Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Ubi Talas: Si Ungu Ajaib – Hidangan Lezat, Trik Bebas Gatal, dan Segudang Manfaat Sehat

Ubi talas (Colocasia esculenta) sudah lama dibudidayakan di berbagai belahan dunia, dari Asia Tenggara hingga Pasifik Selatan, namun di Indonesia ...

Pernah mencoba keripik ubi talas atau makanan lain berbahan dasar talas? Selain teksturnya yang lembut dan rasanya yang gurih-manis, talas menyimpan sejuta manfaat gizi dan juga tantangan kecil berupa sensasi gatal bila tidak diolah dengan tepat. Yuk, kita telusuri bersama kenapa ubi talas menarik, bagaimana kandungan gizinya, apa penyebab sensasi beracunnya, beragam kreasi masakan seru, serta manfaat kesehatan yang bisa kamu peroleh!

Ubi talas (Colocasia esculenta) sudah lama dibudidayakan di berbagai belahan dunia, dari Asia Tenggara hingga Pasifik Selatan, namun di Indonesia keberadaannya terkadang masih kalah populer dibanding kentang atau ubi jalar. Padahal, talas punya keunikan warna ungu pucat hingga agak krem, aroma yang khas, dan tekstur yang hampir menyatu antara lembut dan kenyal.

Ubi Talas

Lebih dari sekadar pengganjal perut, talas mengandung sejumlah besar karbohidrat kompleks dan serat pangan. Sementara itu, berbagai mineral dan vitamin di dalamnya mendukung kesehatan jantung, otot, hingga sistem saraf.

Namun, salah satu kendala konsumsi talas adalah sensasi gatal yang ditimbulkan. Ini bukan karena racun, melainkan keberadaan kristal kalsium oksalat berbentuk runcing (raphides) dalam sel-sel umbi. Saat talas dikunyah atau dipotong kasar, kristal-kristal tersebut dapat menusuk selaput lendir di mulut dan tenggorokan, memicu rasa terbakar, gatal, bahkan pembengkakan ringan. Ditambah lagi, protein penyerta seperti enzim protease dan profilin dapat memperparah iritasi.

Bagaimana sih cara memasak talas dengan benar? Agar ubi talas tidak menyebabkan sensasi tak nyaman jika dimakan, kamu perlu menerapkan beberapa langkah dasar berikut:

  1. Buang Air Rebusan Pertama: Rebus talas dalam air mendidih selama 5–7 menit, buang airnya. Langkah ini meluruhkan sebagian besar kalsium oksalat ke dalam air rebusan.
  2. Rendam dengan Garam atau Asam Ringan: Setelah iris atau potong, rendam talas dalam air yang diberi sedikit garam atau perasan jeruk nipis/cuka selama 15–20 menit. Garam dan asam membantu melarutkan oksalat.
  3. Bilas dan Tiriskan: Bilas berulang di bawah air mengalir sampai air rendaman relatif bening, lalu tiriskan hingga agak kering—bila perlu jemur sebentar.
  4. Masak dengan Panas Cukup Lama: Proses mengukus, merebus, atau mengolah dengan suhu tinggi (misalnya menggoreng pada suhu 160–170 °C) dan waktu cukup akan menonaktifkan enzim protease dan memastikan tekstur lembut.

Dengan kombinasi langkah-langkah ini, talas akan “netral”, bebas gatal, dan siap diolah menjadi camilan atau makanan lezat lainnya.

Sekarang sudah tidak takut lagi kan makan ubi talas? Selanjutnya saya akan merekomendasikan beberapa makanan yang terbuat dari ubi talas.

1. Keripik Ubi Talas

Irisan tipis talas yang digoreng hingga kering menghasilkan tekstur sangat renyah dan ringan, mirip keripik kentang, namun dengan aroma khas talas dan Gurih alami ubi talas berpadu gurih garam, cocok dinikmati polos atau dibumbui bubuk pedas, keju, atau rempah lain. Simpan dalam toples kedap udara untuk menemani acara nonton atau berkumpul bisa ditambahkan taburan keju parmesan atau bubuk cabai untuk sensasi berbeda.

2. Kolak Ubi Talas

Potongan dadu talas empuk dengan kuah santan manis yang kental, tentu saja setelah dimasak dengan benar untuk mengurangi oksalat agar ubi talas menjadi lembut tanpa sensasi gatal. Paduan santan gurih, gula merah atau pasir, dan pandan memberikan keharmonisan rasa manis legit dengan aroma harum. Sajikan hangat sebagai hidangan penutup saat cuaca dingin atau sebagai takjil berbuka. Tambahkan pisang kepok atau kolang-kaling untuk tekstur dan rasa ekstra.

3. Sayur Lodeh Ubi Talas

Talas yang sudah diblanch memberikan potongan lembut berpori, menyerap bumbu lodeh berbasis santan dan rempah seperti serai, daun salam, dan lengkuas. Kuah santan kental bercampur bumbu halus menghasilkan cita rasa gurih, sedikit pedas, dan kaya rempah, cocok untuk menu lauk utama. Hidangkan bersama nasi hangat dan lauk pelengkap seperti tempe atau ayam goreng, bisa ditambahkan sayuran lain seperti labu kuning atau kacang panjang.

4. Ubi Talas Kukus

Talas yang dikukus setelah direndam asam ringan menghasilkan tekstur lembut dan tidak berlendir. Rasa talas asli yang natural, sedikit manis, dengan aroma umbi yang hangat. Cocok disajikan polos dengan taburan garam halus. Bisa juga dihaluskan untuk bahan baku kue, pancake, atau puding talas.

Tak hanya lezat, ubi talas juga menawarkan sederet manfaat kesehatan berkat kandungan gizi dan fitokimia yang lengkap. Berikut adalah manfaat mengonsumsi ubi talas:

  1. Mendukung Pencernaan Sehat: Serat pangan dan resistant starch yang terdapat pada ubi talas dapat membantu lancarkan BAB serta memberi makanan bagi bakteri baik usus.
  2. Mengatur Gula Darah: Indeks glikemik pada ubi talas tergolong rendah (~54). Hal ini dapat membantu stabilkan kadar gula darah, cocok untuk orang yang diabetes.
  3. Menyehatkan Jantung: Pada ubi talas terdapat kalium dan serat yang dapat berkontribusi menurunkan tekanan darah serta kolesterol LDL, mendukung kesehatan kardiovaskular.
  4. Menunjang Penurunan Berat Badan: Serat yang tinggi memberikan rasa kenyang lebih lama, membantu kontrol asupan kalori.
  5. Antioksidan dan Imunomodulator: Vitamin C, E, serta flavonoid dan polifenol yang terkandung dalam ubi talas dapat melawan radikal bebas dan memperkuat sistem imun.
  6. Potensi Antikanker: Senyawa quercetin dan tanin bisa menginduksi apoptosis sel kanker dan menghambat proliferasi secara in vitro.
  7. Kesehatan Tulang dan Saraf: kandungan magnesium, fosfor, dan vitamin B6 pada ubi talas mendukung mineralisasi tulang serta fungsi otot dan saraf optimal.

Jadi, kesimpulannya adalah ubi talas tidak beracun jika diolah dengan cara yang benar. Padahal, ubi talas memiliki segudang manfaat bagi kesehatan tubuh, serta dapat diolah menjadi beragam masakan lezat. Jadi, masih ragu untuk makan ubi talas?

Biodata Penulis:

Pramesti Herlambang, lahir pada tanggal 12 April 2005 di Boyolali, saat ini aktif sebagai mahasiswa, Program Studi Ekonomi Pembangunan, di Universitas Sebelas Maret. Penulis bisa disapa di Instagram @pramestiherlambang

© Sepenuhnya. All rights reserved.