Honolulu Zoo
matahari gerimis di atas payung
hijau, bertaburan di ujung-ujung rumput
kusebut namamu sekali
sewaktu angin menjemput panas siang hari
sewaktu seratus merpati tiba-tiba bernyanyi
di sekeliling kita, ada yang terasa gerimis
jauh di dalam
tatkala kulihat sesuatu melintas cepat, padamu
Analisis Puisi:
Puisi "Honolulu Zoo" karya Sapardi Djoko Damono menghadirkan gambaran atmosferik yang kaya akan detail alam dan pengamatan halus terhadap kehidupan sehari-hari. Dalam puisi ini, penulis menciptakan suasana yang tenang namun penuh dengan nuansa yang menyentuh.
Tema
Tema utama dalam puisi ini tampaknya adalah keintiman dan momen pengamatan yang lembut terhadap lingkungan sekitar. Puisi ini menggambarkan sebuah momen di kebun binatang Honolulu, di mana penulis merenungkan keindahan alam dan momen-momen kecil yang berkesan.
Imaji
Sapardi Djoko Damono menggunakan imaji yang kuat untuk mengeksplorasi pengalaman visual dan sensorial. Contohnya, penggambaran "matahari gerimis di atas payung / hijau, bertaburan di ujung-ujung rumput" menciptakan gambaran visual tentang keindahan alam yang tenang dan mempesona.
Suasana dan Nuansa
Puisi ini menghadirkan suasana yang damai dan merenungkan. Penyebutan "sewaktu seratus merpati tiba-tiba bernyanyi / di sekeliling kita, ada yang terasa gerimis" menciptakan nuansa kehadiran alamiah dan ketenangan dalam momen-momen kecil.
Bahasa dan Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan oleh Sapardi Djoko Damono cenderung sederhana namun memperdalam makna dengan setiap kata yang dipilihnya. Misalnya, "tatkala kulihat sesuatu melintas cepat, padamu" menggambarkan momen kejutan atau kehadiran yang tidak terduga dalam keadaan yang tenang.
Makna Simbolis
Secara simbolis, "Honolulu Zoo" dapat diartikan sebagai tempat refleksi diri dan pengamatan terhadap kehidupan dan keindahan alam. Kebun binatang di sini menjadi metafora untuk dunia yang kita jelajahi, sementara setiap detail seperti "seratus merpati" dan "matahari gerimis" menghadirkan momen-momen yang menggetarkan hati.
Puisi "Honolulu Zoo" oleh Sapardi Djoko Damono menawarkan pengalaman batin yang dalam dan refleksi terhadap keindahan alam dan momen-momen kecil dalam kehidupan. Melalui imaji yang kaya dan bahasa yang halus, penulis berhasil menghadirkan gambaran yang mengesankan dan memukau bagi para pembaca yang menikmati keindahan puisi modern yang sederhana namun dalam.
Karya: Sapardi Djoko Damono
Biodata Sapardi Djoko Damono:
- Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
- Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
