Doa Malam Seorang Abdi
apa akan terdengarkah lagi pada malam begini
bisik sanubari yang berlumur resah?
Tuhanku,
limpahkan nikmat-Mu abadi
atas ketidaktetapan hati dalam sepi
lepaskan daku dari jeriji berduri yang
terlampau lama mengurungku,
kutahu pasti hari perhitungan-Mu akan datang jua
maka —
teteskan lagi kesejukan dalam setiap huru-hara kehidupan
karena kesanggupan taklah menjamin kesetiaan bercinta
iblis terlalu cerdik meniupkan bujuk bergairah yang fana
Tuhanku,
bimbinglah daku ke padang lapang yang Kau hendaki
percikkan sekilas caya-Mu dalam malam larut begini
malam luka terbuka lukaku pun juga,
Tuhanku,
terimalah doaku
semoga daku sanggup menempuh hari esok dengan keyakinan
setia dan rela
perkenankanlah.
Sumber: Horison (Oktober, 1968)
Analisis Puisi:
Puisi "Doa Malam Seorang Abdi" karya Husain Landitjing menyajikan sebuah ungkapan doa yang penuh ketulusan, di mana seorang hamba atau abdi mengungkapkan pergulatan batin, keraguan, dan harapan dalam keheningan malam. Dalam doa yang dipanjatkan kepada Tuhan, terdapat pencarian kedamaian dan ketenangan di tengah ketidakpastian hidup. Penyair menggunakan malam sebagai latar untuk melukiskan perasaan seorang abdi yang berjuang dengan ketidaktetapan hati dan berbagai godaan yang datang dalam hidupnya.
Tema
Tema utama dalam puisi ini adalah doa dan pencarian kedamaian batin. Puisi ini menggambarkan seorang hamba yang memohon kepada Tuhan agar diberi ketenangan hati, kemampuan untuk menghadapi hidup dengan keyakinan, dan pembebasan dari belenggu-belenggu yang menghalangi kedamaian. Doa yang dipanjatkan ini mencerminkan kerendahan hati dan keinginan untuk hidup lebih baik, dengan harapan akan mendapatkan bimbingan dan petunjuk Tuhan.
Puisi ini bercerita tentang doa seorang abdi di malam hari, yang tengah merenung dan memohon kepada Tuhan. Dalam doa ini, ia mengungkapkan rasa resah yang menggelayuti hatinya akibat ketidaktetapan hati dan perasaan terperangkap dalam kehidupan yang penuh kesulitan. Abdi tersebut berharap agar Tuhan memberi petunjuk dan kelembutan hati untuk menghadapi permasalahan hidup. Ia juga mengakui bahwa kesanggupan diri tak menjamin kesetiaan dalam menghadapi cobaan, dan bahwa iblis selalu mengintai dengan godaannya yang memikat namun fana.
Makna Tersirat
Makna tersirat dari puisi ini mengarah pada perjuangan internal seorang abdi untuk mencapai ketenangan hati. Penyair menggambarkan bahwa meskipun kesanggupan atau kekuatan diri bisa membantu seseorang bertahan dalam hidup, namun kesetiaan, ketaatan, dan keyakinan sejati hanya dapat diperoleh melalui bimbingan Tuhan. Ada juga pengakuan bahwa kehidupan ini penuh dengan godaan dan cobaan, yang bisa menghalangi seseorang untuk tetap setia dan relah. Maka, sang abdi memohon agar diberikan petunjuk dan ketenangan dalam menjalani hidup yang penuh tantangan.
Suasana dalam Puisi
Suasana dalam puisi ini terasa gelap dan penuh pergulatan batin. Malam yang digambarkan dalam puisi ini adalah waktu yang menyelimuti dengan kesunyian dan kesendirian, namun juga menjadi waktu untuk melakukan refleksi diri dan berdoa. Penyair menonjolkan suasana kesepian yang dirasakan oleh sang abdi, dengan keresahan hati yang menggelayuti. Malam menjadi latar yang sempurna untuk melukiskan doa dan perasaan terperangkap dalam kehidupan yang penuh ketidakpastian.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Amanat yang dapat diambil dari puisi ini adalah pentingnya keimanan dan doa dalam menghadapi cobaan hidup. Puisi ini mengingatkan bahwa dalam hidup, kita sering kali menghadapi ketidakpastian dan godaan, namun melalui doa dan bimbingan Tuhan, kita dapat menemukan ketenangan dan kekuatan untuk tetap bertahan. Hanya dengan keyakinan dan ketulusan hati seseorang bisa menjalani hidup dengan penuh kesetiaan dan pengabdian.
Imaji
Puisi ini dibangun dengan imaji yang kuat yang menggambarkan suasana batin seorang abdi yang berjuang untuk mencapai ketenangan. Beberapa contoh imaji dalam puisi ini antara lain:
- “Tuhanku, limpahkan nikmat-Mu abadi atas ketidaktetapan hati dalam sepi” yang memberikan gambaran tentang pergulatan batin yang tak menentu dan keinginan untuk mendapatkan ketenangan hati.
- “Percikkan sekilas caya-Mu dalam malam larut begini” yang menggambarkan harapan akan terang dan petunjuk dari Tuhan dalam kegelapan malam, sebuah gambaran tentang pencarian kedamaian dalam kegelapan.
- “Malam luka terbuka lukaku pun juga” yang menggambarkan kedalaman luka batin yang muncul dalam kesendirian malam, mengingatkan kita akan kesulitan emosional yang dihadapi oleh sang abdi.
Majas
Puisi ini juga menggunakan beberapa majas untuk memperkaya pengungkapan makna dan perasaan. Majas yang digunakan termasuk:
- Metafora: “Tuhanku, limpahkan nikmat-Mu abadi atas ketidaktetapan hati dalam sepi”, menggambarkan ketidakpastian hati sebagai sesuatu yang bisa diterangi oleh nikmat Tuhan.
- Personifikasi: “Malam luka terbuka lukaku pun juga”, di mana malam diberi sifat manusiawi, seolah malam bisa merasa dan mengungkapkan luka.
Puisi "Doa Malam Seorang Abdi" karya Husain Landitjing menggambarkan doa seorang hamba yang penuh dengan kerendahan hati, merenung tentang hidup, dan memohon pertolongan Tuhan di tengah kegelisahan batin. Dengan tema doa dan pencarian ketenangan, makna tersirat tentang pergulatan batin, serta imaji dan majas yang kuat, puisi ini berhasil menggambarkan sebuah pencarian spiritual yang mendalam. Penyair mengajak pembaca untuk merenung tentang pentingnya doa dan keyakinan dalam menjalani kehidupan yang penuh tantangan.
Karya: Husain Landitjing
Biodata Husain Landitjing:
- Husain Landitjing lahir pada tanggal 23 September 1938 di Makale, Dati II Tana Toraja, Sulawesi.