Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Paradox (Karya Sri Hartati)

Puisi "Paradox" karya Sri Hartati adalah karya yang memperlihatkan kompleksitas dan paradoks dalam hubungan manusiawi.
Paradox

kau memang bajingan dan bejat
kau sudah tahu itu lama sekali
jadi untuk apa kau bilang lagi
juga untuk apa segala alasanmu
yang berdalih menangguk harapan
ataupun karena angin menuang derita
padahal kutahu, kau sedang tumpahkan kenangan
tentang saat-saat kau timang dunia
dan cintamu yang tak terhingga pada kesohoran
hingga kau berubah dalam sekejab
menjadi manusia etik dan moral yang primer
duh..., betapa bangsatnya kau
dalam kedudukan sosialmu yang gemilang

lalu, kini kau bilang kekosongan dirimu
padahal sebenarnya hatimu sedang sangat riuh
memicu diri menjadi humanis akhir zaman
sedang alur rantai silammu tetap laten di sanubarimu
maka dari itu kau sering berwajah indeferen
tetapi juga budak hati nurani primer
dan jiwani alamiah dirimu
karena malam-malammu menggelepar
tapi..., aku tetap cinta kamu.

Yogyakarta, 17 Februari 1999

Sumber: Astana Kastawa 2 (2015)

Analisis Puisi:

Puisi "Paradox" karya Sri Hartati adalah karya yang memperlihatkan kompleksitas dan paradoks dalam hubungan manusiawi.

Dualitas dan Paradoks: Judul puisi, "Paradox," menggambarkan adanya dualitas atau kontradiksi dalam pikiran dan perasaan pembicara terhadap subjek puisi. Sejumlah paradoks muncul sepanjang puisi, menciptakan ketegangan dan kompleksitas.

Kritik Terhadap Subjek: Pembicara dalam puisi menunjukkan rasa kecewa dan ketidaksetujuan terhadap subjeknya. Penggunaan kata-kata seperti "bajingan," "bejat," dan "bangsat" memberikan dimensi kritik yang kuat terhadap karakter subjek, merinci ketidaksetujuan yang mendalam.

Kesadaran akan Keburukan: Pembicara menunjukkan kesadaran yang mendalam akan sifat buruk subjek, seolah-olah mengenalnya dengan baik dan telah lama mengetahui karakter negatif yang dimiliki oleh subjek.

Alasan dan Dalih yang Berbelit: Puisi menyoroti bahwa subjek memiliki banyak alasan dan dalih untuk perilakunya. Penggunaan kata-kata seperti "segala alasanmu" dan "berdalih menangguk harapan" menciptakan citra subjek yang menggunakan pembenaran untuk tindakan-tindakannya.

Perubahan dan Keironisan: Pembicara mencatat perubahan mendadak dalam karakter subjek, dari sosok yang memiliki moralitas rendah menjadi "manusia etik dan moral yang primer." Ini mengeksplorasi konsep paradoks dan keironisan dalam perubahan karakter.

Campuran Perasaan: Meskipun pembicara menyuarakan ketidaksetujuan dan kecewa, terdapat perasaan cinta yang bertahan. Pernyataan "tetapi..., aku tetap cinta kamu" menciptakan nuansa kompleksitas emosional dan ambivalensi dalam hubungan.

Keluhan dan Penerimaan: Pembicara juga mengekspresikan keluhan terhadap subjek, terutama terkait dengan "kekosongan diri" yang diutarakan oleh subjek. Namun, keironisan muncul ketika pembicara mengakui cintanya yang tetap bertahan.

Puisi "Paradox" menghadirkan suatu gambaran kontradiksi dan paradoks dalam relasi manusiawi. Melalui penggunaan kata-kata yang kuat, puisi ini menggambarkan dinamika hubungan yang kompleks, dari kekecewaan hingga kecintaan, dan menyoroti perubahan karakter yang terjadi dalam suatu waktu.

Puisi
Puisi: Paradox
Karya: Sri Hartati

Biodata Sri Hartati:
  • Sri Hartati lahir pada tanggal 3 Desember 1954 di Sukabumi, Jawa Barat.
  • Sri Hartati meninggal dunia pada tanggal 7 Maret 2001.
© Sepenuhnya. All rights reserved.