Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Panggung Sandiwara (Karya Ali Hasjmy)

Puisi "Panggung Sandiwara" karya Ali Hasjmy adalah puisi yang penuh dengan pertobatan, rasa syukur, dan kerendahan hati.
Panggung Sandiwara

Hari-hari akhir ini,
Tambah menyadarkan aku,
Betapa indahnya hidup ini,
Bila berpadu rukun dan damai,
Semakin terasa Kebesaran Allah,
Semakin yakin kelemahan diri,

"ya Allah"
Aku bernajat dalam hati,
"Berilah aku ampunan,
Aku mengaku, dausaku banyak,
Engkau Mahapengampun, Mahapemurah,
Aku yakin, pintu taubat
Masih terbuka untukku....

Karena kasih-sayangMu, Ya Allah,
Di Rumah Sakit MMC ini,
Rahmat-Mu tetap melindungiku,
Para Dokter, Para Perawat,
Melepaskan aku keluar
Dengan air mata,
Dengan doa selamat...

Ya Ilahi!
Aku lebih menyadari kini,
Dunia adalah panggung sandiwara,
Aku salah seorang pemainnya,
Hari-hari ini aku bermain
Sebagai orang sakit,
Aku tidak tahu
Besok entah jadi apa....?

Rabbi!
Kalau pintaku tidak berlawanan
Dengan Qadla-Qadar-Mu
Aku rindu tetap menjadi
Fakir pengabdi-Mu
Pengembala yang hauskan
Mahabbah dan Rahmah-Mu.

Sumber: Semakin Terasa Kebesaran-Mu ya Allah (1997)

Analisis Puisi:

Puisi "Panggung Sandiwara" karya Ali Hasjmy adalah refleksi pribadi penulis tentang pengalaman sakit dan pertobatan.

Refleksi atas Pengalaman Pribadi: Puisi ini dimulai dengan penyair mencerminkan pengalaman sakit pribadinya. Penyair merenungkan arti hidup dan kesehatan yang sering diabaikan saat sehat. Pengalaman sakit telah membawa penyair untuk lebih menyadari dan bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Tuhan.

Pertobatan dan Doa: Puisi ini juga mencerminkan pertobatan dan doa. Penyair mengakui dosa-dosanya ("dausaku banyak") dan memohon ampunan Tuhan. Ini menciptakan perasaan kerendahan hati dan rasa syukur atas kasih dan pengampunan Tuhan.

Keterbatasan Manusia: Penyair dengan rendah hati menyadari keterbatasan manusia dan menyebutkan bahwa dunia adalah "panggung sandiwara." Ini adalah pengingat tentang kerentanan manusia dan ketidakpastian hidup.

Hubungan dengan Tuhan: Puisi ini mengekspresikan hubungan yang dalam dengan Tuhan ("Rabbi!") dan rindu untuk tetap menjadi hamba Tuhan yang taat. Penyair mengejar mahabbah (kasih sayang) dan rahmah (rahmat) Tuhan, yang menunjukkan kerinduan untuk hidup dalam rahmat dan kasih sayang Tuhan.

Struktur Puisi: Puisi ini memiliki struktur yang sederhana dan terbagi menjadi beberapa bait yang menggambarkan perjalanan pemikiran penyair. Bahasa yang digunakan dalam puisi ini adalah bahasa yang lugas dan mendalam, memungkinkan pembaca untuk merasakan emosi penyair.

Secara keseluruhan, "Panggung Sandiwara" adalah puisi yang penuh dengan pertobatan, rasa syukur, dan kerendahan hati. Ini adalah pengingat tentang keterbatasan manusia dan ketergantungan pada Tuhan, serta kerinduan untuk hidup dalam kasih sayang dan rahmat-Nya. Puisi ini menciptakan suasana yang mendalam dan reflektif bagi pembaca.

Ali Hasjmy
Puisi: Panggung Sandiwara
Karya: Ali Hasjmy

Biodata Ali Hasjmy:
  • Prof. Ali Hasjmy lahir di Lampaseh, Aceh Besar dengan nama lengkap Muhammad Ali Hasyim pada tanggal 28 Maret 1914.
  • Prof. Ali Hasjmy meninggal dunia di Banda Aceh, pada tanggal 18 Januari 1998.
  • Dalam dunia sastra, Prof. Ali Hasjmy pernah menggunakan beberapa nama pena, antara lain Al Hariry, Aria Hadiningsun dan Asmara Hakiki.
© Sepenuhnya. All rights reserved.