Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Jawaban 'tuk Eyang Sapardi (Karya Roman Adiwijaya)

Puisi “Jawaban 'tuk Eyang Sapardi” karya Roman Adiwijaya bercerita tentang seseorang yang mencoba mencintai dengan sederhana, namun terbentur pada ...

Jawaban 'tuk Eyang Sapardi


Eyang,
Rupanya mencintainya dengan sederhana
Tak mungkin bisa dilakukan
Jika orang tuanya menginginkan yang sempurna

Analisis Puisi:

Puisi “Jawaban 'tuk Eyang Sapardi” karya Roman Adiwijaya adalah respons langsung terhadap puisi legendaris “Aku Ingin” karya Sapardi Djoko Damono. Sapardi merumuskan cinta dalam bentuk paling murni dan puitis—sederhana, tak bersuara, dan tak menuntut balasan—sementara Roman Adiwijaya menyajikan realitas pahit yang kerap dihadapi cinta: tekanan sosial dan ekspektasi keluarga.

Tema

Tema utama puisi ini adalah ketidaksanggupan cinta sederhana menghadapi realitas sosial. Roman mengangkat persoalan bagaimana cinta yang tulus dan tanpa syarat bisa goyah atau bahkan tidak mungkin terjadi ketika berhadapan dengan keinginan pihak luar, terutama orang tua dari sang kekasih.

Puisi ini bercerita tentang seseorang yang mencoba mencintai dengan sederhana—sebagaimana puisi Sapardi—namun terbentur pada tuntutan orang tua kekasihnya yang menginginkan sesuatu yang lebih dari sekadar cinta. Bukan rasa yang mereka pertanyakan, melainkan aspek kesempurnaan dalam arti konvensional: status, harta, latar belakang, atau mungkin prestise.

Makna Tersirat

Puisi ini menyimpan beberapa makna tersirat:
  • Cinta yang murni sering kali tak cukup di tengah dunia yang sarat tuntutan dan norma sosial.
  • Kesederhanaan menjadi kemewahan yang sulit dicapai dalam cinta, jika pihak lain menuntut syarat-syarat di luar kendali dua insan.
  • Kritik sosial terhadap ekspektasi keluarga yang kadang menjadi penghalang hubungan yang tulus.
  • Dialog antar generasi: Roman seakan berbicara kepada Sapardi, yang mewakili idealisme, dengan sudut pandang realisme masa kini.

Suasana dalam Puisi

Suasana yang terasa dalam puisi ini adalah pilu dan pasrah, diselimuti ironi. Penulis tidak marah, tidak juga memberontak. Ia hanya menyampaikan kenyataan: bahwa ada hal-hal yang membuat cinta tidak bisa sesederhana yang diharapkan.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Beberapa pesan yang dapat ditangkap dari puisi ini:
  • Mencintai dengan sederhana adalah cita-cita yang indah, tapi tidak selalu bisa diwujudkan.
  • Cinta tidak hanya tentang dua orang, tapi juga tentang lingkungan, terutama keluarga.
  • Ada konflik abadi antara idealisme dan realitas dalam urusan hati.
  • Kesempurnaan yang diminta orang lain bisa membunuh kesederhanaan yang paling tulus.

Imaji

Meskipun singkat, puisi ini memunculkan imaji emosional yang kuat, terutama dalam penggambaran:
  • “Rupanya mencintainya dengan sederhana / Tak mungkin bisa dilakukan” → menciptakan bayangan tentang seseorang yang mencoba mencintai dengan polos, namun terhenti oleh kenyataan.
  • “Jika orang tuanya menginginkan yang sempurna” → menyiratkan tekanan luar yang tak bisa dilawan, membangun imaji tentang cinta yang tertahan.

Majas

Puisi ini menggunakan beberapa majas:
  • Ironi: Ada kontras yang tajam antara niat mencintai dengan sederhana dan realita yang menuntut kesempurnaan.
  • Paradoks: “Mencintai dengan sederhana tak bisa dilakukan” adalah ungkapan paradoksal. Kesederhanaan, yang secara logika harus mudah, justru mustahil dalam konteks tertentu.
  • Apostrof (sapaan langsung): Penyair menyapa “Eyang”, yang jelas ditujukan kepada Sapardi Djoko Damono, seolah sedang berdialog dalam ruang batin dan lintas generasi.
Puisi "Jawaban 'tuk Eyang Sapardi" karya Roman Adiwijaya adalah sebuah respons puitis dan reflektif yang menempatkan cinta dalam ruang realitas sosial. Di balik kesederhanaan baris-barisnya, tersimpan perenungan yang dalam tentang betapa idealisme cinta kerap tak cukup melawan tekanan dunia nyata.

Roman tidak sedang membantah Sapardi, melainkan melengkapi. Ini menunjukkan bahwa dalam dunia di mana cinta harus melewati pagar ekspektasi, kadang kata-kata paling indah pun tak cukup menjadi bekal. Cinta tidak cukup hanya “sederhana” jika yang diminta adalah “sempurna”.

Roman Adiwijaya
Puisi: Jawaban 'tuk Eyang Sapardi
Karya: Roman Adiwijaya

Biodata Roman Adiwijaya:
  • Roman Adiwijaya saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Terbuka, Prodi Ilmu Hukum.
© Sepenuhnya. All rights reserved.