Datang pada Setiap
aku datang pada setiap bimbang
hinggap pada rupa-rupa terbang
kepakku melantunkan lagu-lagu bungsu
suka cita pelaut yang menemukan pelabuhan
tapi lonte dengan mata penuh dendang
memandang paruhku kasihan
menyimpan penatku dalam kutang
kemudian mengirimkannya ke dahaga malam
bukan kepadaku engkau berkelam
di meja judi aku pun tersadai
tapi daun pakau tak pernah menepati janji
duduk memandangku penuh uji
dengan kelepak di tangan yang membenci
jari-jemarinya meluncurkan dengki
aku dibantai dalam singai
jangan kepadaku engkau berandai-andai
wisky dan sampanye terbekah-bekah
memapah tubuhku dengan senyum buih
berselingkuh dengan janji-janji putih
kacan dan ketang telanjang
dalam botol ingin berkencan
sekejap alkohol berkelabat
memandang mataku penut siasat
jangan pulang setelah sesat
aku muntah dalam pizza
spagheti melilitku dengan percuma
piring-piring yang telah membuka aurat
dengan rock penghantar syahwat
ekstasi berbuntil nikmat
air mineral terperanjat
kepadaku peluk diperketat
sungguh engkau tak akan berkhianat
aku ketawa pada setiap lampu
pada jalan-jalan yang ditinggalkan arah
meloncat dari kabut ke kabut
duduk di atas bintang bertemankan bulan
kemudian dengan jaket hitam
menggoda dinihari yang tak lagi perawan
tapi embun dengan kekuatan sepi
menolakku ke pinggir hari
jahanamlah engkau yang tak mengenal diri
lalu malam pun bersurai
dengan azam menjunjung setia
syafak membentangkan tangan
bagaikan mengempang semua rasa
aku entah di mana
Sumber: Tersebab Aku Melayu (Buku Sajak Penggal Kedua, 2010)
Analisis Puisi:
Puisi "Datang pada Setiap" karya Taufik Ikram Jamil adalah sebuah karya yang sarat dengan gambaran-gambaran metaforis yang mendalam tentang perjalanan emosional dan spiritual manusia.
Perjalanan Emosional: Puisi ini menggambarkan perjalanan emosional seseorang yang mengalami berbagai kondisi psikologis. Mulai dari kegembiraan hingga kesedihan, penyair mengeksplorasi beragam perasaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Metafora Burung: Burung dalam puisi ini digunakan sebagai simbol kebebasan dan perubahan. Penyair menggambarkan burung yang hinggap pada berbagai kondisi dan situasi, mencerminkan perjalanan hidup yang penuh dengan tantangan dan keadaan yang berubah-ubah.
Konflik dan Tantangan: Terdapat konflik internal yang tergambar melalui pengalaman burung dalam puisi ini. Burung menghadapi penolakan, pengkhianatan, dan kekecewaan dalam interaksi dengan lingkungannya, mencerminkan tantangan yang dihadapi manusia dalam menjalani kehidupan.
Gambaran Urban: Beberapa gambaran dalam puisi ini, seperti meja judi, alkohol, dan lampu jalan, memberikan nuansa urban yang menegaskan keadaan kota sebagai latar belakang kehidupan yang kompleks dan penuh dengan godaan.
Penolakan dan Pencarian Makna: Meskipun mengalami penolakan dan kekecewaan, burung dalam puisi ini tetap melanjutkan perjalanannya dengan penuh semangat dan keteguhan. Ini mencerminkan keinginan manusia untuk terus mencari makna dan tujuan dalam hidup, meskipun dihadapkan pada berbagai rintangan.
Pembebasan dan Keterasingan: Ada juga tema pembebasan dan keterasingan yang tergambar dalam puisi ini. Burung, meskipun bebas melintasi berbagai situasi, sering kali merasa terasing dan tidak dipahami oleh lingkungannya, mencerminkan pengalaman manusia dalam menjalani kehidupan yang kadang-kadang menyendiri.
Dengan demikian, puisi "Datang pada Setiap" adalah sebuah puisi yang menggambarkan perjalanan emosional dan spiritual manusia dalam menghadapi berbagai tantangan dan pengalaman kehidupan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna dan tujuan dalam hidup serta pentingnya keteguhan hati dalam menghadapi segala kondisi yang dihadapi.
Karya: Taufik Ikram Jamil
Biodata Taufik Ikram Jamil:
- Taufik Ikram Jamil lahir pada tanggal 19 September 1963 di Bengkalis, Riau, Indonesia.
