Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Sabar (Karya Muhammad Yusuf Praja)

Puisi “Sabar” karya Muhammad Yusuf Praja bercerita tentang pengalaman menghadapi situasi sulit atau musibah yang datang tiba-tiba—tanpa diundang ...
Sabar

Saat cobaan datang tak diundang
Saat sesuatu terjadi di luar keinginan
Hati yang teguh harus senantiasa disiapkan
Amarah yang membludak harus ditahan
Agar menjadi hamba yang diidam-idamkan

Analisis Puisi:

Puisi “Sabar” karya Muhammad Yusuf Praja merupakan refleksi spiritual dan emosional yang ringkas, namun penuh kekuatan. Disusun dalam satu bait lima baris, puisi ini secara langsung berbicara tentang salah satu sikap mulia dalam menghadapi cobaan hidup: kesabaran. Kesederhanaan bahasanya tidak mengurangi kedalaman maknanya, justru membuat puisi ini terasa dekat dan mengena bagi pembacanya.

Tema

Tema utama dari puisi ini adalah kesabaran sebagai bentuk keteguhan hati dalam menghadapi cobaan hidup. Penyair menyoroti pentingnya mengendalikan amarah dan memperkuat ketabahan saat menghadapi situasi yang tidak diinginkan.

Makna Tersirat

Secara tersurat, puisi ini berbicara tentang perlunya bersabar ketika menghadapi situasi yang datang tiba-tiba dan di luar kendali. Namun jika diselami lebih dalam, terdapat beberapa makna tersirat:
  • Kesabaran bukan hanya sikap pasif, melainkan kekuatan batin aktif yang mampu menahan ledakan emosi demi tujuan spiritual dan eksistensial yang lebih tinggi.
  • Menjadi “hamba yang diidam-idamkan” mengisyaratkan bahwa sabar adalah jalan menuju kedekatan dengan Tuhan atau menuju pencapaian moral tertinggi.
  • Puisi ini juga menyiratkan bahwa kesabaran adalah pilihan sadar, bukan hasil dari kepasrahan total.

Unsur Puisi

Beberapa unsur puisi yang menonjol dalam karya ini meliputi:
  • Struktur: Satu bait dengan lima baris. Pola ini memungkinkan alur naratif sekaligus reflektif dalam ruang yang ringkas.
  • Diksi: Kata-kata seperti cobaan, keinginan, teguh, amarah, dan hamba dipilih dengan cermat untuk membangun suasana religius dan filosofis.
  • Nada: Serius, lembut, dan menasihati. Terdapat nuansa kontemplatif yang kuat.
Puisi ini bercerita tentang pengalaman menghadapi situasi sulit atau musibah yang datang tiba-tiba—tanpa diundang dan di luar kendali manusia. Di tengah gejolak tersebut, penyair mengajak pembaca untuk bersiap secara mental dan spiritual agar tidak mudah terpancing oleh amarah.

Suasana dalam Puisi

Suasana puisi ini adalah kontemplatif dan reflektif. Meski tidak menggambarkan peristiwa konkret, ada kesan perenungan mendalam terhadap emosi pribadi yang sedang diuji, serta usaha untuk menenangkan diri agar tetap berada di jalur yang benar.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Puisi ini memuat amanat moral yang jelas:

Dalam menghadapi cobaan hidup yang tak terduga dan menyakitkan, manusia harus belajar bersabar, menahan amarah, dan menjaga keteguhan hati demi menjadi manusia yang lebih baik di mata Tuhan.

Amanat ini mengandung pesan spiritual yang bersifat universal, relevan dalam konteks keagamaan maupun sekuler.

Imaji

Meski tidak menampilkan imaji konkret seperti visual atau suara, puisi ini menyajikan imaji emosional:
  • “Saat cobaan datang tak diundang” → Menggambarkan situasi yang tiba-tiba, mengejutkan.
  • “Amarah yang membludak harus ditahan” → Membangkitkan gambaran emosi yang mendidih, hampir meluap, namun tertahan dalam ruang batin yang kuat.
Imaji ini bekerja bukan di level pancaindra, melainkan di level batiniah, menghadirkan gambaran konflik dalam jiwa.

Majas

Puisi ini mengandalkan gaya bahasa yang simpatik dan sugestif, walau tidak padat dengan majas-makna figuratif yang mencolok. Namun kita tetap bisa menemukan beberapa majas:
  • Metafora: Cobaan yang datang tak diundang bisa dimaknai sebagai metafora dari musibah atau ujian hidup yang datang tanpa peringatan.
  • Hiperbola ringan: Amarah yang membludak memperkuat perasaan dan konflik emosi yang kuat namun harus ditekan.
  • Personifikasi: Hati yang teguh harus senantiasa disiapkan memberi kesan bahwa hati adalah subjek aktif yang bisa dilatih.
Puisi “Sabar” karya Muhammad Yusuf Praja adalah puisi pendek yang menawarkan perenungan mendalam mengenai pentingnya kesabaran dan pengendalian diri. Dalam hanya lima baris, penyair mampu menyampaikan pesan spiritual yang kuat dan menyentuh. Dengan bahasa yang sederhana namun penuh makna, puisi ini mengingatkan kita bahwa kesabaran bukanlah kelemahan, melainkan kekuatan sejati dari seorang manusia yang ingin tumbuh dalam kematangan spiritual dan emosional.

Sebagaimana banyak puisi spiritual lainnya, karya ini menyapa batin pembaca yang sedang lelah, rapuh, atau goyah. Dan justru dari kesederhanaannya, puisi ini menjadi relevan untuk siapa pun, kapan pun.

Muhammad Yusuf Praja
Puisi: Sabar
Karya: Muhammad Yusuf Praja

Biodata Muhammad Yusuf Praja:
  • Muhammad Yusuf Praja saat ini aktif sebagai mahasiswa di UIN Saifuddin Zuhri Purwokerto, Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
© Sepenuhnya. All rights reserved.