Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Kuliner Tradisional yang Hampir Punah, Tapi Wajib Dicoba!

Kuliner tradisional memang khas dan dekat dengan kebudayaan di Indonesia. Namun, kehadirannya kini disaingi oleh makanan cepat saji dari berbagai ...

Di tengah gempuran makanan cepat saji, kuliner tradisional masih menyimpan banyak ciri khas otentik yang belum terkalahkan. Meski, kuliner tradisional kini mulai tergeser dengan kuliner-kuliner modern yang ada di Indonesia. Namun, kuliner modern dan tradisional memiliki perbedaan yang mencolok, mulai dari kemasan sampai pada cita rasa. Lalu, kenapa banyak kuliner tradisional yang punah? Kuliner tradisional mulai punah penyebabnya beragam. Mulai dari sulitnya mencari bahan baku, berkurangnya minat generasi penerus untuk melanjutkan usaha kuliner warisan keluarga, serta kurangnya promosi dan dukungan dari masyarakat maupun pemerintah. Oleh karena itu, melestarikan kuliner tradisional menjadi penting adanya. Melestarikan kuliner tradisional bukan sekedar hanya menjaga makanan, tetapi lebih dari itu yaitu menjaga unsur nilai dan budaya yang terkandung dalam setiap makanan tradisional yang ada. Lewat makanan, kita bisa mengenang sejarah, menghargai kearifan lokal, dan mempererat ikatan antargenerasi.

Kuliner tradisional memang khas dan dekat dengan kebudayaan di Indonesia. Namun, kehadirannya kini disaingi oleh makanan cepat saji dari berbagai negara akibat masuknya budaya luar di Indonesia. Faktor-faktor tersebut yang menyebabkan kuliner tradisional hampir punah, dikarenakan minat masyarakat khususnya kaum muda yang kini beralih ke berbagai makanan modern. Meskipun kehadirannya kini disaingi oleh berbagai kuliner modern, namun kuliner tradisional tetap mempunyai tempat khusus di hati masyarakat Indonesia. Kuliner tradisional memiliki ciri khas yang menarik dan cita rasa yang klasik. 

Berikut beberapa daftar nama-nama kuliner tradisional yang hampir punah:

1. Grontol Jagung

Grontol jagung merupakan makanan tradisional yang terbuat dari jagung yang sudah di pipil menjadi bagian kecil lalu di kukus dengan tambahan garam dan gula, kemudian disajikan dengan diberi taburan kelapa parut.

Grontol Jagung

Beberapa daerah di Jawa Barat, salah satunya di Cirebon menyebutnya dengan sebutan "krawu jagung", namun di Jawa Tengah dan Yogyakarta menyebutnya "Grontol Jagung ". Makanan ini cocok disajikan dengan ditemani secangkir teh hangat. 

2. Clorot

Clorot merupakan makanan tradisional yang terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan gula merah dan santan, dibungkus menggunakan daun kepala yang dibentuk seperti kerucut.

Clorot

Makanan yang satu ini dikenal oleh masyarakat di daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta dengan sebutan "Clorot". Memiliki cita rasa yang manis dan khas membuat Clorot masih menempati makanan tradisional yang sering dicari-cari masyarakat. 

3. Kue Rangi

Kue rangi atau yang sering disebut dengan kue sagu rangi merupakan makanan tradisional yang berasal dari Betawi. Kue ini terbuat dari campuran tepung kanji dan kelapa parut yang membentuk adonan lalu dicetak di atas tungku dengan cetakan khusus, lalu ditutup agar cepat matang.

Kue Rangi

Kue ini memiliki perbedaan sebutan di beberapa daerah seperti Jawa Barat, yang menyebutnya dengan sebutan "Kue Gonjing". Kue rangi memiliki cita rasa yang unik dan gurih, cocok disajikan di pagi hari dengan ditemani secangkir teh atau kopi. 

4. Dodongkal

Dodongkal merupakan kue tradisional yang terbuat dari tepung beras yang dihaluskan dan ditambahkan campuran gula merah. Pembuatan kue ini dengan cara dikukus membentuk piramid lapisan antara adonan warna putih tanpa campuran gula merah, dan adonan warna coklat dengan campuran tepung beras dan gula merah.

Dodongkal

Kue ini berasal dari Sunda dan Betawi. Beberapa daerah di Jawa Barat menyebutnya dengan sebutan kue awug. Dodongkal yang memiliki cita rasa manis dan gurih, cocok disajikan dengan didampingi teh hangat. 

5. Papais

Papais atau pais merupakan kue tradisional khas Sunda yang terbuat dari singkong yang diparut dan dicampur dengan gula merah lalu dibungkus menggunakan daun pisang dan dikukus sampai mengeras.

Papais

Kue ini memiliki tekstur yang kenyal dan cita rasa yang manis legit, cocok disajikan dengan didampingi teh hangat di sore hari. 

6. Combro dan Misro

Combro dan misro merupakan jajanan khas yang berasal dari Jawa Barat, terbuat dari singkong parut dan kelapa. Uniknya, Combro dan misro ternyata singkatan untuk membedakan isian di dalamnya. Combro yang berarti "oncom di jero" yang artinya oncom di dalam, isiannnya yaitu oncom yang sudah ditumis dengan kemangi dan cabai. Sedangkan, misro yang berarti "amis di jero" yang artinya manis di dalam, isiannnya yaitu gula merah, gula Jawa, atau gula kelapa.

Combro dan Misro

Combro dan misro menjadi jajanan tradisional yang memiliki daya tarik tinggi, khususnya bagi masyarakat Jawa Barat. Rasanya yang gurih, manis, dan pedas membuatnya cocok dihidangkan saat masih panas dengan cuaca yang dingin. 

7. Docang

Docang merupakan makanan khas Cirebon yang terbuat dari campuran potongan lontong, daun singkong, daun kucai, toge, parutan kelapa, dan kerupuk melarat atau kerupuk wedi khas Cirebon, kemudian disiram dengan kuah pedas gurih yang ditambahkan ampas tahu dan campuran oncom.

Docang

Docang berasal dari bahasa Cirebon yang berarti "Bodo dan Kacang" yang artinya merujuk pada tauge. Makanan tradisional satu ini kerap disajikan masyarakat Cirebon sebagai menu sarapan. Cita rasa yang khas dan unik membuat docang jadi salah satu makanan yang digemari masyarakat Cirebon. 

8. Lepet

Lepet adalah makanan yang terbuat dari beras ketan, kelapa patut, kacang hijau, serta diberi garam, yang dikukus dan dibungkus menggunakan daun pisang atau daun kelapa muda yang dililitkan setiap bagiannya dalam bentuk silinder memanjang.

Lepet

Lepet merupakan makanan khas Sunda. Kata Lepet berasal dari bahasa Sunda yaitu Leupeut yang berarti kacang. Lepet biasa dibuat saat hari-hari besar. Cita rasa yang unik dan gurih di mana terdapat perpaduan kacang hijau membuat lepet digemari masyarakat Sunda. Cocok disajikan untuk sarapan dengan didampingi teh hangat. 

Itu dia beberapa daftar makanan tradisional dari berbagai daerah di Indonesia yang mulai punah jika daya tarik masyarakat terhadap makanan tradisional mulai menurun. Untuk meningkatkan daya tarik terhadap kuliner tradisional perlu adanya dukungan dari berbagai pihak mulai dari pemerintah, penggiat UMKM, dan masyarakat setempat, dengan diadakannya festival kuliner tradisional Nusantara.

Kuliner tradisional adalah bagian tak terpisahkan dari identitas budaya bangsa Indonesia. Di balik setiap makanan, ada cerita, sejarah, dan nilai yang patut dihargai. Jika tidak ada upaya pelestarian, kita bisa kehilangan kekayaan rasa dan tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Oleh karena itu, mempertahankan kuliner tradisional adalah wujud mencintai budaya Indonesia yang tak pernah padam. 

Yuk, mulai dari sekarang terapkan langkah sederhana dengan mencoba kuliner tradisional yang belum pernah dicoba, mendukung UMKM lokal, atau bahkan mempelajari cara membuatnya. Dengan begitu, tidak hanya menikmati kelezatan makanan, tetapi juga turut menjaga warisan budaya Indonesia.

Yeni Fadilah

Biodata Penulis:

Yeni Fadilah, lahir pada tanggal 21 April 2006 di Cirebon, saat ini aktif sebagai mahasiswa, Ilmu Lingkungan, di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Penulis bisa disapa di Instagram @yenifdlh_

© Sepenuhnya. All rights reserved.