Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Pentingnya Literasi Digital di Era Informasi

Mari tingkatkan literasi digital di tengah banjir informasi! Di era serba digital, kemampuan memilah dan memahami informasi bukan sekadar pilihan, ...

Literasi digital di tengah derasnya arus informasi yang mengalir setiap detik melalui layar-layar gawai kita, kemampuan memilah, memahami, dan menggunakan informasi secara bijak menjadi kebutuhan mutlak. Literasi digital bukan lagi sekadar keterampilan tambahan, melainkan prasyarat utama untuk bertahan dan berkembang di era informasi.

Saat ini, hampir semua aspek kehidupan dari pendidikan, ekonomi, politik hingga kehidupan sosial berinteraksi dengan dunia digital. Kita tak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga produsen dan penyebar. Ironisnya, kecepatan pertumbuhan informasi digital tidak selalu diimbangi oleh peningkatan kapasitas literasi digital masyarakat. Akibatnya, hoaks, disinformasi, dan ujaran kebencian mudah tersebar tanpa filter.

Pentingnya Literasi Digital di Era Informasi
Sumber: Unsplash | @tjerwin

Sayangnya, literasi digital di Indonesia masih berada pada tingkat yang rendah. Berbagai lembaga telah melakukan survei yang menunjukkan bahwa masyarakat kita masih rentan terhadap informasi yang belum diverifikasi, terutama jika disajikan dengan cara yang provokatif atau menggerakkan emosi. Sebagai akibatnya, banyak yang terjebak dalam polarisasi, penyebaran kebencian, sampai tindakan hukum karena menyebarkan informasi palsu.

Dalam menyelesaikan masalah ini, partisipasi dari semua pihak sangat diperlukan. Pemerintah harus meningkatkan kurikulum pendidikan digital dari usia dini, sedangkan media dan platform digital perlu lebih proaktif dalam melakukan edukasi masyarakat. Masyarakat harus mengembangkan budaya literasi—membaca dari beragam sumber, tidak gampang terprovokasi, dan memastikan kebenaran informasi sebelum menyebarkannya. Kualitas informasi yang kita terima dan bagikan hari ini sangat memengaruhi masa depan bangsa. Di era yang semakin terhubung secara digital, kemampuan literasi digital menjadi suatu keharusan, bukan lagi opsi.

Pandangan saya untuk mengatasi rendahnya literasi digital tidak bisa hanya dibebankan kepada satu pihak saja. Ini adalah tanggung jawab bersama pemerintah, pendidik, media, platform digital, dan tentu saja masyarakat itu sendiri. Selain itu anak-anak perlu diajarkan bukan hanya cara menggunakan teknologi, tetapi juga bagaimana memahami dan menyikapi informasi secara kritis. Kurikulum sekolah harus memasukkan materi tentang hoaks, jejak digital, keamanan data, dan etika bermedia sosial.

Penulis: Marvin Pakinde

© Sepenuhnya. All rights reserved.