Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Daraku (Karya Hartojo Andangdjaja)

Puisi "Daraku" karya Hartojo Andangdjaja bercerita tentang seseorang yang memanggil kekasihnya dengan sebutan penuh intim, “daraku”, sebuah ...

Daraku

kepada J. I. M. Soeaty

Dalam hatiku kusebut engkau: daraku!
dalam hatiku kukatakan diriku: gila!
aku selalu berada di sawang angkasa
awan putih dan langit biru
kenangan jauh tiada tepi
kenangan hampa tanpa isi.

Bila kulihat kudungmu itu merah jambu
mengapa hati ini jadi beku
dan lagak ini jadi kaku,
layak bersimpuh seluruh tubuh:
— terserah padamu! —
tapi cuma satu teringat selalu
kita ini sering lucu
tawa dan senda sering jenaka

Sampan terus melaju di langit biru,
tapi siapa mengusik aku?
melemahkan tangan pada cekaman dayungku!
— Eva? —
Ah, alangkah lemahnya engkau, jiwa!

1947

Sumber: Kumpulan Puisi (2019)

Analisis Puisi:

Hartojo Andangdjaja adalah salah satu penyair Indonesia yang karya-karyanya sering menyingkap sisi batin manusia, termasuk cinta, kerinduan, dan pergulatan jiwa. Dalam puisi "Daraku," ia menampilkan perasaan cinta yang kompleks: ada gairah, ada kelembutan, sekaligus ada kelemahan batin yang membuat sosok lirik merasa rapuh. Puisi ini menjadi semacam percakapan intim dengan seseorang yang disebut “daraku”, sosok yang memiliki kedekatan emosional begitu kuat dalam kehidupan penyair.

Tema

Tema puisi Daraku adalah cinta dan kerinduan yang bercampur dengan kelemahan batin. Cinta tidak hanya dipenuhi tawa dan kebahagiaan, tetapi juga menyingkap sisi rapuh, cemas, bahkan ketidakberdayaan seorang manusia di hadapan rasa.

Puisi ini bercerita tentang seseorang yang memanggil kekasihnya dengan sebutan penuh intim, “daraku”, sebuah metafora yang menunjukkan ikatan sangat dekat dan vital. Lirik aku mengungkapkan rasa cintanya yang begitu dalam, namun di balik cinta itu terselip kelemahan, kebingungan, bahkan rasa tidak berdaya. Ada kenangan indah bersama, ada senda gurau yang dikenang, namun cinta ini juga memunculkan perasaan gamang, seperti tangan yang melemah ketika harus terus mendayung sampan kehidupan.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah bahwa cinta bisa menjadi kekuatan sekaligus kelemahan. Ia bisa memberi kebahagiaan melalui kenangan dan tawa, tetapi juga membuat manusia rapuh, bingung, bahkan merasa gila. Sosok “Eva” yang muncul di akhir puisi dapat dimaknai sebagai simbol kelemahan manusia, merujuk pada kisah asal mula manusia dalam tradisi Kitab Suci, bahwa cinta dan keinginan bisa membawa manusia pada keterjebakan perasaan yang melemahkan.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini terasa intim, melankolis, namun juga getir. Di satu sisi ada tawa, senda gurau, dan cinta yang indah. Namun di sisi lain, ada rasa beku, kaku, dan lemah, yang memperlihatkan bahwa cinta tidak selalu membawa keteguhan hati.

Amanat / Pesan yang Disampaikan Puisi

Amanat puisi ini adalah bahwa cinta harus dihayati dengan kesadaran, bukan hanya sebagai kenangan indah atau perasaan meluap, melainkan juga dengan pengendalian diri. Cinta bisa membuat manusia bahagia, tetapi jika tidak diimbangi dengan kekuatan jiwa, ia juga bisa membuat manusia rapuh.

Imaji

Puisi ini kaya akan imaji yang menghadirkan perasaan batin sekaligus gambaran visual:
  • “awan putih dan langit biru” menghadirkan imaji kedamaian dan kebebasan, namun juga kesepian.
  • “sampan terus melaju di langit biru” menciptakan imaji surreal tentang perjalanan hidup yang penuh tantangan.
  • “kudungmu itu merah jambu” memberi kesan romantis sekaligus simbol kelembutan cinta yang membuat hati lirik aku menjadi kaku.

Majas

Beberapa majas yang tampak dalam puisi ini antara lain:
  • Metafora: “daraku” sebagai simbol kedekatan batin yang sangat intim, seolah sosok yang dicintai menjadi bagian vital dari hidup penyair.
  • Hiperbola: “aku selalu berada di sawang angkasa” menggambarkan betapa cintanya membuat dirinya melayang dalam dunia penuh kenangan.
  • Personifikasi: “sampan terus melaju di langit biru” menggambarkan perjalanan hidup yang digerakkan oleh cinta.
Puisi "Daraku" karya Hartojo Andangdjaja menampilkan cinta sebagai pengalaman manusia yang penuh paradoks: indah sekaligus getir, memberi kebahagiaan sekaligus kelemahan. Dengan tema cinta dan kerinduan, puisi ini bercerita tentang perjalanan batin seseorang yang larut dalam kenangan, perasaan intim, serta dilema antara kebahagiaan dan kerapuhan jiwa. Imaji dan majas yang digunakan memperkuat nuansa emosionalnya, menjadikan puisi ini bukan hanya kisah cinta personal, tetapi juga refleksi universal tentang bagaimana cinta bekerja dalam kehidupan manusia.

Hartojo Andangdjaja
Puisi: Daraku
KaryaHartojo Andangdjaja

Biodata Hartojo Andangdjaja:
  • Hartojo Andangdjaja (Ejaan yang Disempurnakan: Hartoyo Andangjaya) lahir pada tanggal 4 Juli 1930 di Solo, Jawa Tengah.
  • Hartojo Andangdjaja meninggal dunia pada tanggal 30 Agustus 1990 (pada umur 60 tahun) di Solo, Jawa Tengah.
  • Hartojo Andangdjaja adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.