Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Burung-Burung Kecil (Karya Joss Sarhadi)

Puisi “Burung-Burung Kecil” karya Joss Sarhadi bercerita tentang burung-burung kecil yang tetap berkicau dan beterbangan, meskipun pagi sedang ...
Burung-Burung Kecil

kicau burung-burung kecil menyentuh kalbu
mewarta kehidupan
meski pagi diliput awan
beterbangn burung-burung kecil
senandungkn puji Illahi
menyusup awan bukit dan terpencil
tak gentar akan derasnya hujan angin halintar
karena semua, akan datang dan pergi berlalu...
yang pasti,
burung-burung kecil itu mengerti
hidup musti dihidupi
dengan suka dan pengharapan
di antara yang nyata,
di antara yang musykil

Analisis Puisi:

Puisi “Burung-Burung Kecil” karya Joss Sarhadi adalah sebuah kontemplasi yang menyentuh tentang semangat kehidupan, keteguhan, dan ketulusan dalam menjalani takdir, betapapun kecil atau sederhananya kehidupan itu tampak di mata manusia. Melalui simbol burung kecil, penyair menyampaikan pelajaran spiritual dan eksistensial yang dalam—tentang bagaimana seharusnya manusia menghidupi hidup dengan keberanian dan pengharapan, bahkan ketika dunia tampak suram.

Tema

Tema utama puisi ini adalah ketabahan dan semangat hidup dalam kesederhanaan. Penyair mengangkat burung-burung kecil sebagai simbol makhluk lemah yang tetap bernyanyi, terbang, dan hidup, meski menghadapi cuaca yang tidak bersahabat. Dari kicauan mereka, pembaca diajak belajar tentang ketaatan, keikhlasan, dan ketekunan menghadapi hidup.

Makna Tersirat

Di balik keindahan alam yang digambarkan melalui kicau burung dan awan pagi, puisi ini menyiratkan bahwa hidup selalu penuh tantangan, tetapi makhluk hidup, sekecil apapun, mampu menyesuaikan diri dan tetap berjuang. Kicau burung menjadi simbol pujian kepada Tuhan dan bentuk syukur atas hidup, meski harus dijalani di tengah hujan, angin, dan petir (simbol kesulitan).

Makna tersirat lainnya adalah sebuah ajakan halus kepada manusia: jangan menyerah oleh kesulitan, karena yang pasti, semua akan datang dan pergi. Yang abadi adalah semangat untuk terus menghidupi hidup, bahkan ketika kenyataan tak seperti yang diharapkan.

Puisi ini bercerita tentang burung-burung kecil yang tetap berkicau dan beterbangan, meskipun pagi sedang suram dan diliputi awan. Mereka tetap bernyanyi memuji Tuhan, bahkan menembus awan dan bukit yang terpencil, tanpa gentar pada hujan dan petir. Mereka menjalani hidup seperti apa adanya, tidak mengeluh, tidak mengelak. Mereka memahami bahwa hidup adalah anugerah yang harus dihidupi, bukan sekadar dilalui.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini awalnya terasa melankolis dan tenang, dengan deskripsi pagi yang berawan dan cuaca yang kurang bersahabat. Namun semakin ke dalam, suasana menjadi optimis, spiritual, dan penuh keteguhan, seiring gambaran burung-burung kecil yang tak menyerah, terus beterbangan dan memuji Ilahi. Suasana ini menjadi semacam perenungan yang membawa harapan.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Amanat utama dari puisi ini adalah bahwa hidup harus dijalani dengan semangat dan keyakinan, apa pun rintangannya. Meskipun realitas mungkin sulit dan “musykil”, seperti hujan, badai, atau ketidakpastian hidup, hidup tetap patut dihidupi. Sama seperti burung-burung kecil yang tak punya banyak kekuatan, tetapi tetap berkicau, manusia pun harus belajar menghidupi hidup dengan suka dan pengharapan.

Selain itu, puisi ini mengajarkan agar kita selalu mensyukuri kehidupan, tetap menjalankan kewajiban spiritual (memuji Illahi), dan melihat hal kecil sebagai sesuatu yang besar maknanya.

Imaji

Puisi ini sangat kuat dalam menghadirkan imaji alam dan kehidupan liar yang sekaligus metaforis dan spiritual:
  • Visual: “kicau burung-burung kecil”, “air mancur mengguyuri nasib kita”, “awan bukit dan terpencil” menciptakan gambaran alam yang nyata dan hidup.
  • Auditori: “senandungkan puji Illahi” menciptakan imaji bunyi dari kicauan burung yang religius dan penuh makna.
  • Kinestetik: “beterbangan”, “menyusup awan” menampilkan gerak lincah burung yang memberi nuansa semangat hidup.

Majas

Beberapa majas yang digunakan dalam puisi ini, antara lain:
  • Personifikasi: “burung-burung kecil itu mengerti”—burung diberikan sifat memahami, layaknya manusia.
  • Metafora: “air mancur mengguyuri nasib kita”—nasib manusia dianalogikan seperti terkena guyuran air mancur, menunjukkan ketidakpastian atau ujian hidup.
  • Hiperbola: “tak gentar akan derasnya hujan angin halintar”—menunjukkan keberanian yang luar biasa dari makhluk kecil.
  • Simbolisme: burung kecil melambangkan manusia kecil, sederhana, tetapi tangguh dan penuh ketulusan.
Puisi “Burung-Burung Kecil” karya Joss Sarhadi menyentuh pembaca dengan gaya bahasa yang sederhana namun mendalam. Lewat tokoh burung kecil, puisi ini menanamkan nilai-nilai penting tentang keberanian menjalani hidup, spiritualitas dalam keseharian, serta pengharapan di tengah kesulitan. Dengan imaji yang lembut dan majas yang menyatu dengan alur, puisi ini memberikan pesan yang tidak hanya relevan secara personal, tapi juga universal.

Sebagaimana burung-burung kecil yang tetap berkicau di tengah badai, manusia pun seharusnya tetap berusaha dan percaya, bahwa hidup ini patut dihidupi—di antara yang nyata dan yang musykil.

Joss Sarhadi
Puisi: Burung-Burung Kecil
Karya: Joss Sarhadi

Biodata Joss Sarhadi:
Nama lengkapnya adalah Joseph Suminto Sarhadi.
© Sepenuhnya. All rights reserved.