan bahwa hidup manusia bagaikan sungai kecil yang terus mengalir, membawa mimpi, kenangan, dan karya-karya yang pernah diciptakan. Pada akhirnya, yang tertinggal bukan hanya tubuh atau kenangan pribadi, tetapi jejak kreativitas—puisi-puisi yang ditinggalkan akan terus hidup meski sang pencipta telah tiada.

Puisi juga mengajak kita untuk merangkul kenangan, berdamai dengan waktu, dan menghargai karya yang pernah dibuat sebagai bagian dari perjalanan hidup.

Imaji

Puisi ini kaya akan imaji visual dan imaji gerak.
  • Imaji visual: “kemilau air yang bergoyang,” “wajahmu mengapung,” “ribuan perahu warna-warni puisimu berhamburan”.
  • Imaji gerak: “kau menghanyutkan perahu,” “memancing awan,” “meloncat-loncat bagai bidadari”.
Imaji ini membuat pembaca bisa membayangkan adegan demi adegan yang penuh estetika dan makna mendalam.

Majas

Puisi ini banyak menggunakan majas personifikasi dan metafora.
  • Personifikasi: “pepohonan bersorak,” “pusaran membadai di jantungmu”.
  • Metafora: “perahu mainan dari lipatan puisi-puisi,” “sekoci masa tuamu,” “berbaju pualam”.
Majas-majas ini memperkaya makna puisi sekaligus menciptakan kesan puitis yang mendalam, di mana sungai, perahu, dan puisi bertransformasi menjadi simbol perjalanan hidup dan keabadian karya sastra.

Puisi "Sungai Kecil di Muka Rumahmu" karya Maghfur Saan adalah sebuah refleksi tentang perjalanan hidup yang mengalir bersama kenangan dan karya-karya yang pernah diciptakan. Maghfur Saan berhasil menghadirkan suasana melankolis yang indah, di mana sungai kecil menjadi saksi bisu perjalanan seseorang dari masa kanak-kanak hingga kematiannya. Puisi ini mengajarkan bahwa kreativitas, puisi, dan alam adalah jejak yang bisa mengabadikan seseorang bahkan setelah ia tiada.

Puisi: Sungai Kecil di Muka Rumahmu
Puisi: Sungai Kecil di Muka Rumahmu
Karya: Maghfur Saan

Biodata Maghfur Saan:
  • Maghfur Saan lahir di Batang, pada tanggal 15 Desember 1950.
© Sepenuhnya. All rights reserved.