Ada Ratap
Ada Nyanyi
Di kedai-kedai kopi tua
Sepanjang jalanan kecil desa
Ada ratap ada nyanyi
Di kedai-kedai kopi tua
Sepanjang jalanan kecil desa
Ada ratap ada salung
1962
Sumber: Horison (Oktober, 1969)
Analisis Puisi:
Puisi "Ada Ratap Ada Nyanyi" karya Rusli Marzuki Saria adalah sebuah potret sederhana namun sarat makna tentang kehidupan masyarakat di desa. Melalui simbol kedai kopi tua dan suasana jalanan kecil desa, penyair menampilkan realitas keseharian yang penuh kontradiksi: ada ratap sekaligus ada nyanyi. Dengan gaya singkat dan repetitif, puisi ini menghadirkan harmoni antara kesedihan dan kebahagiaan yang menyatu dalam kehidupan.
Tema
Tema puisi ini adalah kehidupan masyarakat desa yang penuh dinamika, dengan suka dan duka yang hadir secara berdampingan.
Puisi ini bercerita tentang suasana kedai kopi tua di jalanan desa, tempat berkumpulnya masyarakat yang membawa cerita hidup mereka: ada yang meratap dalam kesedihan, ada pula yang bernyanyi dalam kegembiraan. Kedai kopi menjadi simbol ruang sosial tempat berbagai emosi bercampur.
Makna Tersirat
Makna tersirat dari puisi ini adalah bahwa hidup selalu menghadirkan dualitas: ratap dan nyanyi, duka dan suka, kehilangan dan harapan. Penyair ingin menegaskan bahwa keduanya adalah bagian alami dari kehidupan manusia, dan kedai kopi tua di desa adalah cermin kecil dari realitas tersebut.
Suasana dalam Puisi
Suasana dalam puisi ini terasa nostalgis, sederhana, dan kontras. Ada kehangatan suasana kedai kopi tua, namun di baliknya juga tersimpan kesedihan yang tidak bisa diabaikan.
Amanat / Pesan
Pesan yang dapat dipetik dari puisi ini adalah hidup tidak pernah sepenuhnya bahagia atau sepenuhnya sedih; keduanya berjalan beriringan, dan manusia perlu menerima kenyataan itu dengan lapang dada.
Imaji
Puisi ini menghadirkan imaji yang cukup kuat meski singkat:
- “kedai-kedai kopi tua” menghadirkan gambaran visual tentang tempat sederhana penuh cerita.
- “Sepanjang jalanan kecil desa” memberi imaji visual suasana perdesaan yang intim dan akrab.
- “Ada ratap ada nyanyi” dan “Ada ratap ada salung” menghadirkan imaji auditori yang kontras antara suara kesedihan dan kegembiraan.
Majas
Beberapa majas yang digunakan antara lain:
- Repetisi: pengulangan frasa “Di kedai-kedai kopi tua / Sepanjang jalanan kecil desa” untuk menegaskan tempat sebagai latar utama.
- Antitesis: kontras “ratap” dan “nyanyi” yang menggambarkan dua sisi kehidupan.
- Metonimia: “salung” (alat musik tiup tradisional) dipakai untuk melambangkan hiburan, musik, dan ekspresi kegembiraan masyarakat.
Puisi "Ada Ratap Ada Nyanyi" karya Rusli Marzuki Saria menyampaikan refleksi sederhana namun mendalam tentang kehidupan desa. Dengan tema suka dan duka yang berdampingan, puisi ini bercerita tentang kedai kopi tua sebagai ruang sosial tempat semua cerita hidup berkumpul. Imaji desa, suara ratapan, dan nyanyian menjadikan puisinya hidup, sementara majas repetisi dan antitesis memperkuat pesan bahwa hidup adalah gabungan antara kesedihan dan kebahagiaan. Amanat yang dapat dipetik adalah pentingnya menerima kedua sisi kehidupan itu sebagai kenyataan yang tak terpisahkan.
Puisi: Ada Ratap Ada Nyanyi
Karya: Rusli Marzuki Saria
Biodata Rusli Marzuki Saria:
- Rusli Marzuki Saria lahir pada tanggal 26 Februari 1936 di Kamang, Bukittinggi.