Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Tentang Seseorang (Karya Sam Haidy)

Puisi “Tentang Seseorang” karya Sam Haidy bercerita tentang seseorang yang mencoba menghapus kenangan tentang orang yang dicintainya. Ia merasa ...
Tentang Seseorang

Aku ingin berhenti menuliskanmu...
Bosan aku dengan pena, dan enyah saja kau kertas!
Seperti mengerami mimpi yang tak kunjung menetas...

Digenangi air mata jingga adalah bayangmu.
Aku tersedu karena rindu; ingin bertemu...

Analisis Puisi:

Puisi “Tentang Seseorang” karya Sam Haidy menyampaikan pergulatan batin seorang individu yang sedang dilanda kelelahan emosional karena kenangan akan seseorang yang pernah (atau masih) begitu penting dalam hidupnya. Dalam lima baris yang sarat ekspresi, puisi ini menampilkan ketegangan antara keinginan untuk melupakan dan ketidakmampuan untuk benar-benar melepaskan. Dengan diksi yang tajam dan penuh perasaan, penyair berhasil memotret kompleksitas emosi manusia saat berhadapan dengan kerinduan, luka, dan kenangan.

Tema

Puisi ini mengangkat tema tentang cinta yang menyakitkan dan kerinduan yang menggantung. Tema lain yang menyertai adalah kelelahan emosional akibat kenangan, dan konflik batin antara ingin melupakan namun tidak bisa benar-benar lepas dari bayangan masa lalu. Ini adalah tema yang sangat manusiawi, akrab bagi siapa saja yang pernah mengalami patah hati atau penantian yang tak berujung.

Makna Tersirat

Secara eksplisit, puisi ini menggambarkan seseorang yang ingin berhenti menulis tentang sosok tertentu—kemungkinan besar seorang kekasih atau seseorang yang pernah sangat dicintai. Namun makna tersirat dari larik-larik tersebut menunjukkan bahwa meskipun si aku lirik ingin berhenti menulis atau mengingat, sosok itu masih begitu mendalam membekas dalam dirinya. “Seperti mengerami mimpi yang tak kunjung menetas” menyiratkan harapan yang sudah lama dipelihara, namun tak pernah menjadi kenyataan—cinta yang tak terbalas atau hubungan yang tak pernah terjadi.

Puisi ini bercerita tentang seseorang yang mencoba menghapus kenangan tentang orang yang dicintainya. Ia merasa jenuh karena terus menuliskan tentang sosok itu dalam kata-kata—dalam puisi atau dalam hati. Namun pada akhirnya, ia tetap tidak mampu lepas dari bayang-bayangnya. Bahkan saat mencoba menjauh, perasaan rindu dan bayangan orang tersebut justru muncul lebih kuat, seperti pada larik “digenangi air mata jingga adalah bayangmu” dan “aku tersedu karena rindu”.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini penuh dengan kegetiran dan melankoli. Ada kemarahan yang ditahan, keputusasaan yang tersembunyi, dan rindu yang tak tersampaikan. Suasana emosional ini muncul dari benturan antara keinginan untuk melupakan dan kenyataan bahwa kenangan tersebut tetap membekas. Warna “jingga” juga menambah suasana senja yang muram, seolah menggambarkan perasaan yang belum tuntas.

Imaji

Puisi ini memunculkan imaji yang tajam dan emosional:
  • “Aku ingin berhenti menuliskanmu” memberikan gambaran tentang seseorang yang telah lama mengabadikan kenangan lewat tulisan, tapi kini ingin berhenti karena lelah.
  • “Seperti mengerami mimpi yang tak kunjung menetas” adalah imaji yang kuat dan menyentuh—melukiskan harapan yang dijaga dan dirawat, namun tak pernah menjadi nyata.
  • “Digenangi air mata jingga adalah bayangmu” menciptakan perpaduan antara warna, cahaya, dan kesedihan—memberi kesan romantis sekaligus menyakitkan.
  • “Aku tersedu karena rindu” adalah imaji yang memperlihatkan tangisan pilu akibat kerinduan yang mendalam.

Majas

Puisi ini juga kaya dengan majas, yang memperkuat ekspresi dan suasana:

Metafora:
  • “Mengerami mimpi yang tak kunjung menetas” adalah metafora untuk harapan yang terus dipelihara meski tak pernah terwujud.
  • “Air mata jingga” bisa diartikan sebagai metafora senja atau kesedihan yang bercampur dengan keindahan kenangan.
Personifikasi:
  • “Digenangi air mata jingga adalah bayangmu” memberikan sifat aktif pada bayangan, seolah-olah ia hidup dan memiliki emosi.
Hiperbola:
  • “Bosan aku dengan pena, dan enyah saja kau kertas!” menggambarkan ledakan emosi yang membesar terhadap aktivitas menulis yang sudah tidak tertahankan.
Apostrof (seruan kepada sesuatu yang tidak hadir):
  • Frasa “kau kertas!” dan sikap berbicara langsung kepada kertas atau pena menunjukkan bentuk curahan hati yang intens.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Puisi ini menyampaikan amanat bahwa perasaan tidak dapat dipaksakan untuk hilang hanya dengan menjauhi objeknya. Meskipun seseorang berusaha melupakan, kenangan dan rasa rindu sering kali lebih kuat dari logika. Puisi ini juga menunjukkan bahwa luka batin yang dipendam dalam waktu lama bisa mengubah ekspresi cinta menjadi kelelahan emosional. Namun pada saat yang sama, ia mengajarkan bahwa menerima perasaan itu lebih manusiawi ketimbang memaksakan diri untuk melupakan secara paksa.

Puisi “Tentang Seseorang” karya Sam Haidy adalah potret puitis tentang pergolakan hati yang ingin melupakan seseorang, namun terus dihantui oleh rindu dan bayangan masa lalu. Melalui tema cinta yang menyakitkan, makna tersirat tentang luka batin, serta kekuatan imaji dan majas yang menyentuh, puisi ini menggambarkan secara mendalam dilema yang banyak orang alami dalam hubungan yang tak tuntas.

Dengan larik-larik pendek yang padat makna, puisi ini berhasil mengikat emosi pembaca dan membawa mereka pada perenungan tentang bagaimana cinta tak selalu berakhir dengan indah, dan bagaimana rindu bisa hadir bahkan saat seseorang sudah memutuskan untuk berhenti menuliskan namanya.

"Puisi Sam Haidy"
Puisi: Tentang Seseorang
Karya: Sam Haidy
© Sepenuhnya. All rights reserved.