Ada Hari Ada
Ada suatu masa
Melingkupi segala kasih
Yang ada di setiap hati
Ada suatu makna
Yang menyimpan segala arti
Dari seluruh kaligrafi sunyi
Ada indah asal semula kata
Dari yang ada setiap hari
Ada dari segala yang tiada
Melangkah dan melampaui hari
Ada jelita ruh meninggi
Melampaui soraksorai jenazah sepi
Ada suatu hari
Meminta kalian
Dan segala
menjadi puisi
Analisis Puisi:
Puisi "Ada Hari Ada" karya Sutardji Calzoum Bachri menciptakan sebuah eksplorasi tentang makna dan keindahan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.
Makna Keberadaan: Puisi ini membuka dengan penggambaran tentang "suatu masa" dan "suatu makna" yang melingkupi keberadaan dan kasih sayang di setiap hati. Hal ini menyoroti kerumitan dan kedalaman pengalaman manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Ketakberartiannya Kata-Kata: Ada penekanan pada keberartian kata-kata dan keindahan kaligrafi yang tersembunyi dalam sunyi. Ini merujuk pada kekuatan bahasa dan keindahan dalam ekspresi, serta kekayaan makna yang tersirat dalam kata-kata.
Indah dalam Kehidupan Sehari-hari: Puisi menekankan keindahan yang terdapat dalam hal-hal sederhana dan rutin dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan frasa "indah asal semula kata" menyoroti kemampuan untuk menemukan keindahan dalam setiap detil dan momen kehidupan.
Transendensi dan Kebangkitan: Puisi ini mencapai tingkat transendensi yang lebih tinggi dengan menyatakan bahwa keberadaan manusia melampaui batas-batas waktu dan materi. Ada upaya untuk melampaui kematian dan kesepian, serta mencapai keindahan yang lebih tinggi dan pemahaman yang lebih dalam.
Puisi sebagai Ekspresi Kehidupan: Pada akhirnya, puisi ini menegaskan bahwa kehidupan itu sendiri adalah puisi. Setiap detil, setiap momen, dan setiap pengalaman adalah bagian dari komposisi puisi yang indah, yang menciptakan jalinan makna dan keberadaan yang kompleks dan memukau.
Puisi "Ada Hari Ada" karya Sutardji Calzoum Bachri adalah sebuah refleksi tentang makna keberadaan manusia, keindahan bahasa, dan transendensi dalam kehidupan sehari-hari. Melalui penggunaan bahasa yang kaya dan simbolisme yang dalam, puisi ini mengajak pembaca untuk mempertimbangkan keindahan dan kebijaksanaan yang terdapat di sekitar kita setiap hari.
Karya: Sutardji Calzoum Bachri
Biodata Sutardji Calzoum Bachri
- Sutardji Calzoum Bachri lahir di Rengat, Indragiri Hulu, Riau, pada tanggal 24 Juni 1941.
- Sutardji Calzoum Bachri merupakan salah satu pelopor penyair angkatan 1970-an.