Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Kekasih, Jangan Lagi Tampik Aku (Karya Isbedy Stiawan ZS)

Puisi "Kekasih, Jangan Lagi Tampik Aku" karya Isbedy Stiawan ZS adalah karya sastra yang puitis dan romantis, menggambarkan perasaan cinta dan ....
Kekasih, Jangan Lagi Tampik Aku

semakin jauh dan masuk jejakku
rapat mataku dalam lekat tubuhmu
yang membentang. rahasia-rahasia
kian terkulai. setelah satu demi satu
kalimatku membaca baris-baris pada pakaianmu

"hanya padamu kuperkenankan peta
ini terbaca. sebab kucintai kau, jalan
menujuku tanpa portal," katamu dan
membiarkan angin menari di tubuhmu
hingga kau gigil

pada purnama ketiga di tahun
yang selalu berhujan
kau pun ingin kusunting: mahar sebuah
buku resep kata-kata
dan sebuah peta...

telah kujelajahi seluruh peta itu
mendaki bukit, meniti pematang,
mengarus di sungai, lalu singgah
di gerbang masuk ke belantara

"bangun tenda di sini saja sebelum malam
benar-benar menutup mata. kita istirahat
setelah perjalanan ini, dan kuingin kau
merapalkan jejampi. karena mantramu
di rahimku akan tumbuh pohon," katamu

tapi aku belum membawa tenda?

dan kau biarkan tubuhmu
kujelajahi sebagai peta. "Kekasih,
jangan lagi tampik aku sebab
di tamanmu aku bukan orang asing
yang melunta karena mencintai-Mu."

9-10 Februari 2011

Analisis Puisi:

Puisi "Kekasih, Jangan Lagi Tampik Aku" karya Isbedy Stiawan ZS adalah karya sastra yang menggambarkan perasaan cinta dan hasrat seseorang terhadap kekasihnya. Puisi ini mengandung elemen-elemen sastra yang menarik, termasuk tema, nada, perasaan, amanat, diksi, pengimajian, kata konkret, majas, rima, ritma, versifikasi, dan tipografi.

Tema: Puisi ini mengangkat tema tentang cinta, keinginan, dan hasrat terhadap kekasih. Penyair menyampaikan perasaan cintanya dengan penuh kesetiaan dan keyakinan bahwa ia tidak lagi ingin ditampik oleh kekasihnya.

Nada dan Perasaan: Nada puisi ini cenderung puitis dan romantis. Penyair mengekspresikan perasaan cintanya dengan penuh kesetiaan, keintiman, dan keinginan untuk diterima sepenuhnya oleh kekasihnya.

Amanat: Puisi ini menyampaikan pesan tentang betapa dalamnya perasaan cinta dan keyakinan penyair terhadap kekasihnya. Pesan untuk tidak lagi menolak cinta dan kehadirannya karena ia telah menjelajahi seluruh peta hati dan mengakui keunikannya di taman kekasihnya.

Diksi dan Pengimajian: Penggunaan diksi dalam puisi ini indah dan puitis, menciptakan gambaran tentang perjalanan emosional dan fisik penyair ke hati kekasihnya. Kata-kata seperti "jejakku," "lekat tubuhmu," "purnama ketiga," dan "buku resep kata-kata" memberikan pengimajian yang mendalam.

Kata Konkret: Puisi ini menggunakan kata-kata konkret, seperti "tubuhmu," "pakaianmu," "bukit," dan "sungai," untuk memberikan gambaran yang jelas dan kuat dalam pikiran pembaca.

Majas: Puisi ini memiliki beberapa majas, seperti personifikasi pada "angin menari di tubuhmu" dan metafora pada "mantramu di rahimku akan tumbuh pohon." Majas ini menambahkan sentuhan kreatif dan imajinatif pada puisi.

Rima, Ritma, dan Versifikasi: Puisi ini tidak mengikuti skema rima yang konsisten, namun memiliki ritma yang alami dan mengalir dengan baik. Versifikasinya bebas dan mengikuti aliran narasi dengan halus.

Tipografi: Tipografi dalam puisi ini sederhana, tetapi pemisahan baris dengan tepat memberikan penekanan pada kata-kata yang relevan dan memberikan irama yang lembut.

Puisi "Kekasih, Jangan Lagi Tampik Aku" karya Isbedy Stiawan ZS adalah karya sastra yang puitis dan romantis, menggambarkan perasaan cinta dan hasrat seseorang terhadap kekasihnya. Penggunaan diksi yang indah, pengimajian yang mendalam, dan kata-kata konkret menciptakan gambaran yang kuat dalam pikiran pembaca. Puisi ini mengandung pesan tentang kesetiaan dan keinginan untuk diterima sepenuhnya dalam cinta, dan mengajak pembaca untuk merenung tentang kekuatan perasaan cinta yang mendalam dan tak terhingga.

Isbedy Stiawan ZS
Puisi: Kekasih, Jangan Lagi Tampik Aku
Karya: Isbedy Stiawan ZS
© Sepenuhnya. All rights reserved.