Balada Peluru
di mana moncong senapan itu?
aku pengin meledak sekaligus jadi peluru
mencari jidatmu mengarah mampus-Mu
akan kulihat nyawa-Mu yang terbang
dan kukejar-kejar dengan nyawaku sendiri
agar tahu rumah-Mu
aku rela bunuh diri
tentu saja setelah tahu ke mana pulang-Mu
tetapi peluru yang mencari jidat-Mu itu
hanya ketemu mata-Mu yang menyihir
sim salabim
kembali kau pada wujudmu asli!
dan memang tidak akan pernah ada yang akan
membawakan
senapan
untukku
apalagi
jidat
mimpi indah ini
mimpi indah ini
mengapa kekal?
Sumber: Aku Ingin Jadi Peluru (2000)
Analisis Puisi:
Puisi "Balada Peluru" karya Wiji Thukul merupakan sebuah karya sastra yang penuh dengan emosi dan pertanyaan eksistensial. Puisi ini menciptakan gambaran tentang perasaan seseorang yang tengah berjuang mencari makna dan kebenaran dalam hidupnya.
Tema Puisi: Tema utama dalam puisi ini adalah keinginan seseorang untuk mencari makna dalam hidupnya, pertanyaan tentang eksistensi, dan ketidakmungkinan menemukan jawaban yang memuaskan.
Keinginan untuk Mencari Kebenaran: Penyair mengungkapkan keinginan yang kuat untuk menemukan kebenaran atau makna dalam hidupnya. Dia menggunakan metafora "meledak sekaligus jadi peluru" sebagai ekspresi dari dorongan untuk mengejar kebenaran yang misterius.
Ketidakmungkinan Menemukan Kebenaran Absolut: Meskipun pengejarannya untuk menemukan kebenaran sangat kuat, penyair menyadari bahwa kebenaran tersebut mungkin tidak dapat ditemukan. Ketika "peluru" mencari "jidat" yang menjadi simbol kebenaran atau makna, ia hanya menemukan mata yang "menyihir" dan wujud asli yang sama. Ini mencerminkan ketidakmungkinan menemukan jawaban yang memuaskan dalam pencarian eksistensial.
Pertanyaan Eksistensial: Puisi ini mengangkat pertanyaan eksistensial yang dalam, seperti "mengapa kekal?" Ini adalah pertanyaan tentang kenapa kita terus mencari dan mencoba memahami makna hidup, meskipun kita mungkin tidak akan pernah menemukan jawaban yang pasti.
Emosi dan Kekuatan Kata-Kata: Puisi ini penuh dengan emosi yang kuat, terutama frustrasi dan keinginan yang mendalam untuk mencari kebenaran. Kata-kata seperti "meledak," "mencari," dan "membawakan" digunakan untuk menggambarkan kekuatan dan determinasi penyair dalam pencariannya.
Puisi "Balada Peluru" adalah karya yang menggambarkan perjuangan individu dalam mencari makna dan kebenaran dalam hidupnya. Ini menciptakan suasana emosional yang kuat dan mengajak pembaca untuk merenungkan pertanyaan-pertanyaan eksistensial yang mungkin tidak memiliki jawaban yang pasti. Puisi ini juga menyoroti kekuatan kata-kata dalam mengungkapkan perasaan dan gagasan yang mendalam.
Karya: Wiji Thukul
Biodata Wiji Thukul:
- Wiji Thukul lahir di Solo, Jawa Tengah, pada tanggal 26 Agustus 1963.
- Nama asli Wiji Thukul adalah Wiji Widodo.
- Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).
