Analisis Puisi:
Puisi "Sketsa Sungai Lilin" karya Maghfur Saan menghadirkan gambaran kehidupan yang dinamis dan penuh warna di sebuah kota persinggahan yang dekat dengan sungai. Melalui pengamatan terhadap aktivitas sehari-hari, penyair menyiratkan perenungan mendalam tentang jarak antara manusia dan waktu serta kenangan yang tetap melekat.
Tema
Tema utama puisi ini adalah perjalanan hidup dan kenangan dalam dinamika waktu serta ruang. Ada juga tema tentang hubungan manusia dengan lingkungan sosial dan alam sekitar, yang ditampilkan melalui aktivitas para bakul dan suasana pelabuhan.
Makna Tersirat
Makna tersirat puisi ini menyangkut keterasingan dan jarak batin antara individu dengan dunia di sekitarnya, meskipun mereka berada dalam kesibukan yang sama. Penyair mempertanyakan apakah dunia benar-benar dekat atau masih terasa jauh dalam persilangan jiwa dan waktu. Selain itu, terdapat makna tentang pentingnya ingatan dan keberadaan orang-orang yang menemani perjalanan hidup, yang menjadi penopang dalam perjalanan tersebut.
Puisi ini bercerita tentang kehidupan malam di sebuah kota pelabuhan yang sibuk dengan aktivitas perdagangan lada, yang penuh dengan cahaya lampu perahu dan aroma asap. Di balik aktivitas tersebut, penyair merefleksikan kesadaran diri tentang jarak emosional dan spiritual yang dirasakan, serta kenangan akan sosok yang menemaninya berlayar, menandai kedekatan personal di tengah hiruk-pikuk kota.
Suasana dalam Puisi
Suasana dalam puisi ini adalah hidup dan penuh aktivitas, namun juga mengandung kesan melankolis dan reflektif. Cahaya lampu perahu dan bau asap menciptakan latar visual dan sensorik yang kuat, sementara pertanyaan dalam puisi menambah kedalaman suasana batin yang penuh keraguan dan pengharapan.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Pesan yang dapat diambil dari puisi ini adalah pentingnya mengingat dan menghargai orang-orang yang menemani perjalanan hidup, serta kesadaran akan waktu dan jarak yang tidak selalu terlihat secara kasat mata. Puisi juga mengajak pembaca untuk merenungi kehidupan di tengah kesibukan dan hiruk-pikuk, agar tidak kehilangan makna dari perjalanan batin.
Imaji
Puisi ini menggunakan imaji yang kuat dan hidup, seperti:
- “gebyar lampu-lampu perahu” yang menghadirkan gambaran cahaya yang berkilauan di malam hari.
- “para bakul menghitung ikatan-ikatan lada yang dikeluarkan dari sarung malam” memberikan citra visual aktivitas perdagangan dan suasana pasar malam.
- “bau asap cuaca telah mengguyur sampanku” menyentuh indera penciuman, membawa pembaca ke dalam suasana nyata di sungai.
Majas
Beberapa majas yang terlihat dalam puisi ini antara lain:
- Personifikasi: Bau asap dan cuaca seolah-olah aktif mengguyur sampan, memberi kesan hidup pada unsur alam.
- Metafora: “sarung malam” sebagai gambaran malam yang menyelimuti aktivitas manusia.
- Pertanyaan retoris: “apakah dunia masih saja berjarak dalam persilangan jiwa dan waktu?” yang mengajak pembaca merenung lebih dalam.
Puisi "Sketsa Sungai Lilin" adalah refleksi puitis yang memadukan gambaran nyata kehidupan kota pelabuhan dengan renungan batin tentang jarak emosional dan waktu. Melalui bahasa yang lugas dan imaji yang hidup, Maghfur Saan mengajak pembaca untuk menyelami hubungan antara aktivitas luar dan perjalanan jiwa, serta mengingat pentingnya kehadiran seseorang yang menemani dalam setiap pelayaran hidup.
Puisi: Sketsa Sungai Lilin
Karya: Maghfur Saan
Biodata Maghfur Saan:
- Maghfur Saan lahir di Batang, pada tanggal 15 Desember 1950.
