Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Diorama (Karya AA Manggeng)

Puisi "Diorama" karya AA Manggeng adalah sebuah refleksi tajam tentang penderitaan, kekerasan, dan peristiwa tragis yang menjadi bagian dari ...
Diorama

Kita tidak perlu menangis, saudaraku
Hanya karena disiksa dan dihabisi
Sebab air mata seketika habis diseka

Kita hidupkan kesunyian yang teguh
Dan rebahkan keriuhan yang gelap

Sebentar lagi diorama kegelisahan akan dipertontonkan
Dari peran-peran pencabulan, pemerkosaan dan pembunuhan
Siapkan nurani kita menyaksikan hidup mereka

Kita hidupkan kesunyian yang teguh
Dan rebahkan keriuhan yang gelap.

Aceh, 1998

Analisis Puisi:

Puisi "Diorama" karya AA Manggeng adalah sebuah refleksi tajam tentang penderitaan, kekerasan, dan peristiwa tragis yang menjadi bagian dari kehidupan manusia. Dengan gaya bahasa yang padat dan penuh makna, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan realitas kelam yang sering kali terjadi di dunia, terutama yang berkaitan dengan penindasan dan ketidakadilan.

Tema

Tema utama dalam puisi ini adalah penderitaan, ketidakadilan, dan ketabahan menghadapi kekerasan serta kejahatan kemanusiaan. Puisi ini menyoroti realitas yang penuh dengan tragedi dan mengajak pembaca untuk tidak hanya larut dalam kesedihan, tetapi juga menghadapi kenyataan dengan keteguhan hati.

Makna Tersirat

Makna tersirat dalam puisi ini adalah ajakan untuk tetap bertahan dan tidak menyerah di tengah penderitaan serta kebrutalan yang terjadi di sekitar kita. Penyair ingin menyampaikan bahwa menangis tidak akan mengubah keadaan, tetapi menghadapi kenyataan dengan keteguhan hati adalah cara untuk bertahan.

Puisi ini bercerita tentang sebuah diorama atau gambaran kehidupan yang dipenuhi dengan kekejaman, termasuk pencabulan, pemerkosaan, dan pembunuhan. Penyair mengajak pembaca untuk menyaksikan kenyataan ini dengan nurani yang tetap hidup, meskipun dunia dipenuhi oleh kegelapan.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini terasa suram, penuh kepedihan, tetapi juga mengandung keteguhan dan keberanian untuk menghadapi kenyataan. Ada kesan getir dari peristiwa yang digambarkan, namun juga ada seruan untuk tetap tegar.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Pesan yang ingin disampaikan dalam puisi ini adalah bahwa dunia sering kali penuh dengan kekejaman, tetapi manusia harus tetap memiliki nurani dan tidak larut dalam ketakutan atau kesedihan yang berlarut-larut.

Imaji

  • Imaji visual → "Sebentar lagi diorama kegelisahan akan dipertontonkan" memberikan gambaran seolah-olah tragedi kehidupan sedang dipertontonkan di depan mata.
  • Imaji perasaan → "Kita tidak perlu menangis, saudaraku" menciptakan suasana keteguhan di tengah penderitaan, seolah ada dorongan untuk tetap tegar.

Majas

  • Metafora → "Diorama kegelisahan" menggambarkan kehidupan yang penuh dengan tragedi sebagai sebuah tontonan yang memilukan.
  • Repetisi → "Kita hidupkan kesunyian yang teguh, dan rebahkan keriuhan yang gelap" diulang untuk menekankan pentingnya ketenangan dan keteguhan di tengah kekacauan.
  • Paradoks → "Hanya karena disiksa dan dihabisi, sebab air mata seketika habis diseka" menyiratkan bahwa penderitaan yang besar justru membuat air mata tidak lagi cukup untuk mengungkapkan kesedihan.
Puisi "Diorama" karya AA Manggeng adalah sebuah refleksi mendalam tentang penderitaan dan ketidakadilan yang terjadi di dunia. Dengan bahasa yang lugas dan penuh makna, puisi ini mengajak pembaca untuk menyadari realitas kelam yang ada di sekitar, tetapi tetap menghadapi semuanya dengan keteguhan hati. Penyair mengingatkan bahwa meskipun dunia dipenuhi dengan kekerasan dan kegelapan, manusia harus tetap menjaga nurani dan tidak kehilangan harapan.

AA Manggeng
Puisi: Diorama
Karya: AA Manggeng
© Sepenuhnya. All rights reserved.