Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Jejak Waktu (Karya Fitri Wahyuni)

Puisi "Jejak Waktu" karya Fitri Wahyuni bercerita tentang bagaimana waktu berjalan tanpa bisa diulang, serta bagaimana manusia mencoba mencatat ...

Jejak Waktu


Aku menulis di pasir senja,
jejak waktu yang tak pernah sama.
Ombak datang, membawa pesan,
tentang yang hilang, dan yang bertahan.

Analisis Puisi:

Puisi "Jejak Waktu" karya Fitri Wahyuni adalah karya sastra yang singkat namun penuh makna. Melalui bait-bait pendeknya, puisi ini berhasil menyampaikan perasaan yang mendalam tentang waktu, kehilangan, dan kenangan yang tertinggal dalam perjalanan hidup manusia. Meski hanya terdiri dari empat larik, tiap larik mengandung kekuatan simbolik yang menyentuh pembaca secara emosional dan filosofis.

Puisi ini bercerita tentang bagaimana waktu berjalan tanpa bisa diulang, serta bagaimana manusia mencoba mencatat jejak hidupnya—baik kenangan indah maupun luka—dalam perjalanan itu. Jejak tersebut bisa hilang karena waktu yang terus berjalan (dilambangkan dengan ombak yang datang), namun ada juga hal-hal yang tetap bertahan dalam ingatan atau jiwa seseorang.

Tema

Tema utama puisi ini adalah tentang waktu dan kenangan. Penulis merefleksikan bagaimana setiap langkah dalam hidup meninggalkan jejak, namun tidak semua bisa abadi. Ada yang hilang, terhapus oleh waktu, namun ada pula yang tetap bertahan dalam ingatan atau perasaan.

Makna Tersirat

Makna tersirat dalam puisi ini menggambarkan filosofi hidup: bahwa tidak semua hal dalam hidup dapat dipertahankan. Banyak yang datang dan pergi, tetapi proses mengenangnya, menuliskannya, atau bahkan merelakannya menjadi bagian penting dari perjalanan batin manusia. Pasir senja bisa dimaknai sebagai tempat sementara, seperti kenangan yang mudah lenyap, sedangkan ombak menjadi simbol waktu yang terus bergerak dan mengubah segalanya.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini cenderung melankolis, hening, dan kontemplatif. Ada rasa pasrah yang lembut terhadap kenyataan bahwa hidup adalah perjalanan antara kehilangan dan keberlanjutan. Senja, pasir, dan ombak menciptakan atmosfer tenang tapi juga penuh refleksi batin.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Amanat dari puisi ini adalah bahwa dalam hidup, kita tidak bisa mempertahankan semua hal. Sebagian kenangan mungkin akan hilang seperti jejak di pasir yang terhapus ombak. Namun, kita tetap perlu menulis, mengenang, dan belajar dari apa yang pernah ada. Hidup adalah tentang menerima, merelakan, dan mempertahankan yang paling berarti.

Imaji

Puisi ini kaya dengan imaji visual dan alam, seperti:
  • Pasir senja — menggambarkan keindahan sore hari, waktu yang tenang namun menyiratkan akhir dari sesuatu.
  • Ombak datang — membentuk gambaran pergerakan laut yang membawa perubahan.
  • Jejak waktu — menciptakan bayangan langkah-langkah yang pernah tertinggal di pasir dan bisa menghilang.
Imaji ini memperkuat kesan puitis serta membawa pembaca pada suasana alam yang tenang namun sarat makna.

Majas

Puisi ini menggunakan beberapa majas, di antaranya:
  • Metafora: "Aku menulis di pasir senja" adalah metafora untuk mencatat kenangan atau pengalaman dalam waktu yang bersifat sementara.
  • Personifikasi: "Ombak datang, membawa pesan" memberikan sifat manusia pada ombak, seolah ia mampu menyampaikan pesan atau makna.
  • Paradoks: "tentang yang hilang, dan yang bertahan" menunjukkan pertentangan dua hal yang justru saling melengkapi untuk menyampaikan kompleksitas hidup.
Puisi "Jejak Waktu" karya Fitri Wahyuni adalah contoh nyata bagaimana kepadatan makna dapat dituangkan dalam bentuk sederhana. Dengan memanfaatkan simbol alam seperti pasir, senja, dan ombak, penyair menyampaikan pesan mendalam tentang waktu, kenangan, kehilangan, dan harapan. Puisi ini mengajak kita merenungi betapa setiap jejak yang kita torehkan dalam hidup akan selalu dihadapkan pada gelombang waktu. Sebagian akan hilang, namun sebagian lagi akan menjadi bagian dari diri yang bertahan, memberi makna bagi perjalanan hidup itu sendiri.

Fitri Wahyuni
Puisi: Jejak Waktu
Karya: Fitri Wahyuni

Biodata Fitri Wahyuni:
  • Fitri Wahyuni saat ini aktif sebagai mahasiswa, Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, di Universitas Andalas.
© Sepenuhnya. All rights reserved.