Analisis Puisi:
Puisi "Antara Pentagon dan Unsyiah" karya Herman RN menghadirkan refleksi kritis terhadap peristiwa besar yang mengguncang dunia dan kehidupan lokal. Dengan mengaitkan tragedi 11 September 2001 di Amerika Serikat dengan peristiwa di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Aceh, penyair menampilkan ironi dan kegelisahan tentang nasib sebuah bangsa, ingatan kolektif, serta sikap para pemimpin yang dianggap lalai atau abai.
Tema
Tema utama puisi ini adalah ironi peristiwa global dan lokal yang sama-sama tragis, serta kritik sosial terhadap kepemimpinan dan perhatian yang tidak merata.
Puisi ini bercerita tentang dua peristiwa yang terjadi pada tanggal yang mirip, yakni 11 September 2001 di Pentagon dan WTC, serta 11 September 2008 ketika perabung (atap gedung) Unsyiah meledak. Penyair membandingkan dua tragedi tersebut, lalu mengaitkannya dengan kehadiran seorang tokoh penting yang datang ke Aceh, tetapi justru tidak singgah ke Unsyiah meskipun mengaku dekat dengan warganya.
Makna tersirat
Makna tersirat dalam puisi ini adalah kritik terhadap sikap pemimpin yang hanya hadir secara simbolis tanpa benar-benar peduli pada penderitaan atau persoalan rakyat. Penyair juga ingin menegaskan bahwa tragedi tidak hanya terjadi di pusat dunia seperti Amerika, tetapi juga bisa menimpa masyarakat lokal. Namun, peristiwa lokal sering kali tidak dianggap penting atau diabaikan oleh mereka yang berkuasa.
Suasana dalam puisi
Suasana dalam puisi ini adalah penuh ironi, getir, dan sindiran tajam. Ada nuansa kesedihan atas tragedi yang terjadi, tetapi juga kekecewaan terhadap kepemimpinan yang tidak menunjukkan empati nyata.
Amanat / pesan yang disampaikan
Pesan yang dapat diambil dari puisi ini adalah setiap tragedi, baik global maupun lokal, memerlukan perhatian yang serius. Pemimpin seharusnya benar-benar peduli dan hadir untuk rakyat, bukan sekadar memberi pengakuan atau gelar simbolis.
Imaji
Puisi ini mengandung beberapa imaji yang kuat:
- Imaji visual: “Letusan di puncak Pentagon,” “WTC terbakar,” “perabung Unsyiah meletus,” menghadirkan gambaran peristiwa tragis yang nyata.
- Imaji perasaan: rasa kecewa dan getir ketika seorang tokoh penting justru melewatkan momen untuk menunjukkan kepedulian nyata.
Majas
Beberapa majas yang muncul dalam puisi ini antara lain:
- Ironi – perbandingan antara tragedi besar di Amerika dengan tragedi lokal di Aceh, yang sama-sama penting tetapi tidak mendapat perhatian seimbang.
- Sarkasme halus – ketika penyair menyinggung seorang tokoh yang “mengaku wali dari penduduk Unsyiah” tetapi tidak singgah ke kampus tersebut.
- Repetisi angka simbolik – penggunaan angka sebelas (11 September) sebagai penanda waktu yang sarat makna dan kesan mistis atau kebetulan yang ironis.
Puisi "Antara Pentagon dan Unsyiah" karya Herman RN adalah cermin dari ingatan kolektif yang menghubungkan peristiwa global dan lokal dalam bingkai ironi. Penyair menggunakan simbol tanggal, ledakan, dan kehadiran tokoh penting untuk menegaskan kritiknya terhadap kepemimpinan yang abai. Melalui perpaduan imaji tragedi dan majas ironi, puisi ini menyampaikan pesan mendalam: tragedi rakyat, sekecil apa pun, seharusnya mendapat perhatian yang tulus, bukan sekadar kata-kata kosong.
Puisi: Antara Pentagon dan Unsyiah
Karya: Herman RN
Karya: Herman RN
Biodata Herman RN:
- Herman RN lahir pada tanggal 20 April 1983 di Kluet, Aceh Selatan.
