Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Suara Zaman (Karya A.D. Donggo)

Puisi “Suara Zaman” karya A.D. Donggo bercerita tentang perjalanan suara zaman dari ajaran suci yang membawa kedamaian dan pengajaran moral, ke ...

Suara Zaman


Musa menyuarakan Taurat
Daud menyuarakan Zabur
Isa menyuarakan Injil
Muhammad menyuarakan Quran
Sidharta Gautama menyuarakan Tripitaka
Dan kami anak zaman ini
Menyuarakan Perang Bintang.


Sumber: Perjalanan Berdua (1999)

Analisis Puisi:

Puisi “Suara Zaman” karya A.D. Donggo merupakan karya singkat namun sarat makna, yang membandingkan suara-suara penting dari tokoh-tokoh agama besar dengan suara zaman modern yang penuh konflik. Dengan hanya delapan baris, puisi ini mampu menghadirkan refleksi mendalam mengenai perubahan nilai dan suara yang mewarnai perjalanan manusia dari masa ke masa.

Tema

Tema utama puisi ini adalah perbandingan antara warisan spiritual dan keagamaan masa lalu dengan realitas zaman modern yang dipenuhi oleh konflik dan peperangan. Puisi ini menyentuh tema tentang pergeseran nilai dan suara zaman—dari suara wahyu dan ajaran suci menuju suara kekerasan dan peperangan.

Makna Tersirat

Makna tersirat puisi ini adalah kritik terhadap keadaan dunia modern yang seringkali kehilangan arah spiritual dan moral. Tokoh-tokoh besar seperti Musa, Daud, Isa, Muhammad, dan Sidharta Gautama mewakili suara-suara keagamaan dan spiritual yang membawa petunjuk dan kedamaian. Namun, anak zaman ini justru menyuarakan “Perang Bintang,” simbol konflik dan kekerasan yang merajalela, menandakan kegelisahan dan pergeseran nilai dalam kehidupan manusia kontemporer.

Puisi ini bercerita tentang perjalanan suara zaman dari ajaran suci yang membawa kedamaian dan pengajaran moral, ke realitas zaman modern yang penuh peperangan dan perselisihan. Dengan menyebut nama-nama tokoh besar dari berbagai agama, puisi ini menegaskan bahwa suara-suara tersebut merupakan fondasi peradaban manusia yang semestinya dipegang teguh, namun kini tergantikan oleh suara konflik.

Suasana dalam Puisi

Meskipun puisi ini singkat, suasana yang tercipta adalah kontras dan reflektif—menghadirkan kesan perenungan sekaligus keprihatinan terhadap kondisi zaman sekarang.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Pesan penting dari puisi ini adalah ajakan untuk merenungkan kembali suara yang kita dengar dan suarakan dalam hidup kita. Puisi ini mengingatkan pembaca akan pentingnya nilai-nilai spiritual dan damai yang pernah diperjuangkan oleh para tokoh besar, dan mengkritik realitas zaman yang cenderung didominasi oleh konflik dan peperangan.

Imaji

Puisi ini menggunakan imaji tokoh-tokoh agama dan kitab suci sebagai simbol suara kebenaran dan petunjuk spiritual. Kontras dengan imaji “Perang Bintang” yang menggambarkan kekerasan dan peperangan yang menjadi “suara” zaman modern.

Majas

Beberapa majas yang terdapat dalam puisi ini adalah:
  • Metonimia, dengan menggunakan nama tokoh agama untuk mewakili ajaran dan kitab sucinya.
  • Kontras, antara suara-suara suci dengan suara peperangan yang saling berseberangan makna.
  • Simbolisme, “Perang Bintang” sebagai simbol konflik besar dan kekerasan modern.
Puisi “Suara Zaman” karya A.D. Donggo adalah refleksi singkat namun tajam mengenai perubahan nilai-nilai dan suara zaman manusia. Dengan membandingkan suara-suara spiritual dari tokoh besar agama dengan suara peperangan yang mewarnai zaman kini, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arah peradaban dan pentingnya kembali pada nilai-nilai kemanusiaan dan kedamaian.

Puisi A.D. Donggo Sepenuhnya
Puisi: Suara Zaman
Karya: A.D. Donggo

Biodata A.D. Donggo:
  • A.D. Donggo lahir pada tanggal 21 Desember 1931 di Bima, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.