Sumber: Porodisa Surga di Halaman Depan (2017)
Analisis Puisi:
Puisi "Hikayat Pala" karya Tjahjono Widarmanto adalah sebuah karya yang sarat dengan gambaran perjalanan, keberanian, dan akhirnya, penerimaan akan takdir.
Perjalanan Fisik dan Spiritual: Puisi ini membawa pembaca pada perjalanan fisik dan spiritual yang melintasi benua-benua dan lautan-lautan. Penggunaan metafora seperti "ditiup angin selatan dan angin barat" dan "mendekam dalam ceruk-ceruk lembah" menciptakan gambaran tentang petualangan yang luas dan mendalam.
Karakter Si Tua: Tokoh "si tua" dalam puisi ini diangkat sebagai simbol kebijaksanaan, keberanian, dan kekuatan. Meskipun telah terpuruk oleh takdir dan perjalanan yang berat, dia tetap mewakili keberanian dan ketahanan dalam menghadapi tantangan hidup.
Konflik dan Pertempuran: Puisi ini menggambarkan konflik dan pertempuran yang dialami oleh "si tua" dalam perjalanan hidupnya. Penggunaan bahasa yang kuat, seperti "seringai badai api menggasak pantai-pantai", memberikan gambaran tentang keberanian dan keteguhan hati dalam menghadapi kesulitan.
Penerimaan akan Takdir: Meskipun mengalami banyak kesulitan dan penderitaan, "si tua" pada akhirnya menerima takdirnya dengan penuh martabat. Dia menerima bahwa hidupnya adalah bagian dari sebuah cerita yang lebih besar, yang tak selalu dapat dia kendalikan.
Simbolisme dan Metafora: Penyair menggunakan simbolisme dan metafora secara luas dalam puisi ini untuk menyampaikan makna yang mendalam. Misalnya, penggunaan "pulau di ujung dunia" sebagai pengganti harta kekayaan mencerminkan bahwa kekayaan sejati terletak dalam pengalaman dan keberanian.
Bahasa yang Kuat dan Imajinatif: Bahasa dalam puisi ini sangat kuat dan imajinatif, menciptakan gambaran yang hidup dan menarik. Penggunaan kata-kata yang kaya dan deskriptif menghidupkan petualangan "si tua" dan mengundang pembaca untuk merenungkan arti yang lebih dalam.
Puisi "Hikayat Pala" karya Tjahjono Widarmanto adalah sebuah karya yang penuh dengan petualangan, konflik, dan akhirnya penerimaan akan takdir. Melalui penggunaan bahasa yang kuat dan imajinatif, puisi ini menggambarkan perjalanan spiritual dan fisik seorang tokoh yang menghadapi berbagai tantangan hidup dengan keberanian dan martabat.
