Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Bahaya Duduk Terlalu Lama bagi Kesehatan Tubuh: Kebiasaan Sepele yang Bisa Jadi Ancaman Serius

Kita tidak bisa menunggu sampai penyakit datang baru menyadari pentingnya bergerak. Duduk terlalu lama adalah musuh dalam selimut—tampak tak ...

Di zaman modern ini, aktivitas duduk menjadi bagian yang tidak terelakkan dari kehidupan sehari-hari. Mulai dari bekerja di depan komputer, menonton televisi, hingga berkendara, semua dilakukan sambil duduk. Namun, banyak orang belum menyadari bahwa terlalu lama duduk sebenarnya bisa membawa bahaya serius bagi kesehatan tubuh. Bahkan, organisasi seperti pafibolaangmongondowselatankab.org juga menyoroti isu ini sebagai salah satu masalah kesehatan masyarakat yang harus segera diatasi.

Duduk Lama: Kebiasaan yang Tak Disadari

Kita mungkin tidak pernah menghitung berapa jam dalam sehari yang kita habiskan untuk duduk. Bagi pekerja kantoran, rata-rata waktu duduk bisa mencapai 8–10 jam per hari. Ditambah dengan waktu duduk saat makan, berkendara, dan bersantai di rumah, maka totalnya bisa jauh lebih tinggi. Yang mengkhawatirkan, kebiasaan ini sering dianggap wajar dan tidak berbahaya, padahal penelitian menunjukkan bahwa duduk terlalu lama tanpa jeda bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, bahkan memperpendek harapan hidup.

Bahaya Duduk Terlalu Lama bagi Kesehatan Tubuh

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Kita Terlalu Lama Duduk?

Tubuh manusia dirancang untuk bergerak. Ketika kita duduk dalam waktu yang lama, berbagai sistem tubuh mulai mengalami perlambatan. Berikut beberapa hal yang terjadi secara fisiologis saat kita terlalu lama duduk:

  1. Sirkulasi Darah Melambat: Saat duduk, terutama dalam posisi statis, aliran darah menjadi kurang lancar. Otot-otot di kaki tidak aktif memompa darah kembali ke jantung. Hal ini bisa menyebabkan darah terkumpul di bagian bawah tubuh dan meningkatkan risiko pembekuan darah, terutama di vena kaki (deep vein thrombosis).
  2. Otot Melemah dan Menyusut: Duduk berjam-jam menyebabkan otot-otot pinggul dan punggung bawah melemah karena kurang digunakan. Dalam jangka panjang, ini bisa memicu nyeri punggung kronis dan gangguan postur.
  3. Tekanan pada Tulang Belakang: Duduk memberi tekanan lebih besar pada tulang belakang dibandingkan berdiri. Apalagi jika posisi duduk tidak ergonomis, risiko cedera pada cakram tulang belakang meningkat.
  4. Penurunan Metabolisme: Duduk terlalu lama mengurangi aktivitas otot, yang pada akhirnya menurunkan metabolisme tubuh. Ini berdampak langsung pada kemampuan tubuh untuk memproses lemak dan gula, meningkatkan risiko obesitas dan diabetes.

Ancaman Penyakit dari Kebiasaan Duduk Lama

Berbagai studi medis telah mengaitkan duduk terlalu lama dengan meningkatnya risiko sejumlah penyakit serius. Berikut ini beberapa di antaranya:

1. Penyakit Jantung

Beberapa penelitian besar menunjukkan bahwa orang yang duduk lebih dari 8 jam per hari memiliki risiko penyakit jantung hingga dua kali lipat dibandingkan mereka yang lebih aktif. Ini disebabkan oleh kombinasi dari gangguan metabolisme, peradangan kronis, dan tekanan darah tinggi akibat gaya hidup sedentari.

2. Diabetes Tipe 2

Duduk dalam waktu lama mengurangi sensitivitas insulin. Artinya, tubuh menjadi kurang efisien dalam mengatur kadar gula darah. Studi menunjukkan bahwa hanya dengan berdiri atau berjalan ringan selama 5 menit tiap jam, kadar gula darah bisa lebih stabil.

3. Obesitas

Tanpa aktivitas fisik, kalori yang masuk ke tubuh tidak dibakar secara efektif. Ini menyebabkan akumulasi lemak, terutama di bagian perut. Lemak viseral yang menumpuk di sekitar organ vital sangat berbahaya karena memicu peradangan dan berbagai komplikasi metabolik.

4. Kanker

Beberapa jenis kanker seperti kanker usus besar, payudara, dan rahim ditemukan lebih umum pada orang yang sering duduk. Peneliti menduga bahwa peningkatan kadar insulin, peradangan kronis, dan penurunan sistem kekebalan tubuh akibat kurang gerak berkontribusi terhadap hal ini.

5. Masalah Psikologis

Duduk terlalu lama juga bisa memengaruhi kesehatan mental. Kurangnya aktivitas fisik telah dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi dan kecemasan. Bergerak membantu tubuh melepaskan endorfin dan hormon kebahagiaan lainnya—hal yang tidak terjadi saat tubuh statis terlalu lama.

Duduk Lama dan Umur Pendek: Apa Kata Penelitian?

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Preventive Medicine menemukan bahwa mengurangi waktu duduk hingga kurang dari tiga jam per hari bisa memperpanjang harapan hidup hingga dua tahun. Peneliti dari Australia bahkan menyebutkan bahwa setiap jam tambahan yang dihabiskan untuk duduk dapat menurunkan harapan hidup sebesar 22 menit. Angka ini cukup mengejutkan, dan memberi peringatan keras bahwa duduk terlalu lama bukan sekadar kebiasaan buruk—tapi ancaman nyata bagi kelangsungan hidup.

Bagaimana Cara Mengurangi Risiko Duduk Lama?

Tidak semua orang bisa menghindari duduk, terutama bagi mereka yang pekerjaannya menuntut berada di depan komputer. Namun, ada banyak cara untuk meminimalkan dampak buruknya:

  1. Bergerak Setiap 30 Menit: Atur pengingat untuk berdiri atau berjalan ringan selama 2–5 menit setiap setengah jam. Ini akan membantu mengaktifkan otot dan memperlancar aliran darah.
  2. Gunakan Standing Desk: Meja kerja berdiri (standing desk) kini semakin populer di kantor-kantor modern karena membantu pekerja tetap aktif selama bekerja.
  3. Stretching dan Aktivitas Ringan: Melakukan peregangan tubuh, naik-turun tangga, atau sekadar jalan kaki di sekitar ruangan bisa menjadi penangkal efektif dari gaya hidup sedentari.
  4. Aktif Setelah Jam Kerja: Gunakan waktu luang untuk aktivitas fisik: berjalan santai, bersepeda, yoga, atau berenang. Setidaknya 150 menit aktivitas sedang per minggu dianjurkan untuk orang dewasa.
  5. Kurangi Waktu Duduk di Rumah: Saat menonton TV, cobalah berdiri saat iklan atau lakukan gerakan ringan. Hindari kebiasaan langsung duduk setelah makan malam atau sebelum tidur.

Mengubah Pola Hidup: Tantangan dan Kesadaran

Tantangan terbesar dalam mengurangi duduk terlalu lama bukanlah teknis, melainkan kesadaran. Banyak dari kita belum merasa bahwa duduk adalah sesuatu yang berbahaya, karena tidak langsung menimbulkan efek. Namun, dampak jangka panjangnya sangat nyata. Oleh karena itu, edukasi masyarakat sangat penting agar semua orang paham bahwa tubuh perlu gerak, dan diam bukanlah pilihan aman dalam jangka panjang.

Bergeraklah, Sebelum Terlambat

Kita tidak bisa menunggu sampai penyakit datang baru menyadari pentingnya bergerak. Duduk terlalu lama adalah musuh dalam selimut—tampak tak berbahaya, tapi perlahan merusak tubuh dari dalam. Maka dari itu, mari jadikan aktivitas fisik sebagai bagian penting dari rutinitas harian kita. Bangun kesadaran sejak sekarang, karena tubuh yang sehat adalah investasi terbaik untuk masa depan.

Jangan tunggu alarm tubuh berbunyi dalam bentuk nyeri, obesitas, atau gangguan jantung. Mulailah dari langkah kecil: bangkit dari kursi, regangkan tubuh, dan nikmati gerakan. Karena dalam setiap gerakan, ada kehidupan.

© Sepenuhnya. All rights reserved.