Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Nyanyian Buruh Angkutan (Karya Adi Sidharta)

Puisi "Nyanyian Buruh Angkutan" menyoroti semangat perlawanan buruh transportasi dari berbagai belahan dunia, yang bersatu dalam mogok di jalan ...
Nyanyian Buruh Angkutan
Kepada fusi buruh transport

aku Amat buruh angkutan
aku mogok di jalan-jalan kota jakarta.
Pierre-Paris dan Joe-London
kita bikin mampus lalulintas
kita raja mobil, kereta api, kapal dan udara
kita bikin botak direktur-direktur.

kita jutaan Amat di seluruh dunia
sudah tahu arti bersatu
kagak doyan lagi terror harga
mogok! keramaian kota
kita jadikan sunyi kuburan.

aku Amat buruh jakarta
dulu buta huruf buta segala
kini pahlawan, jadi pahlawan
bikinan penindasan imperialis
Aku Triompator Hari Esok!

Sumber: Rangsang Detik (1957)

Analisis Puisi:

Puisi "Nyanyian Buruh Angkutan" karya Adi Sidharta merayakan semangat perlawanan dan kekuatan solidaritas buruh transportasi.

Pembebasan dan Solidaritas Buruh: Puisi ini menyoroti semangat perlawanan buruh transportasi dari berbagai belahan dunia, yang bersatu dalam mogok di jalan-jalan kota. Hal ini menunjukkan upaya bersama buruh transportasi dari Shanghai, Paris, London, dan Jakarta untuk menentang penindasan.

Persatuan Global: Penyair menyoroti persatuan global dari jutaan buruh transportasi di seluruh dunia. Mereka menyatukan kekuatan untuk menekan harga dan memperjuangkan hak-hak mereka melalui mogok. Pesan ini menekankan kekuatan solidaritas dalam menghadapi penindasan dan kesenjangan sosial.

Transformasi dan Kekuatan Buruh: Penyair menggambarkan transformasi dari seorang buruh buta huruf menjadi pahlawan yang menentang penindasan imperialis. Melalui mogoknya, buruh transportasi menjadi simbol pemberontakan dan kekuatan dalam memperjuangkan hak-haknya.

Bahasa dan Kesan Pemberontakan: Puisi ini menggunakan bahasa yang kuat dan lugas untuk menggambarkan semangat pemberontakan. Kata-kata seperti "mampus lalulintas," "kita raja," dan "mogok" menunjukkan penentangan dan kekuatan dalam menghadapi penindasan.

Transformasi Individu Menjadi Pahlawan: Penyair menggambarkan transformasi buruh buta huruf menjadi pahlawan yang menolak penindasan dan imperialisme. Puisi ini merayakan keberanian individu dalam berdiri dan menentang ketidakadilan.

Puisi "Nyanyian Buruh Angkutan" karya Adi Sidharta merayakan semangat perlawanan, persatuan global, dan kekuatan buruh transportasi dalam menghadapi penindasan dan ketidakadilan. Puisi ini menyuarakan keberanian individu untuk bersatu dan menentang sistem yang menindas, serta menceritakan transformasi individu menjadi simbol perlawanan yang penuh keberanian.

Puisi: Nyanyian Buruh Angkutan
Puisi: Nyanyian Buruh Angkutan
Karya: Adi Sidharta

Biodata Adi Sidharta:
  • Adi Sidharta (biasa disingkat A.S. Dharta) lahir pada tanggal 7 Maret 1924 di Cibeber, Cianjur, Jawa Barat.
  • Adi Sidharta meninggal dunia pada tanggal 7 Februari 2007 (pada usia 82 tahun) di Cibeber, Cianjur, Jawa Barat.
  • Adi Sidharta memiliki banyak nama pena, antara lain Kelana Asmara, Klara Akustia, Yogaswara, Barmaraputra, Rodji, dan masih banyak lagi.
© Sepenuhnya. All rights reserved.